5.Lo sengaja?

96 41 19
                                    

Vote and komen

"Alasan macam apa menyakiti seseorang hanya ingin memegang pipinya"

Happy Reading 💚
.
.
.
.

Pagi yang cerah Abu sudah rapi dengan seragam sekolahnya, dia membuka pintu kamarnya keluar belum juga selangkah keluar Abu pria itu sudah bead mood memutar bola matanya males tanpa menyapa. Abu pergi begitu saja.

Tiyas juga sebel melihat Abu yang sok-sokan menurutnya.

"Gak papa makan aja jangan malu-malu,"

"Hehe makasih,"

Suara laki-laki asing dari dapur membuat Abu penasaran dia mempercepat jalannya sampai lah didapur objek pertama yang Abu liat adalah mamahnya yang tengah memasak lalu matanya mengalihkan pada meja makan, ada seseorang laki-laki asing yang tengah duduk menikmati makanannya. Abu binggung dia siapa oh mungkin tamu.

"Abu kenapa berdiri aja ayo duduk,"tanya neneknya sambil menarik kursi. Abu tidak merespon tatapan matanya terus memperhatikan Bunga yang hanya sibuk dengan alat-alat nya. Kenapa dia tidak menyapanya? Pikir Abu binggung karena setiap pagi Bunga selalu memberikan senyumnya yang manis dan sapaan pada dirinya. Tapi sekarang tidak.

"Eh Tiyas duduk,"neneknya tersenyum kerah Abu tapi bukan padanya melainkan ke Tiyas yang langsung duduk.

Tiyas tersenyum pada orang di sampingnya orang itu juga membalas senyumannya dengan senyuman. Saling menyapa.

"Abu berangkat dulu,"

"Eh gak sarapan dulu?"tanya neneknya membuat Tiyas yang baru memakan sepotong roti langsung buru-buru menghabiskannya.

"Mah Abu berangkat dulu,"Bunga menoleh yang dimana sekarang Abu tengah berada di dekatnya dengan tangannya yang berulur.

Bunga menerima tangan anaknya lalu tersenyum kecil "hati-hati,"ujarnya langsung melanjutkan masaknya perlakuan itu membuat Abu terdiam. Apa Bunga tidak akan menyuruhnya sarapan dulu?

Meski binggung dengan sikap mama nya itu. Abu melihat jam dan dengan buru-buru langsung berlari ke luar di ikuti Tiyas tanpak buru-buru juga.

"Gak mau nginep di sini lebih lama lagi gitu?"orang itu mengeleng membuat bunga mengangguk.

Laki-laki itu bernafas lega melihat-lihat sekeliling melihat mereka berdua tengah sibuk "langsung bangkrut kalo lama-lama,"dia mengelus dadanya selamat melihat dompetnya yang sangat cepat terkuras menginap di villa ini.

Jam pelajaran berjalan dengan lancar sampai istirahat tiba Abu memutuskan untuk tidur tidak seperti siswa-siswi lainya yang berlarian keluar ke kantin mengisi perut mereka.

Segerombolan siswi masuk ke dalam kelas dengan hebohnya mereka langsung bertanya.

"Mau makan apa bakso? Eh gak gak itu terlalu berdosa untuk saya yang sedang diet,"ucap salah satu dari mereka memposturkan tubuhnya yang lumayan tidak terlalu gendut dan juga tidak terlalu kurus.

"Naon eta diet kemarin aja liat makan bakso dua mangkuk,"sontak mereka tertawa renyah sambil memukul-mukul teman sebelahnya. suara tawa mereka membuat Abu terganggu.

"Mie ayam gak?"

"Gak deh,"lirih Layla sangat pusing mendengar mereka yang terlalu ribut. Ternyata seperti ini punya teman banyak.

"Batagor? , bakso? , sosis? , mie ayam? , minum? , nasi---?"

"Makan apa yang lo mau jangan berisik!"ucap Abu terlihat santai tapi sangat tegas dengan kalimat terakhir yang dibentakan.

Layla HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang