Harry menatap penuh harapan pada Tom. Antusiasme jelas tergambar dari setiap gerakan dan ekspresi remaja yang seminggu lagi genap berumur 15 tahun itu. Tak peduli dengan tatapan terhibur yang diperlihatkan Gellert, Harry fokus pada mata Tom.
Sigh!
Harry menahan diri agar tidak tersenyum ketika mendengar hembusan nafas ayah baptisnya itu.
"Baiklah, kau bisa mengundang werewolf itu," ujar Tom akhirnya.
Yang langsung saja membuat Harry melompat senang.
"Dengan satu syarat!" Ucapan Tom tersebut langsung membuat Harry cemberut dan menatap tidak suka pada Dark Lord tersebut.
"Kau harus memastikan dia mengambil Unbreakable Vow untuk berada di pihak kita. Aku tidak mau mengambil resiko yang tidak perlu, meskipun dia sudah keluar dari Orde itu."
Harry mengangguk paham, "aku mengerti Father."
"Bagus, kau boleh pergi."
Harry mengangguk dan langsung berbalik. Meninggalkan 2 Dark Lord di dalam ruangan tersebut.
Gellert kemudian menatap Tom dengan pandangan penuh tertarik.
"Apa?" tanya Tom tanpa menoleh dari laporan yang sedang ia baca.
"Kau tau kan kalau dirimu bertingkah paranoid, Tom?" tanya Gellert sembari menghampiri kekasihnya tersebut.
Tom hanya angkat bahu cuek. "Lebih baik paranoid daripada dikhianati ujung-ujungnya," ujarnya sambil merapikan berkas yang sudah selesai ia baca.
Gellert menghembuskan nafas lelah. "Aku yakin aku sudah minta maaf padamu mengenai masalah waktu itu," ujarnya sembari mendudukkan diri di meja.
"Hm."
Tom tak peduli, melainkan menjangkau berkas yang masih belum ia sentuh.
Gellert kembali menghela nafas dan menggenggam kedua tangan Tom lembut. "Listen to me please." Ujarnya sambil menatap mata ruby kekasihnya itu.
Tom mau tak mau menatap iris golden Gellert dan sedikit merona ketika melihat tatapan penuh cinta dari pria yang juga merupakan gurunya tersebut.
"Kau tau kan, kalau aku hanya mencintaimu. Aku minta maaf kalau kau masih merasa kesal dengan kejadian hari itu. Aku janji, aku takkan mengulanginya lagi. Jadi, please. Jangan acuhkan aku seperti ini, Love."
Tom memasang deathglare andalannya, namun sesaat kemudian dia menghembuskan nafas lelah. "Aku juga minta maaf," gumamnya kemudian.
Gellert tersenyum tipis dan tanpa basa-basi langsung mencium Tom, passionately.
***
"Dark Lord benar-benar memberikan dirimu izin?" Draco menatap Harry tak percaya.
Harry menyeringai dan memasang pose kemenangan, "Yap."
"No way," ujar Draco sambil menggeleng takjub.
"Yes way, My Dray. Kau pikir diriku ini siapa hm?" Harry tersenyum menggoda.
Draco mendengus, "Ah! Kau benar. Bagaimanapun juga, Kau adalah Harry Malfoy nee Jefferson~" seringainya.
Harry langsung blushing. "A- Ma- bu-..." Harry terbata, bingung mau berkata apa.
Draco semakin menyeringai dan mendekati Harry dengan langkah seduktif. "Hm? Kau mau bilang apa sebenarnya, My 'Rry?" tanyanya dengan nada rendah.
Harry langsung merinding, bukan karena takut, namun karena 'alasan lain'.
"A-aku akan segera menghubungi Moony!" Harry langsung bangkit dari duduknya ketika Draco tepat satu langkah di hadapannya. Kemudian setelah mencibir pada Draco dengan senyuman riangnya, Harry segera berlari memasuki manor.