Satu bulan berlalu sejak deklarasi kebencian Jefferson pada Hogwarts. Harry Potter dinyatakan hilang dengan status sebagai Juara dari Triwizard Tournament. Galleon sbeanyak 500 koin yang merupakan hadiah turnamen itu diserahkan kepada Kyle Jefferson, ditambah dengan permintaan maaf dari Kementerian Sihir.
Tak ada satupun penghuni Hogwarts yang merasa tenang dengan kehilangan tersebut. Beberapa keluarga purebloods bahkan menyatakan kekecewaan mereka pada Dumbledore karena dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kebencian Jefferson terhadap Hogwarts dan masyarakat sihir. Hal ini selama beberapa waktu menjadi pemberitaan hangat di Daily Prophet.
Albus Dumbledore meremas perkamen dihadapannya dengan wajah dingin dan aura membunuh. Perkamen itu berupa surat protes dari beberapa keluarga Pureblood yang sebelumnya mendukungnya. Namun karena kasus menghilangnya Harry Potter, keluarga itu menarik dukungan mereka.
Setelah semua usahanya, kerja keras yang ia lakukan sejak masih muda, hanya karena satu orang, kekuasaannya hancur begitu saja? Albus tidak bisa membiarkan Jefferson melakukan semua itu, merusak kerja kerasnya! Sial! Selain Tom, sekarang ia harus memikirkan Virginia juga! Dia harus secepatnya membentuk aliansi yang sempurna! Untuk menghancurkan Tom, dan untuk membuktikan pada Jefferson, kalau Virginia bukanlah apa-apa baginya, bagi Order of Phoenixnya!
Nyanyian sedih yang dikeluarkan Fawkes membuat Albus berdecak kesal. Sejak beberapa hari lalu, Phoenix peliharaannya itu terlihat gelisah dan selalu menatapnya dengan pandangan kecewa. Dan tentu saja, ini semua terjadi karena Jefferson! Tch! Rencananya yang sudah ia susun sempurna selama bertahun-tahun hancur berantakan begitu saja! Sial! Sial! Sial!
Tidak! masih ada Potter yang menjadi ikon Light! Albus bisa memanfaatkan Harrietta untuk menarik simpatisan. Tapi yang menjadi masalah adalah temperamen perempuan itu! Albus tidak bisa membuat calon simpatisan jadi berbalik arah karena emosi Harrietta yang tak bisa dikontrol. Potter dan Weasley, mereka adalah pion Albus untuk mencapai kemenangan melawan Tom nanti.
Tsk! Kalau saja Jefferson tidak menghancurkan rencananya! Ah Sial!!!
Sihir Albus keluar begitu saja dari tubuhnya, sama sekali tak dikendalikan dan menghancurkan beberapa barang penting di sekitarnya. Untuk sesaat, Albus sama sekali tak peduli dengan image Lightnya. Dia hanya ingin melampiaskan kemarahannya kepada sesuatu. Apapun itu! Tidak peduli jika dia mengeluarkan sihir hitam yang tidak lagi dikenal oleh siswa Hogwarts.
Satu hal yang tak diketahui oleh Albus yang belum mengendalikan dirinya adalah, sepasang mata menatapnya dengan pandangan penuh kepuasan dan kelegaan, seakan menikmati kesusahan yang diterima oleh Kepala Sekolah Hogwarts itu.
~drarry-drarry~
Harry tengah sibuk membaca di perpustakaan Jefferson ketika suara gaduh menghampiri telinganya. Menghembuskan nafas lelah, Harry menutup bukunya dan menatap sebal pada 3 pemuda yang sudah berdiri dihadapannya dengan senyuman lebar.
"Apapun alasan kalian memasang wajah seperti itu, aku tau aku dalam masalah besar." Gumam Harry kesal. Yang justru membuat senyuman 3 asasin itu semakin lebar.
"Oh, jangan seperti itu, Harry." Shun Arika memeluknya gemas.
"Kau semakin tidak asik kalau begitu, Harry." Sambung Ray sembari mengacak-acak rambutnya.
Harry menatap tajam pada Cha Jim Suk yang hanya menyeringai melihat mereka. "Jadi, apa rencana kalian sebenarnya?"
"Kau kan bukan siswa Hogwarts lagi, bagaimana kalau kami menemanimu latihan?"
"Latihan apa?" telinga puppy imajinatif bergerak antusias menatap Jim.
"Apapun. Tapi yang paling penting adalah latihan untuk membuatmu menjadi seorang Shinoby. Kau tak bisa mengandalkan sihir saja jika perang nanti terjadi. terlebih, juga tidak mungkin bagimu untuk mengandalkan martial arts biasa. Jadi, teknik ninja adalah senjata rahasia yang akan sangat berguna untuk kau pakai nanti." Ray menjelaskan sembari memberikan dokumen tebal pada Harry.