(1)Wanita bercadar

1.9K 51 2
                                    

Adzan subuh telah berkumandang membuat para santri bergegas menuju masjid melaksanakan sholat jama'ah.

Kedua lelaki berjubah itu tampak berjalan menuju Masjid dengan sesekali berbincang.

"Mas njenengan gimana?"tanya Gus Azzam. Azzam shankara Al Faqih.

"Sehat"balas Gus Ali. Ghazali Ahmad Al Faqih.

"Bukan itu mas yang kulo maksud"ujar Gus Azam.

"Lalu?"

"Calon istri"jawab Gus Azam.

Gus Ali manggut manggut memahami apa yang adiknya tanyakan.

"Sudah dapat belum?"tanya Gus Azam.

"Belum"jawab Gus Ali.

"Awas loh mas nanti di jodohkan sama Abah"ucap Gus Azam.

"Sudah jangan ngobrol ayo cepat itu sudah iqomah"ujar Gus Ali lalu memasuki masjid lebih dulu.

"Wong di tanyain adeknya kok malah ngilang"gumam Gus Azam.

******

Gus Ali POV

Aku memimpin sholat subuh hari ini karena jadwal ku jadi imam. Setelah selesai sholat serta dzikir aku melangkahkan kaki keluar dari masjid. Saat berada di serambi masjid tak sengaja netraku melihat seorang wanita memakai burqah serta berpakaian serba hitam.

Siapa wanita itu? Apakah santriwati Abah? Tapi bukankah santriwati di pesantren ini tidak ada yang memakai burqah? Biasanya para santriwati kan memakai atasan serta memakai sarung, lalu siapa wanita itu?

Aku menatap setiap gerak gerik wanita itu secara seksama hingga wanita berburqah itu menoleh kearahku.

"Astaghfirullah"gumamku tersadar jika telah melakukan zina mata.

Aku sempat menatap manik matanya. Matanya begitu tajam menatapku. Dengan segera aku berjalan dengan mengambil sandal asal asalan.

Aku berjalan terburu buru merasakan bulu kudukku meremang.

"Mimpi apa aku semalam? Hingga bertemu wanita itu? Itu wanita kenapa pakai burqah sih? Mana subuh subuh lagi terus bajunya juga hitam hitam"gerutuku.

Tiba tiba ada suara langkah kaki yang berjalan di belakang ku. Aku semakin melajukan langkahku namun tiba tiba ada sebuah tepukan di bahu. Aku langsung menghentikan langkahku dan mengucap kalimat istighfar dalam hati.

"Gus"panggilnya.

Aku langsung menoleh dengan tegas. Aku tak akan menampilkan ketakutan dalam diriku,aku harus tampil tegas.

Aku menatap tajam santri yang ada di depanku ini.

"Ngapunten, Gus. Sandalnya njenengan ketuker sebelah sama punyaku"ujar santri itu menunduk seraya menenteng kedua sandal berbeda model itu.

Aku langsung menunduk memastikan apa yang di katakan kang santri itu dan benar saja aku melihat sandalku tertukar. Sandal yang ku pakai di kaki kiri ku ternyata milik kang santri itu.

"Ngapunten kang. Tadi saya terburu buru"ucapku melepas sandal sebelah kiriku dan memberikannya pada kang santri itu.

"Mboten nopo nopo Gus"balas kang santri.

Kang santri itupun menaruh pasangan sandalku yang ia bawa di depan kaki kiriku.

Setelah selesai kang Santri itupun pamit undur diri. Aku menatap teras masjid mencari keberadaan wanita yang memakai burqah tadi.

Cinta Setelah AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang