2

7 0 0
                                    

Teman?
♡♡

Happy Reading


"Jadi pacar gue dulu"

Arella seketika melotot, apa-apaan orang ini

"Lo gila?"

Yang ditanya hanya tersenyum licik, sementara teman-teman dibelakangnya tertawa mengejeknya.

"Gue ga gila, gue cuma ngasih syarat supaya lu bisa masuk" jelas pemuda itu santai.

"Tapi kalau ga mau masuk mah ya ga usah diturutin" sambungnya lagi. Arella berdecak kesal. Mau sekolah aja susah banget, pikirnya.

Perlahan, pemuda itu mulai mengikis jarak di antara mereka, membuat Arella otomatis mundur. Pemuda itu terus berjalan mendekatinya, sampai Arella akhirnya menabrak dinding di belakangnya. Ia tidak bisa kabur lagi dan memilih untuk diam. Pemuda itu menyisakan beberapa senti jarak di antara mereka.

"Gimana? Mau?" Tanya pemuda itu dengan senyum liciknya. Tangannya terangkat untuk menyentuh rambut hitam Arella. Memainkannya sebentar lalu menaruhnya di belakang telinga Arella.

Perbuatannya itu membuat gadis di depannya menatap tajam dirinya. Arella menepis tangan pemuda itu

"Najis banget pacaran sama orang kayak lu" ucap Arella pelan dan penuh penekanan. Tatapan matanya tersirat amarah dan kebencian. Dan itu cukup membuat pemuda di depannya itu kaget. Namun tak lama kemudian senyuman manis terukir di wajah tampannya

"Hahahaha, gue cuma bercanda kok, ga usah serius gitu dong" ujar pemuda itu, dia mulai mundur beberapa langkah. Arella memicingkan matanya, ada yang tidak beres dengan pemuda itu. Pemuda itu kemudin bertingkah seperti tidak ada yang terjadi. Dia malah berbalik ke arah teman-temannya dan mengobrol dengan mereka, melupakan gadis di belakangnya yang terdiam.

"Udah yuk guys, balik ke kelas" ajaknya dan di iyakan dengan yang lain. Kemudian dia berbalik lagi menghadap Arella, senyumannya masih belum hilang.

"Maaf ya, kita cuma bercanda kok, jangan dibawa ke hati ya" ucapnya lembut sambil tersenyum lebar sampai matanya menyipi. Setelah itu dia dan keempat temannya pergi meninggalkan Arella sendiri.

Arella menatap kepergian mereka dari kejauhan sambil berdoa agar ia tidak dipertemukan dengan mereka lagi.

----------------------------------------------------------

Jam istirahat sudah dimulai sejak 3 menit yang lalu, ruang kelas sudah sepi karena semua siswa sudah berhamburan keluar kelas. Ada yang ke kantin untuk mengisi perut, ada juga yang menghampiri kelas lain untuk bertemu teman.

Berbeda dengan anak-anak lain, Arella sendiri tidak pergi ke kantin untuk makan, ataupun ke kelas lain untuk bertemu teman. Dia malah pergi ke perpustakaan, menghabiskan waktu dengan membaca buku.

Dia lebih suka membaca dan menyendiri dibanding bergaul dan berkumpul bersama teman. Bersosialisasi membuatnya lelah.

Saat ini ia sedang berjalan di lorong buku-buku fiksi, sambil bersenandung lagu yang ia dengar dari earphonenya. Perpustakaan sangat sepi pada saat istirahat, bahkan penjaga nya saja tidak ada.

Dia tengah memilih buku apa yang akan ia baca. Matanya melihat sekeliling, membaca satu persatu judul buku-buku yang terpajang. Dua menit kemudian dia pun menemukan buku apa yang akan dia baca. Sebuah buku bersampul menarik yang menceritakan tentang sebuah dunia fantasi dan segala makhluk yang hidup disana.

Lover? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang