Q

245 17 0
                                    

Happy Reading

*
*
*

"Sayang.. " panggil Gervil pada Arvin mengusap lembut pipi basah Arvin, tapi langsung di tepis oleh Arvin.

"Jangan pegang hisk" ucap Arvin masih sesegukan.

Gervil gemas dengan Arvin yang marah padanya, saat ingin memeluk Arvin Bima lebih dulu menahan Gervil.

"Belum sah ya! " ucap Bima.

Para tamu dan keluarga tertawa menyaksikan kegemasa ini.

Dan acara pun di lanjutkan adalah resepsi pernikahan antara Gervil dan Arvin.

Semuanya terharu termasuk Irene yang udah ga karuan dan terus mengucapkan kata bereksek pada Gervil dan mengucapkan kata selamat untuk Arvin.

Dan juga ke 4 sahabat lainnya yang berteriak 'yes gajadi pindah'

****

Dan acara pernikahan pun sudah selesai kini di sebuah kamar dengan nuansa abu dan putih yang elegan, terdapat sepasang kekasih yang sedang berbaring di kasur dengan sang pria imut yang sedang memukul dada bidang pria tampan itu.

"Stttt sayang udah ya jangan nangis lagi, maafin aku ya sayang" ucap Gervil menenagkan Arvin yang masih tak Terima.

"Kamu jahat" ucap Arvin dengan lirih, lalu ia berhenti memukul Gervin dan mulai memejamkan matanya untuk tidur.

Gervil yang menyadari Arvin tidur hanya bisa mendesah pasrah, dia senang namun juga sedih.

'Akhirnya bisa tenang, tapi ini malam pertama'
Batin Gervil.

Saat tengah malam Arvin terbangun karna kebelet pengen buang air kecil, dengan pelan-pelan ia bangkit dan turun dari ranjang tempat tidur mereka.

Arvin berjalan ke dalam kamar mandi lalu membuang air kencingnya, setelahnya ia keluar dan melihat ranjang yang terdapat Gervil yang sedang tidur.

Arvin melangkah mendekati Gervil, mengelus Visual tampan Gervil dengan tangan kecil nan halus Arvin.

"Kalo saat itu aku tidak datang, apa kamu akan tetap menikahiku? " gumam pelan Arvin.

"Tentu, aku akan menemuimu dan jangan harap bisa kabur dariku" ucap Gervil membuat Arvin kaget.

Gervil tersenyum lalu mendudukan dirinya berhadapan dengan Arvin, mengambil kedua tangan Arvin untuk Gervil genggam dengan erat.

"Maaf udah buat kamu nangis, meski aku benci saat kamu menangis apalagi itu salahku, tapi saat itu keadaannya sangat sempit aku tidak bisa menolak, maafkan aku kamu bisa hukum aku tapi aku mohon maafin aku" ucap Gervil panjang lebar.

Arvin tampak berpikir sejenak, "oke, hukumannya aku ga kasih jatah 1 minggu full dan kamu ga boleh peluk-peluk" ucap Arvin, dengan cepat Gervil menggeleng.

"Ga! Aku ga bisa sayang jangan mana bisa aku" ucap Gervil dengan wajah memelas.

"Okey tiga hari" putus Arvin.

"No sayang 1 hari aja" tawar Gervil.

"Dih ngelunjak" ucap Arvin.

"Biarin" ucap Gervil.

"Oke, aku ga kasih jatah kamu 1 hari" ucap Arvin.

Gervil tersenyum licik, "janji? " tanya Gervil.

Arvin mengangguk lucu, "janji! "

"Yes, kamu udah janji dan kamu ga bilang kalo aku ga boleh meluk kamu" ucap Gervil lalu dengan cepat menerjang Arvin dan membawanya kedalam pelukan hangatnya.

"Aaaa... " teriak kaget Arvin, sedangkan sang pelaku hanya cengengesan.

Perfect man for me [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang