c

313 22 0
                                    

Happy Reading

*
*
*



"Maka dari itu bekerjalah di rumah saya, saya janji akan memberikan gajih yang tinggi, sekian banyak orang yang mengurus Gervil mereka selalu gagal dan mengatakan bahwa Gervil nakal karna jahil" Fania menjelaskannya lagi.

Arvin tampak diam dan beberapa menit pun ia mengangguk, "baiklah nyonya saya mau"

****

Kini Bima sedang melihat Gervil yang masih bermain ayunan di taman itu dengan gembira.

Fania dan Arvin pun menghampiri mereka, Gervil yang melihat Fania sudah beres berbicara pun berlari ke arah Fania.

"Jangan lari sayang! "

Bruk

Baru saja di bilangin....

"Huwaaa sakit Bunda" Gervil menangis sambil memegang lututnya yang sedikit mengeluarkan darah.

Bima, Fania, dan Arvin yang melihat itu panik bukan main langsung saj mereka menghampiri Gervil.

"Aduh sayang udah bunda bilang kan jangan lari-lari kenapa bandel hmm? " Fania sedikit kesal tapi tidak dengan mukanya yang begitu lembut membantu anaknya itu bangun.

Bima membopong Gervil ke kursi dekat situ.

Arvin menghampiri Gervil menenangkan anak itu dengan kata-kata yang menenangkan.

Di rasa sudah cukup membaik Arvin pun mulai mengobati luka di lutut Gervil untung saja Arvin selalu membawa obat merah dan hansaplast itu karna ia selalu bertemu dengan anak-anak jadi ia selalu membawanya jikalau sesuatu yang buruk terjadi.

Gervil memperhatikan dengan senyuman tipis yang melihat Arvin begitu pokus dan teliti mengobati lukanya.

Ya karna hansaplast milik Arvin untuk anak kecil jadi bergambar karakter yang imut, awalnya Arvin sempat ragu untuk memasangnya takut Gervil tidak suka tapi demi kesembuhan lukanya mungkin tak apa.

Setelas selesai Arvin pun mundur dan menatap Gervil dengan senyuman manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelas selesai Arvin pun mundur dan menatap Gervil dengan senyuman manis.

"Sudah, jangan nangis lagi ya kak" ujar Arvin.

"Trimakasih" ucap Gervil dan di balas anggukan.

Fania menatap mereka dengan senyuman penuh arti.

"Makannya jangan lari-lari kan bunda udah sering bilang" ujar Fania sambil geleng-geleng.

Sedangkan Gervil hanya cengengesan. "Bun dia cantik yah" ucap Gervil yang anehnya di sini Gervil seperti sedang berusaha melawan tingkah seperti anak-anak.

"Iya dia cantik, kamu suka? " tanya Fania dan di balas anggukan semangat dari Gervil.


**

Sebelumnya maaf pendem tadinya Chapture ini ga sengaja kehapus sedangkan Saya ga punya salinannya, sebisa mungkin saya mengingatnya walau jauh dari yang sebelumnya, jadi maaf kalo pendek. Semoga aja Saya ga teledor lagi.

Perfect man for me [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang