@Toko Buku
Bioskop, 19.08
Rayyan tertidur lelap di pundak Afdan, dan Afdan yang terus memperhatikannya hingga ia menghiraukan Film yang di tayangkan itu. Pundak Afdan terasa kaku, tetapi Afdan tidak benar benar merasakannya. Ia tetap melihat ke arah Rayyan yang tertidur pulas di pundaknya. Sesekali ia melihat ke arah Film, tetapi sering juga ia melihat ke arah Rayyan dan menatapnya. "Aku? Menyukai seseorang sepertimu? Tapi itu bisa saja. Karena kau satu satunya orang yang memperlakukan aku seperti itu di makam ibuku kemarin. Aku tidak pernah merasa setenang itu lagi dalam hidupku setelah ibuku tiada" Pikirnya. Ia terus memikirkan itu di dalam benaknya. Tak sering juga terlintas di dalam pikirannya bahwa Rayyan sangat "Hangat dan lucu".
Ia tidak ingin membangunkan lelaki itu, tetapi tidak lama setelah Film itu selesai dan bioskop mulai menyepi, Rayyan membuka matanya perlahan. Di saat Afdan sadar Rayyan akan bangun ia langsung memalingkan wajahnya seolah olah ia tidak pernah menatapnya. "Hm? Film nya udah selesai? Cepet banget" Ucap Rayyan sembari mengangkat kepalanya dari pundak Afdan. Afdan hanya terdiam dengan wajahnya menoleh ke arah berlawanan dari Rayyan, ia tidak menjawab apa yang di tanyakan oleh Rayyan, ia hanya diam dan menundukkan kepalanya.
"Dan? Lo kenapa?" Tanya Rayyan, Rayyan yang merasa aneh dengan sikap Afdan, ia menegurnya terus menerus, tetapi Afdan tidak menjawab sama sekali teguran itu. Ia bahkan tidak menunjukkan wajahnya kepada Rayyan. "Dan?? Lo kenapa si?? Gue dari tadi manggilin elo, kenapa? Ada yang salah ya? Bilang ke gue Dan kenapa?" Tanya Rayyan dengan panik. Rayyan benar benar merasa aneh dengan Afdan. Afdan tidak mengeluarkan sepatah katapun, juga tidak memperlihatkan wajahnya, lalu Rayyan yang panik memegang wajah Afdan, membuatnya secara terpaksa memperlihatkan wajahnya di depan wajah Rayyan.
"LO KENAPA SI?" Tanya Rayyan dengan perasaan kesal juga panik jika ternyata terjadi sesuatu dengan Afdan. Rayyan melihat wajah Afdan yang menangis di depannya. "KENAPA DAN? LO KENAPA?? KENAPA LO NANGIS? AFDAN?" Teriaknya. Tetapi Afdan tidak mengatakan apapun, ia hanya terdiam, hanya air matanya terus membasahi wajahnya. Rayyan terus menerus menannyakan hal yang sama kepada Afdan, tetapi Afdan tetap saja tidak menjawabnya. Ia seperti membisu saat itu. Tetapi tiba tiba ada kata yang keluar dari mulutnya Afdan. "T-ti-dak.. aku baik baik baik sa-ja.." Jawabnya kaku. "Kau kenapa?" Tanya lagi Rayyan. "T-tidak, hanya saja Filmnya terlalu sedih.." Ucap Afdan. "Benarkah? Aku sangat khawatir kau tau? Kalau begitu aku akan menghiburmu lagi!! Ayo kita pergi, tapi kau jangan menangis lagi" bujuk Rayyan. Rayyan menghapus air mata di wajah Afdan, Afdan merasa tenang, juga sangat bahagia di waktu yang bersamaan saat itu.
Mereka keluar dari Mall tersebut dan pergi mengendarai mobil menuju toko buku, Rayyan sangat tau bahwa Afdan sangat menyukai buku, ia tidak pernah melepaskan buku di tangannya, terkadang itu adalah buku Novel, Manga, Motivasi, Ataupun buku pelajaran. Ia sangat menyukai buku.
Sesampainya di sana, Afdan benar benar menyukainya. Ia tidak pernah melihat toko buku semewah ini seumur hidupnya. Biasanya ia hanya membeli buku yang dijual oleh seorang pedagang yang ada di pasaran, terkadang juga ia pergi ke Mall untuk membeli buku, tetapi tidak pernah ada yang sebesar ini dan semewah ini tempatnya. Di mana pun mata mu memandang hanya akan ada buku di sana. Afdan pergi kesana kemari melihat buku buku yang belum pernah ia lihat sebelumnya, juga ia menemukan buku yang ia cari cari sebelumnya, mukanya sangat bersinar ia tersenyum tanpa henti melihat buku buku yang berjejer di hadapannya, ia menyukai aroma buku di dalam ruangan itu.
"Hey kutu buku" Ejek Rayyan "Huh? Apa si? Jangan ganggu, gue lagi milih buku buat gue beli, bingung deh, ini apa ini ya?" Ucap Afdan bingung, "Kenapa tidak keduanya saja?" Tanya Rayyan, "Tidak, uang ku tidak cukup untuk membeli dua buku, aku tidak membawa uang lebih" Jawab Afdan dengan sedih karena tidak bisa membawa pulang kedua buku itu. "Yang ini saja" Ucap Rayyan sambil menunjuk buku yang sedang di pegang Afdan di sebelah kanan tangan Afdan. "Oke" Ucap Afdan senang. Rayyan mengambil buku itu dari Afdan lalu meninggikan tangannya, Afdan mencoba meraih buku itu dari Rayyan "Ambil dong" Goda Rayyan, "Ha? Kau ini, beri kan itu!!" Ucap Afdan kesal, Rayyan tetap menjahilinya Tetapi akhirnya juga Rayyan menyerah dan memberi buku itu kepada Afdan.
...
....
.....
......
.......Follow sosmed author ya!
Instagram: @Dwiithnwat_
Tiktok: myktnw @Dwiithnwat
-
Dukung Author dengan cara click tombol ★
Follow untuk mengetahui karya terbaru dari saya.
Share ke temen temen/sosial media kamu.
Dilarang menjiplak alur cerita.Terimakasih...
[ 20 Januari 2019 ] 20.01
KAMU SEDANG MEMBACA
Only One [ First x Khaotung ]
RomanceFirst/Afdan: Janji ya? Khao/Rayyan: Janji. (Maaf)