Halo lagi bersama cewenya vernonn
Tandai kalo ada typo ya mmuachhh💋💋💋
Lopyu alllll
Mata nya mengerjap menyesuaikan cahaya yang menyeruak memaksa masuk dari depannya. Cahaya itu makin lama makin menuju ke arahnya disertai suara mesin yang makin terdengar. Ia segera menyadari itu adalah mobil, sebelum sempat berpindah ke tempat yang aman, ia telah tertabrak oleh mobil yang melaju dengan ugal-ugalan tersebut
Ia merasakan tubuhnya terpental dan berakhir terjatuh dengan badan yang terasa remuk. Bagian awal yang dikenai mobil itu adalah dada nya. Rasa sesak itu membuatnya kesulitan bernafas. Ia merasa seluruh tulangnya bagai dipatahkan secara paksa. Kepala nya terus berdenyut, bukannya ia tadi sedang tidur dengan tenang di kamar, kenapa sekarang ia telah ditabrak oleh mobil? Rasa remuk di tubuhnya ini terlalu nyata untuk dikatakan sebuah mimpi. Sebelum dapat berpikir lebih lanjut, kegelapan merenggutnya terlebih dahulu.
"Sshhh," suara desisan tersebut keluar dari bibir seseorang yang ada dalam sebuah mobil. Setelah menabrakkan mobilnya pada pembatas jalan ia lalu terantuk dashboard mobil nya dengan keras. Melihat luka pada kepalanya di kaca yang ada dalam mobilnya membuatnya berdecak kesal. Dengan terpaksa ia mengeluarkan tubuhnya dari mobil dan mengecek bagian depan mobilnya sudah remuk menghantam pembatas jalan.
"Shit, mom will mad at me again." (Sial, mama bakal marah lagi) Umpatan tersebut keluar dari pemuda itu. Ia terlalu fokus pada bagian depan mobilnya yang remuk itu dan memikirkan bagaimana cara mengatakan pada ibunya tentang ini dan biaya yang akan keluar memperbaiki mobilnya. Ia melupakan satu hal, ia telah menabrak seseorang.
Menoleh ke belakang, pemuda itu menemukan seseorang terkapar bersimbah darah di tengah jalan. Ia melupakan sesuatu. Ia tadi merasa menabrak seseorang. Dengan sedikit berlari, ia mendekati korban dari mobil yang ia kendarai dengan ugal-ugalan tersebut. Yang pertama ia lihat adalah rambut panjang, ia merasa yang ditabraknya adalah seorang perempuan. Dengan bergetar, ia berjongkok dan mendekatkan tangannya pada kepala perempuan tersebut.
"Hey, wake up," (Hey, bangun) ucap pemuda itu pada perempuan yang ia tabrak. Ia menepuk pipi perempuan tersebut dan berharap agar perempuan tersebut dapat segera membuka mata. Cara tersebut sudah ia lakukan berulang kali dan hasilnya adalah nol, gadis itu tidak membuka mata nya.
Dengan panik ia mengecek pernafasan gadis itu. Masih ada meski lemah. Pemuda itu segera merogoh kantongnya dan mengambil handphonenya bermaksud menelpon ambulans. Tidak mungkin ia mengantar gadis korban mobil ugal-ugalannya ini dengan mobil nya yang sudah ringsek itu.
Menekan nomor yang ia butuhkan pada aplikasi telepon, tidak butuh waktu lama ia segera mendapatkan jawaban. "Halo, apa keadaan darurat anda?" Tanya orang pada telepon seberang.
"There's been a car accident on, emmm i don't know where am i right now, I will send you the location. Please come quickly, the girl has bleeding a lot." (Ada kecelakaan, di emmm aku ga tau di mana aku sekarang, aku bakal kirim lokasinya. Tolong cepat datang, cewe ini mengeluarkan banyak darah) Balas pemuda tersebut dengan paniknya. Jalan yang ia sedang berada saat ini memang sangat sepi, ia bahkan hampir tidak melihat ada kendaraan lain yang melintas. Pemuda tersebut langsung mematikan panggilan secara sepihak dan mengirim sebuah lokasi kepada orang tersebut.
Tidak butuh waktu lama, ambulans tersebut langsung datang. Dengan bantuan petugas, ia membawa gadis itu masuk ke dalam ambulans. Mengabaikan mobilnya, ia lebih memilih mengikuti gadis yang telah ia tabrak. Ia harus bertanggungjawab.
Petugas ambulans memberikan pertolongan pertama pada gadis itu. Pemuda tersebut sedikit tenang, ia harus menelepon ibunya kalau ia telah menabrak seseorang. Ia harus melakukan itu. Ia tersadar, ia merasa tidak asing dengan wajah gadis itu. Ia mendekati gadis yang ia tabrak tersebut dan memperhatikannya.
"Ishana?" Pertanyaan tersebut tiba-tiba keluar dari bibir pemuda itu. Ia baru ingat, gadis yang menjadi korban nya kali ini adalah adik perempuan temannya. Dengan panik ia menelpon temannya tersebut.
"Mahija, I'm truly sorry for you. I just hit your sister with my car. I'm on the ambulance right now and we will go to," (Mahija, aku benar-benar minta maaf padamu. Aku baru saja menabrak adikmu dengan mobilku. Aku sedang di ambulans sekarang dan kita akan pergi ke..) percakapannya tergantung, ia harus bertanya akan ke rumah sakit mana setelah ini pada petugas ambulans yang sedang bersamanya.
"Where are we gonna go right now?" (Kita akan pergi ke mana?) Tanya pemuda tersebut pada petugas ambulans disampingnya. Petugas tersebut dengan bingung menoleh kepada pemuda yang bertanya padanya. Ia tidak paham apa yang pemuda itu tanyakan kepadanya.
Dengan tatapan bingung, petugas ambulans tersebut memberi kode pada temannya. Temannya dengan tenang menjawab "we're going to Karima hospital" (Kita akan pergi ke rumah sakit Karima) ucap petugas tersebut. Pemuda tersebut menjawab dengan anggukan dan melanjutkan teleponnya yang sempat terjeda
"Yeah we're going to Karima hospital, I'm truly sorry for you and your family. Can you come to Karima hospital?" (Ya, kita akan ke rumah sakit Karima, aku benar-benar minta maaf untuk kamu dan keluargamu. Bisakah kamu datang ke rumah sakit Karima?) Lanjut pemuda tersebut pada orang yang ia ajak bicara di telepon.
"Sure, I'm on the way right now, don't worry Jeevan." (Tentu, aku lagi di perjalanan sekarang, jangan khawatir Jeevan) Balas Mahija, orang yang berada pada seberang telepon.
"Yeahh, thank you, I'm really really sorry, please come quickly mahija." (Iyaa, makasih ya, aku minta maaf banget, tolong cepet dateng ya Mahija) Sesal pemuda yang menabrak seorang gadis yang diketahui bernama Jeevan. Jeevan lalu menutup telepon tersebut setelah melihat sebuah papan tempat bertuliskan 'Rumah Sakit Karima' terlihat di matanya.
UWAKHHH HAMPIR 900 KATA TAUU GAAA, HAMPIR SIH WAKAKAKAKAK
KAMU SEDANG MEMBACA
ILANA
Fantasy"When the world that you want has opened the door." Ilana Maheswari, gadis bersurai hitam legam tersebut terkejut melihat siapa yang berada di depannya saat ini. Mata gadis itu menatap tak percaya pada orang yang berada tepat di depannya, bibir Ilan...