5

2 1 1
                                    

Si Playboy
♡♡♡

Happy Reading

"Hei" panggil pemuda itu dengan senyuman miring menawannya sambil menaikkan sebelah alisnya menggoda. Arella menatapnya datar, kemudian tanpa berkata apapun dia beranjak dari tempat duduknya, rasanya begitu malas untuk berhadapan dengan pemuda itu.

"LHO, MAU KEMANA?" pekik pemuda itu panik sambil menahan tangan Arella. Yang ditahan pun menepis tangannya

"Bukan urusan lo" jawab gadis itu datar. Kemudian dia melanjutkan jalannya, dia berniat menghampiri Asha yang sedang memesan makanan. Sedangkan laki-laki yang ditinggal olehnya tidak menyerah begitu saja, dia mengejar gadis cantik itu dan menahan tangannya lagi.

"Tunggu, dengerin gue dulu" ucapnya serius. Arella membalikkan tubuhnya, dia mencoba untuk menuruti kata pemuda itu setelah mendengar nada serius yang di ucapkan.

"Apa?" tanyanya sambil menarik tangan yang di genggam tadi dan menaruhnya di dada.

"Lo tadi dicariin sama Pak kepsek, dia nyuruh gue buat nyari lu. Jadi sekarang lu harus ikut gue" jelas laki-laki tampan itu. Arella memiringkan kepalanya, kenapa kepala sekolah mencarinya? Arella mendongakkan kepalanya untuk menatap pemuda di depannya yang cukup tinggi baginya. Tingginya 158 dan dia terlihat sangat pendek jika disandingkan dengan pemuda itu.

"Kenapa nyari gue?" tanya Arella, dia butuh alasan yang jelas untuk percaya pada pemuda itu.

"Ga tau, tapi kayaknya ada hubungan sama nilai" jawabnya serius, mukanya tidak terlihat sedang main-main. Arella berpikir sejenak, apakah dia harus percaya dengan pemuda yang sempat membuatnya jengkel itu atau tidak? Juga dia memikirkan Asha yang tengah membelikkannya makanan, dia takut Asha akan mencarinya jika dia tidak bilang terlebih dahulu.

"Ya udah gue ikut, tapi gue bilang dulu ke temen gue" katanya sambil mencari-cari keberadaan Asha di tengah kerumunan orang yang sedang mengantri di kantin. Pemuda itu mendesis gelisah mendengar perkataan Arella kemudian melihat jam yang ada di tangannya

"Udah ga ada waktu lagi" ucap pemuda itu buru-buru kemudian dengan tiba-tiba dia menarik tangan Arella dan membawanya lari.

"WOY! LEPASIN TANGAN GUE!" protes Arella karena kaget dirinya diseret pergi begitu saja.

"Lu lama! Entar gue yang dimarahin!" kata pemuda itu keras. Arella berdecak kesal lalu melepaskan tangannya dari genggaman pemuda itu

"Gue bisa lari sendiri"

Dan jadilah keduanya berlari berdampingan menuju ruang kepala sekolah.

---------------------------------------

"APA PAK?! SAYA HARUS TUTORIN DIA SAMPAI UJIAN SELESAI??!"

"Kecilkan suara mu Arella" tegur Pak Hasan, Kepala Sekolah SMA Angkasa Bumi.

Sekarang mereka tengah berada di ruangan kepala sekolah mereka. Setelah berlari selama 5 menit tadi, mereka akhirnya sampai di sana dengan keadaan terengah-engah, salahkan pemuda yang tiba-tiba menyeretnya pergi dan menyuruhnya cepat, padahal Pak Hasan sendiri kaget kenapa mereka tiba sangat cepat dan terburu-buru.

"Arella, kamu kan siswa paling pintar di angkatan kamu ini, jadi saya minta tolong ke kamu untuk mengajar Rikhael, sampai ujian berakhir saja" jelas Pak Hasan sambil menunjuk pemuda yang berdiri di sampingnya. Arella membelalakkan matanya ketika tahu siapa yang harus ia ajar. Dia sangat tidak mempermasalahkan hal bahwa dia harus mengajar seseorang, yang ia permasalahkan adalah seseorangnya itu. Pertemuan pertama mereka yang buruk membuatnya memiliki rasa jengkel setiap kali melihat wajah orang itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lover? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang