🀦'page OO8

412 76 7
                                    

“She was a fairy, and I lover her

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“She was a fairy, and I lover her.”

Pada masa kanak - kanak, mereka semua menyukai cerita tentang seorang peri baik hati yang senang berada di sekitar manusia dan membantu mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada masa kanak - kanak, mereka semua menyukai cerita tentang seorang peri baik hati yang senang berada di sekitar manusia dan membantu mereka. Sang peri dengan senang hati mewujudkan impian para manusia melalui tangan dan mimpi mereka yang ajaib. Hingga sosok jahat datang dan menangkap sang peri untuk kepentingan dirinya sendiri.

Namun di mata Alhaitham pada saat itu, sang peri kelelahan melayani para manusia. Dan sosok yang mereka sebut jahat datang untuk menangkap sang peri lalu membebaskannya dari manusia yang rakus. Neneknya tidak menyalahkan pandangan Alhaitham saat itu namun ia berkata satu hal; Manusia sulit menerima pandangan berpikir yang berbeda dengan mereka, perhatikan selalu kalimat yang akan kau ucapkan.

Alhaitham selalu ingin mengkritik bebas orang - orang di sekitarnya, pernah sekali ia membuat kesalahan dengan mengkritik seorang senior dan berakhir seniornya menganggap Alhaitham tidak sopan karena kosa katanya yang sakras. Suatu kebetulan karena pada saat itu ia juga bertemu peri.

“Jika adik kelas kalian melakukan kesalahan, sudah seharusnya kau mengoreksi dia! Bukan memarahinya!” pekik [Name] pada masa itu. “Aku tau kau marah karena tersinggung, jadi tolong kendalikan emosi mu agar tidak mempermalukan diri sendiri.”

Dan sejak saat itu pula, Alhaitham mulai belajar mengkritik orang dengan bahasa yang halus, dibantu oleh senior Kaveh. Beberapa kali ia kerap bertemu dengan [Name], namun sebagai bocah yang masih beranjak usia, Alhaitham pada masa itu berpikir jika berbincang dengan sosok seperti [Name] sangat membuang waktunya. Tentu saja itu hanya alasan, Alhaitham kecil merasa malu sebenarnya.

Mungkin saja neneknya sedang tertawa bahagia melihat cucu yang antisosial kini memiliki kekasih berhati lembut. Sosok peri yang Alhaitham ingin dekati semenjak kecil, sekarang ia bisa merasakan usapan pada rambut setiap hari oleh tangan hangat sang peri.

Alhaitham berniat menikmati waktu damainya bersama [Name] hingga mereka menikah dan siap mempublikasikan hubungan ke publik. Ia sudah waspada akan para manusia meresahkan yang selalu mencari - cari titik lemah atau kesalahan Alhaitham setiap saat.

“Ayo jelaskan! Kau berkencan dengan nona [Name] 'kan!” pekik Paimon menuntut jawaban.

Kaveh, Cyno, Tighnari, pengembaran dan Paimon berkumpul di Lambad's Tavern hanya untuk mengintrogasinya dan memborbardir pertanyaan mengenai hubungan dengan [Name]. Rasanya barang mahal yang Alhaitham pakai di telinga sudah tidak berfungsi untuk mengurai kebisingan.

“. . . Ya,” hanya satu kata dan semuanya menjadi senyap. “Sepertinya itu sudah menjawab pertanyaan kalian, aku memiliki janji sore ini.”

“Dengan [Name] di Puspa Cafè,” sahutan Kaveh membuat Alhaitham kembali terdiam. “BENAR 'KAN?!”

“Lantas mengapa jika benar kami berkencan bersama di Puspa Cafè?” rasanya menjengkelkan karena Alhaitham harus terjebak dengan mereka dan menunda pertemuannya dengan [Name].

“WAH! PAIMON TIDAK PERCAYA BISA-BISANYA KAU MENYEMBUNYIKAN HUBUNGAN MU!” teriak buntalan terbang dengan histeris.

Sungguh, tidak akan ada yang percaya seorang Alhaitham memiliki kekasih terutama jika itu [Name]. Menurut mereka itu mustahil. Pertama karena Alhaitham sangat buruk bersosialisasi dan [Name] yang pada dasarnya seorang pengajar lebih sering bersosialisasi. Memang kombinasi yang saling melengkapi satu sama lain, sayangnya terkadang Introvert dan Extrovert belum tentu cocok bersama.

“Aku ingin tahu mengapa [Name] bisa menjalin hubungan dengan Alhaitham,” ungkap Tighnari setelah Alhaitham pergi untuk menemui [Name] di Puspa Cafè.

“Aku juga mau tahu, aku sangat lapar,” sahut Cyno yang langsung di acuhkan karena lawakannya yang sangat garing.

Kelimanya mulai berpikir alasan bagaimana mereka bisa berakhir bersama. Mengingat-ingat kapan salah satu dari keduanya pernah bertingkah aneh namun rasanya tidak pernah Alhaitham atau [Name] bertingkah aneh.

“Kenapa kita harus berpikir?” sahut Pengembara. “Tighnari, kau 'kan berteman dekat dengan Nona [Name]! Kenapa tidak bertanya saja dengannya?!”

Sungguh, Tighnari juga baru ingat kalau [Name] pasti akan bercerita jika ia berkata Alhaitham memberi tahu tentang hubungan mereka.

Sungguh menyia-nyiakan waktu 20 menit mereka untuk berpikir.

Sungguh menyia-nyiakan waktu 20 menit mereka untuk berpikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hay

Mana yg kmren kudu nunggu seabad buat sya apdet. Selamat, anda menang

Jjyur sbnernya aku tuh udah ada bayangan bakal kek gmma tp rsnya mlaas buat ngetik

Plus... sibuk

Saya tekor bgt pen turu

Skian

⾕𝐐𝐔𝐄𝐑𝐄𝐍𝐂𝐈𝐀 ࣪˖ ִֶָ𝐀𝐋𝐇𝐀𝐈𝐓𝐇𝐀𝐌◈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang