Chapter 2: Yes, I accept

23 2 2
                                    

(Author lupa kalo Siska itu naek fixie dan dia malah gambar Siska dengan roadbike🙏)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Author lupa kalo Siska itu naek fixie dan dia malah gambar Siska dengan roadbike🙏)

Siska adalah anak dari pasangan Franseska Liu Fung dan Kevin Liu Fung. Ibunya seorang pengusaha dibidang fashion berupa baju dan kain batik serta beberapa butik juga macam-macam usaha sampingan lainnya. Sementara Ayahnya seorang mantan atlet sepeda gunung yang kini menjadi atlet sepeda balap.

Kehidupan Siska sejak kecil telah diatur dengan tegas oleh Ibunya. Ibunya berharap agar Siska bisa meneruskan bisnis usaha keluarga. Maka dari itu, segalanya telah diatur untuknya. Mulai dari sekolah, les, bahkan teman. Namun Siska tak menyukai itu dan merasa seperti boneka yang pasrah dimainkan. Disisi lain, Ayahnya cenderung lebih santai. Dia sering mengajak Siska bersepeda berkeliling kota ketika dia masih kecil dan ketika Siska sanggup untuk naik sepedanya sendiri, Ayahnya mendaftarkan dirinya yang kala itu berumur 7 tahun untuk mengikuti balapan sepeda pertamanya. Meskipun tidak menang saat itu, Siska merasakan bahwa bersepeda itu menyenangkan. Bersepeda adalah sarana hiburan baginya setelah lelah belajar di sekolah dan tempat les.

Momen itulah yang membuat Siska semakin semangat untuk menjalani kehidupannya. Karena ayahnya akan mengajarinya trik-trik keren jika dia selesai belajar. Siska sangat mengidolakan Ayahnya. Ia yang paling depan untuk menyemangati Ayahnya ketika musim balapan telah tiba. Bersama dengan Ibunya, mereka menyemangati kepala keluarga mereka itu.

Namun nahas, Kevin Liu Fung, Ayah dari Siska Liu Fung tewas mengenaskan dalam kecelakaan sepeda. Dia kehilangan kendali dalam kecepatan tinggi lalu menghujam bebatuan tajam ketika mengikuti balapan ditrek pinggir pantai. Kecelakaan itu menggemparkan dunia olahraga. Pasalnya, Kevin Liu Fung adalah atlet yang digadang-gadang menjadi pemenang balapan kala itu. Skala pertandingan yang sering ia ikuti adalah pertandingan internasional. Banyak pro-kontra timbul akibat insiden nahas itu. Beritanya juga ramai dibahas dan masih menjadi topik dikalangan pesepeda.

Akibat dari peristiwa itu, Siska mengalami syok berat. Ia tak terima akan kepergian ayahnya. Lantas ia membenci sepeda dan kembali menjalani hidup suramnya dulu, menjadi boneka ibunya lagi. Ibunya juga syok, lebih syok dari Siska malah. Karena ketika kematian Suaminya itu, ia sedang mengandung anak kedua mereka dan akibat dari stress itu, ia mengalami keguguran. Rasa sedih dan penyesalan itu meyebabkannya menjadi lebih tegas kepada Siska, anak satu-satunya. Ia benar-benar mengatur Siska dan tak memperbolehkannya kembali bersepeda. Ia tak ingin anak satu-satunya itu mengalami kejadian yang sama seperti suaminya.

Hingga ulang tahun Siska yang ke-15, ia mendapat hadiah sepeda dari neneknya. Ia berkata bahwa sepeda itu adalah hadiah yang sudah lama Ayah Siska siapkan. Dipesan khusus untuk dia seorang. Mendapat hadiah itu, Siska seakan menemukan kembali semangat hidupnya. Sepeda fixed gear atau kerap disebut Fixie itu dirakit khusus untuk tubuhnya yang kecil. Terbuat dari bahan alloy ringan yang beratnya hampir sama dengan material carbon. Ini adalah hadiah ulang tahun terbaik baginya. Kenangan yang mengingatkannya pada sosok idolanya dan juga semangat hidupnya. Namun disisi lain, Ibunya tidak suka Siska menerima hadiah itu. Karena hal itu menghambat proses akademik Siska. Dia hanya fokus ke sepedanya dan tidak peduli lagi dengan nilai akademiknya lagi. Sedangkan bagi Siska, sepeda merah itu sudah seperti kekasihnya. Dia akan melakukan apapun demi bisa bersepeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

START! No HesitationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang