Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Untung saja komisi kita sudah selesai, hujannya deras sekali. Paimon khawatir Pengembara akan demam jika harus mengerjakan komisi saat hujan.”
Hujan deras tiba - tiba saja membasahi kota Sumeru. Beruntung Pengembara berada di tempat Katheryne karena ingin melapor komisi yang di kerjakan olehnya, jadi Pengembara dan Paimon berteduh disana sementara hingga hujan setidaknya mereda sedikit.
Awalnya seperti itu hingga Paimon menjerit. “Pengembara! Lihat, lihat!” tangan mungilnya membelokan kepala Pengembara ke arah kanan. “Alhaitham! Apa yang dilakukan orang sibuk sepertinya diluar? Terutama saat hujan! Seharusnya dia lebih memilih diam di rumah dan membaca buku 'kan?!”
“Aku tidak melihat ada yang aneh. . ,” Pengembara mengelak kecurigaan Paimon, lagi pula apa salahnya keluar saat hujan? Selagi membawa payung.
“Coba ingat yang Alhaitham katakan beberapa hari yang lalu!” Paimon kembari memutarkan kepala Pengembara mengikuti kemana Alhaitham pergi. “Lihat! Dia masuk ke Puspa Cafè!”
Pengembara mencoba mengingat percakapannya dengan Alhaitham di tempat terakhir mereka bertemu. Desa Aaru, dan membahas soal Sachin dan. “Paimon menduga Alhaitham saat ini akan menemui [Name]?”
“Duh! Otak kamu lemot banget ya?!” Paimon lantas menarik rambut pengembara keluar dari tempat teduh mereka. “Ayo cepat! Paimon mati penasaran nih!”
Padahal tadi Paimon khawatir Pengembara akan terkena demam karena hujan - hujanan, tapi sekarang dia menariknya pergi ke Puspa Cafè karena penasaran dengan hubungan Alhaitham dan [Name].
Setelah berhasil menerjang hujan lebat, mereka berhasil tiba di Puspa Cafè setengah basah. Namun nyatanya di lantai dasar mereka tidak menemukan kehadiran Alhaitham, mungkin di lantai atas?
“Pengembara!” seorang wanita yang diduga sebagai acting manager Puspa Cafè memanggilnya. “Bisa kau mengantarkan teh dan kue ini ke lantai atas? Maaf jika kedatangan mu disini untuk bersantai, saya akan memberikan pelayanan gratis.”
Sebagai pecinta makanan, tentu saja Paimon langsung menerimanya. Pengembara membawa nampan dengan gelas dan teko teh serta kue, sedangkan Paimon juga membawa kue di tangannya dan mereka segera mengantarkan pesanan ke lantai atas.