1

8 2 2
                                    

It's my first story (emot nangis)

Tandai kalo ada typo ya manteman mmuachh 💋💋💋

Ilana menundukkan kepalanya, berjalan gontai menuju ranjang tempat ia selama ini berkeluh kesah tentang hidup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilana menundukkan kepalanya, berjalan gontai menuju ranjang tempat ia selama ini berkeluh kesah tentang hidup. Gadis itu membanting tubuhnya pada kasurnya yang tidak seberapa empuk, hal itu membuatnya mengaduh pelan, tidak dapat berteriak karena pasti ibunya akan memarahinya apalagi ini sudah malam hari.

Menutup mata disertai helaan nafas berat, harinya sangat melelahkan. Hari ini ia mengantarkan kucing peliharaannya yang sudah ia sayangi seperti keluarganya sendiri ke dokter hewan karena kucing kesayangannya itu mendadak sakit. Membayangkan biaya yang akan keluar membuatnya menghela nafas, pasalnya biaya tersebut dapat melebihi biaya dirinya ketika berobat di klinik dekat rumahnya, itupun masih mendapat subsidi pemerintah tempat ia tinggal.

Dengan malas-malasan ia membuka matanya yang sedari tadi ia tutup itu dan duduk dari posisi awalnya. Ia meraih handphone yang sedari tadi berdering, entah itu notifikasi telepon atau chat, ia sangat malas membukanya, harinya sudah berat, ia hanya mau istirahat. Dengan terpaksa ia memasukkan password handphone nya dan membuka aplikasi WhatsApp, aplikasi yang selama ini ingin dia uninstall karena sudah muak dengan segala isi yang ada pada aplikasi hijau itu.

Room chat aplikasi itu sangatlah ramai dengan daftar yang selalu muncul tanpa henti pada salah satu grup chat nya. Ia memandang heran daftar tersebut, sekarang gurunya masih memakai daftar hadir berupa list yang akan muncul tanpa henti melalui chat teman-temannya.

Dengan terpaksa ia juga harus mengikuti itu, tentu saja Ilana masih membutuhkan nilai yang dapat menghiasi buku raport nya di akhir semester nanti. Hampir selesai menulis namanya pada daftar hadir, matanya melotot, dia keduluan! Melihat nama temannya yang ada pada nomor yang sekarang sedang dia tulis membuatnya menghela nafas. Ia harus menulis ulang.

"Anjirlah kecolongan," umpat Ilana dengan muka tidak terima dan gerutuan di bibir yang tidak hilang-hilang. Hal ini sering terjadi dan inilah alasan dia makin malas mengikuti gaya daftar hadir seperti ini.

Suara tanda pesan terkirim pun membuatnya tersenyum. Akhirnya ia dapat dengan tenang menutup aplikasi hijau itu tanpa harus khawatir dengan list daftar hadir lagi.

Bergerak berdiri dari ranjangnya, ia akan membersihkan diri setelah hari berat ini. Setelah ini dia harus memberi makan kucing-kucing nya yang lain. Ia harus memperhatikan kucingnya yang lain dan melihat bagaimana gerak-gerik mereka setelah hari ini. Ia takut kucingnya yang lain menjadi sakit juga dan membuat tagihan dokter hewan nya melonjak. Ibunya pasti akan memarahinya.

Air dingin yang mengalir dari shower menuju kepalanya membuat ia rileks. Setelah hari ini ia harus menjalani hari-hari yang semoga saja tidak berat, ia malas menjalani hari yang berat, siapasih yang mau menjalani hari yang berat terus menerus? Selesai membersihkan diri, Ilana bertemu kucing-kucing kesayangannya. Memberi makan mereka sesuai takaran masing-masing kucingnya.

"Makan yang banyak, jangan sampe sakit yaa anak-anakku. Doain Miko cepet sembuh ya biar cepet ketemu kalian." Ucap Ilana pada kucing-kucingnya. Katakanlah dia gila, dia sering mengajak kucing nya berbicara layaknya sedang berbicara dengan manusia. Hal ini sering ia lakukan dan ternyata seru? Ibu nya sampai lelah menegurnya karena terlihat sering berbicara dengan kucing nya itu. Ibu nya takut anaknya dicap gila oleh orang lain.

Setelah memastikan anak-anaknya telah dimasukkan ke dalam kandang semua ia berlalu pergi menuju ke dapur. Kucing-kucingnya memang selalu masuk dalam kandang saat malam hari, ia ingat dulu kucing-kucing nakal nya itu selalu mengacau di malam hari. Pada puncaknya salah satu kucingnya pernah menjatuhkan magic com atau tempat menanak nasi ibunya dan berakhir membuat ibu negara nya naik pitam.

Daripada kucingnya diapa-apakan ibunya, lebih baik dimasukkan kandang sekalian, pikirnya.

Mengambil air dingin yang ada di kulkas, menuangnya ke dalam gelas, dan meminumnya sudah menjadi rutinitas sehari-hari Ilana sebelum tidur.

Setelah memastikan semua pintu di rumahnya telah dikunci ia langsung pergi ke kamarnya, merebahkan diri dan mempersiapkan diri untuk esok hari. Membayangkan tubuhnya berbaring di kasur kesayangan nya itu membuatnya senyum-senyum sendiri, pasti enak.

Seperti yang ia bayangkan, tubuh Ilana dan kasur itu sudah seperti pasangan sehidup semati. Ilana sangat mencintai kasurnya. Jika kasur nya adalah manusia, ia akan mencintai nya secara berlebihan.

Menutup matanya dan berbaring ke arah kiri adalah andalannya, posisi ini sangat nyaman. Tak butuh waktu lama, ia langsung terlelap. Deru nafas teratur itu mulai terdengar. Malam ini ia harus tidur nyenyak. 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAIIII SEMUAAAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAIIII SEMUAAAA

Seperti yang kalian baca di kalimat paling atas bagian ini, it's my first story

INI TULISAN PERTAMA KU YANG TAK PUBLIKASIIN WAKKAKAKAKAKA

SALKEN YA GES YAKKKK

KALIAN DARI ASKOT MANA AJA NIH (KEPO)

capslock jebol monmaap

ILANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang