King Cross Station's, London, 31 August 1987
Daniel berdiri santai di peron 9. Menonton keramaian muggle yang berlalu lalang menaiki kereta api. Dan juga memperhatikan kumpulan kepala merah menghilang di balik sebuah dinding di antara peron 9 dan 10 – yang diasumsikannya tak bisa dilihat oleh muggle – dan muncul begitu saja. Daniel menghela nafas saat menyadari orang yang ditunggunya masih belum menghampiri dirinya. Bibirnya mem-pout sempurna dengan wajah ditekuk. Menggerutu sebal tanpa peduli pandangan penuh nafsu namun juga ngeri yang dilancarkan oleh orang – orang yang melihatnya, mereka bahkan bisa melihat aura hitam keluar dari tubuh bocah itu dan siap mencabik – cabik siapapun yang mendekat!! Hell, dia bisa membunuh siapapun sekarang, jadi jangan coba mendekatinya!!
"Dan, Maaf Uncle terlambat..." seruan penuh nada bersalah itu membuat Daniel melemparkan deathglarenya – yang sukses membuat semua orang terdiam di tempat, ternyata makhluk manis nan imut memang bisa menjadi sangat mengerikan! – pada sang paman tersayang.
"Apa yang Uncle cari sih? Glamour Uncle itu ngga akan diketahui mereka kok" ucap Daniel dengan nada sebal. Kemudian berjalan lebih dulu dari pamannya itu, tak peduli dengan jawaban yang akan diberikan sang paman sebgai alasan keterlambatannya datang. Frede mengikutinya bersama dengan Kyle yang entah bagaimana bisa muncul begitu saja.
"Tempat ini tidak berubah," bisik Frede dengan nada kerinduan, dia menatap stasiun itu dengan seksama. Kyle yang mendengarnya mengusap bahunya pelan. Memahami alasan sebenarnya sahabat terbaiknya itu berucap demikian.
"Harrietta... ingat kau jangan lupa kirim surat kalau sudah sampai okey? Jangan melewatkan apapun berita yang perlu kami dengar! Kau paham kan Honey," suara berisik itu lantas menjadi tontonan semua orang. Mereka terlihat sangat mengagumi keluarga yang selalu terlihat harmonis itu. Otomatis, membuat rombongan Daniel terdiam di tempat tidak bisa bergerak.
"Yes Mommy, Daddy. Aku pergi dulu," pamit sang putri Potter dengan riang dan semangat yang berlebihan. Harrietta segera menuju kereta setelah mengecup sayang pipi kedua orangtuanya. Lily dan James Potter langsung melambai ceria. Daniel menatap mereka datar.
"Daniel?" Panggil Frede ragu, dia melihat apa yang diperhatikan oleh Putra Baptisnya itu. Dan dia takut... Daniel akan bersedih dan terluka. Dia sungguh tak ingin melihat air mata mengalir lagi dari mata sang Emerald Boy.
Daniel mendongak dan menaikkan sebelah alisnya. "Ada apa Uncle?" tanya Daniel heran. "Kau baik – baik saja kan?"
"Ya, aku baik. Ah, Dad, Uncle... keretanya akan segera berangkat. Aku pergi dulu ya."
"Okey. Jangan lupa kabari kami jika kau sudah datang. Dan ingat, apapun asramamu... berbuatlah seperti dirimu sendiri, kau mengerti?"
"Iya, Daddy. Aku pamit ya?" ucap Daniel dengan senyum lembut. Dia mengecup pipi ayah dan pamannya bergantian lalu segera memasuki kereta. Kyle dan Frede memandang kereta yang mulai bersiap – siap berangkat. Mereka melambai saat Daniel melambaikan tangannya penuh semangat. Kemudian segera berbalik dengan wajah sedikit tak rela.
"Auch. Sorry," ucap Frede penuh rasa bersalah saat berbalik karena menabrak seseorang di belakangnya.
"Lupakan," sahut sang korban dengan nada datar. Frede menatapnya sekilas lalu segera pergi setelah sebelumnya membungkuk hormat.
"Severus?" Bisik Frede lirih, tapi mampu di dengar oleh sahabatnya yang berjarak sangat dekat dengan Frede. Kyle menoleh dan menaikkan sebelah alisnya saat seorang pria berhidung bengkok menatap punggung sahabatnya dengan tajam. Kyle memilih angkat bahu cuek, karena tau jika sudah saatnya bicara, maka Frede akan mengatakan semuanya.
"Ayo kita harus bergegas" Kyle merangkul pundak Frede yang memang lebih pendek darinya. Tidak melewatkan ekspresi tidak suka dari sosok yang masih menatap sahabatnya itu. Frede tak menolak, malah semakin mempercepat langkahnya mengikuti rangkulan maut Kyle.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen One
FanfictionHarry tidak dianggap keluarganya sendiri karena Harrietta merupakan anak yang mereka anggap terpilih. Makanya Harry menghilang dari keluarga Potter. Tetapi kemudian dia diangkat anak oleh seorang bangsawan Virginia. Dan dia memasuki Hogwarts dengan...