O

228 16 0
                                    

Happy Reading

*
*
*
Penuh kejutan di cp ini



Irene melepas pelukannya laku menatap Arvin, "Yaudah gua bakal nemenin lo, semoga setelah ini lo bahagia dan ga terluka lagi" ucap Irene, dan di angguki oleh Arvin.

"Yaudah yu siap-siap" ucap Irene.

*****

Dan di sini lah mereka, di sebuah pusat perbelanjaan terkenal di kota itu.

"Avin lo yakin? " ucap Irene dengan pelan, ia masih ragu dengan keputusan Irene.

"Avin yakin kok" ucap Arvin dengan matang.

Dan setelah berkeliling kini mereka selesai berbelanja, dan kini saatnya mereka pulang.

***

Dan kini hari di mana pernikahan Gervil dan Sella di adakan, banyak konglomerat, keluarga, dan teman dekat di gedung besar itu.

Ada juga layar lebar di depan yang sangat besar, menampilkan sebuah desain biru tua dengan tulisan Happy wedding.

"Mas kamu yakin sama keputusan ini? " tanya Fania pada Bima.

Bima tersenyum dan menarik Fania ke sebuah tempat yang sepi, lalu menceritakan sebuah rahasia besar.

"Apa! Kamu gila mas?! Kamu ngobatin anak kita demi ini, dan parahnya lagi kamu nyakitin dia?! " marah Fania.

Bima menunduk bersalah, "maafin mas sayang, mas janji akan menebus ini semua, dan kamu tolong berikan keyakinan padanya untuk menerima anak kita" ucap Bima pada Fania.

"Kasian dia mas! " ucap Fania yang sudah menangis, Bima segera memeluk istrinya dan mengecup kening sangat istri.

Dan kini Arvin, Irene, Sebastian, Viola, Arthur, dan Faulan baru saja sampai di pernikahan Gervil, mereka sempat menolak Arvin untuk ikut tapi emang Arvin yang menginginkannya jadi mereka hanya bisa menerimanya.

"Cek cek, baiklah acara sudah akan di mulai" tanya asisten Bima pada semua tamu.

"Sekarang semua sudah siap sebelum itu di mohon untung melihat layar monitor itu, dan pak polisi bersiaplah" ucapnya lagi.

Semua orang heran kenapa pak polisi ada di sini dan harus bersiap.

"Ada apa ini? "

"Mungkin pak Gervil akan menunjukan sesuatu"

"Wah seru nih"

"Ada apa ya? "

Itulah bisik-bisik para tamu undangan.

"Tunjukan! " ucap Gervil.

Layar itu menunjukan 3 orang perempuan yang sedang berbicara dengan seorang musuh perusahaan Gervil.

Mereka menawarkan bantuan untuk menghancurkan perusahaan keluarga Gervil.

Dan beralih pada salah satu wanita yang sedang bermain sex dengan pria itu dan parahnya lagi wanita itu bukan bermain Sex dengan satu orang melainkan 5 orang dan dirinya.

Banyak sekali rencana yang mereka bicarakan dan di setiap selesai membicarakan rencana pasti melakukan sex bahkan di depan  orang orang tadi.

Dan wanita itu adalah Sella, dia yang melakukan sex bahkan di depan ibu dan neneknya.

Dan juga di sana terdapat seseorang yang sangat Gervil kenal yaitu Bella kakak ke 2 Bima dan suaminya Davin. Bahkan tak segan segan Bella pun ikut bermain Sex dengan Davin dan parahnya juga ibu Bella yaitu Hilma ikut bermain Sex dan bergantian dengan Bella, jadi Davin main Sex sama Bella dan Hilma.

Semua orang terkejut dengan rekaman itu.

"APA-APAAN INI?! " bentak Dilla.

Keluarga besar Gervil mendekat ke arah Gervil, di sana ada Bima, Fania, Bagas, Milan, Greysa, Galih, Gion, dan Cheline.

"Kami tidak menyangka keluarga juga bisa berkhianat" ujar Bagas menatap remeh pada Bella yang menunduk.

"Apa ini jeng? " tanya Dilla pada Milan.

Milan menatap remeh Dilla. "Kau sudah melihatnya tadi bukan? Kenapa kau masih bertanya ada apa, apa kau buta atau tak melihatnya? Apa aku harus menayangkan ulang? " tanya Milan.

Dilla sudah emosi dan maju akan menampar Milan, namun dengan cepat Bagas menahan tangan itu dan menghempas nya dengan keras.

"Berani menyakiti istriku akan ku buat kau mati sekarang" ucap Bagas dengan tegas.

"Bawa bereka" ucap Gion pada polisi.

Semuanya sudah ribut heran dengan kejadian ini, lalu Fania membawa mic.

"Para tamu di mohon tenang, acara pernikahannya tidak sepenuhnya batal dan kami akan meneruskan pernikahannya namun dengan salah satu pengantin yang berbeda" ucap Fania membuat semuanya hening tapi bingung.

Fania berjalan ke arah tamu undangan dan menarik halus salah satu tamu undangan, dan membawanya di atas Wedding Venue Pernikahan.

"Bunda ada apa? " tanya Arvin pada Fania.

Ya Fania telah membawa Arvin kesini.

"Maafin bunda sayang" ucap Fania sambil memeluk Arvin yang bingun dan terlihat sudah menangis itu.

Perfect man for me [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang