DNV-1

757 38 0
                                    

TYPOS SPREAD‼️

"BANGUNNNNN"

Gadis yang memejamkan matanya itu mengernyitkan keningnya, merasa terganggu dengan teriakan ibu nya.

CEKLEKKK

"OH MY GOSH, NARA BANGUN UDAH SIANG!!" Wanita yang berstatus ibu nara itu menepuk-nepuk pipi nara dengan pelan, dan sukses membuat nara terbangun.

Nara beranjak, menatap ibu nya yang sedang menatapnya horor, ia mengucek matanya.

"Kamu bergadang ya! mamah kan udah bilang jangan bergadang!" Nara memejamkan matanya mendengar ibu nya mengoceh, oh ayolah ini masih terlalu pagi untuk mengoceh.

.

"Yah, kayanya nara telat deh" Nara menatap pinggiran yang sepi, biasanya pinggiran jalan itu selalu ada siswa-siswi yang berlalu lalang.

"Ya salah sendiri, makannya jangan bergadang" Ucap lelaki di sampingnya

Mendengar itu nara melayangkan cubitannya kepada laki-laki itu "Gue ga ngomong sama lo ya!"

Laki-laki itu meringis mengusap-usap pergelangan tangannya yang terasa ngilu akibat cubitan nara "Durhaka lo nyubit kakak sendiri"

Nara mengangkat kedua bahunya acuh seakan tidak peduli dengan ucapan kakak nya.

"Liam, kamu temen mu itu kok sekarang jarang keliatan?" Ayah membuka suara.

Laki-laki yang bernama liam itu menatap ayahnya yang sedang menyetir "Dia juga kan masih sekolah yah, masa harus tiap hari main sama liam"





"Maaf dek, adek udah telat jadi ga bisa masuk" Ucap satpam penjaga gerbang itu kepada nara.

"Ya ampun pak, please saya ada ulangan pagi, masa ga ikutan sih?!" Ucap nara dengan nada memelas.

"Ga bisa dek, ini udah peraturan sekolah" Final satpam itu.

Nara mengumpati satpam di depannya, kemudian ia tersenyum tipis dan mengangguk, padahal di hati nya ia ingin sekali membunuh satpam di depannya.

"Kenapa yang jaga gerbang bukan pak edo sih!" Gumam nara seraya menjauh dari gerbang.

Tiba-tiba, ide gila terlintas di kepalanya, ia berpikir kenapa tidak memanjat tembok belakang?

Nara menelan ludahnya, menatap tembok di depannya, ternyata setinggi ini.

Dengan ragu ia menyentuh permukaan tembok yang terbilang kotor itu.

"Kalau mau manjat, manjat aja"

Nara melompat kaget, ia menoleh ke samping terdapat laki-laki yang menatapnya datar.

Ia melotot melihat laki-laki di samping yang sudah tidak asing lagi baginya.

"Eh- eumm anu, tembok nya tinggi susah manjat nya hehe, apalagi aku pake rok pendek" Ucap nara, ia tersenyum canggung, nara sangat gugup sekarang.

Laki-laki itu menaikkan satu alisnya "Terus mau nunggu sampe kapan?" Tanya laki-laki itu.

Laki-laki itu melihat nara yang hanya menunduk tak berani menatapnya. "Ayo naik, gue bantu"

Nara mengangkat kepalanya yang sebelumnya ia tekuk, menatap laki-laki di sampingnya tak percaya. "Hah? apa?"

Laki-laki itu berjongkok "Buruan naik, sebelum ketauan"

Nara yang ragu pun hanya terdiam "B-beneran?"

Sontak laki-laki itu berdecak "Ck, buruan"

Dengan ragu ia mulai mengangkat satu kaki nya, dan nara berhasil berdiri tegak, laki-laki itu berdiri memberi akses kemudahan untuk nara memanjat, sambil memegang pergelangan kaki mara.

DELINQUENT [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang