19.Masih belum setuju

9 1 0
                                    

Happy Reading💚
.
.
.
.
.
.

"Yah ayah kan bisa ngobatin, bantu Lay....."

"Layla, "

"Yang bener aja Layla minta suami kamu jangan sama ayah, "

Layla menatap ayahnya tidak percaya apa semunya harus ia minta pada Abu? Padahal cuman liat kondisi kakinya apa baik-baik saja setelah tadi Abu membenrkanya.

Abu melangkah perlahan menuju kamar Even, tangannya yang di masukan ke dalam celana melihat pintu kamar itu sedikit terbuka Abu memutuskan untuk segera masuk saja.

Terdengar pintu tertutup membuat seorang pria tampan yang tengah berbaring menatap Abu sekilas.

"Gue udah putusin, " Ucap Abu memecahkan keheningan.

"Masa, gak percaya gue, " Balas Even acuh masih dengan tangannya yang mengotak-atik benda pipihnya.

Asal kalian tau Even masih kecewa dengan Abu entah kenapa rasa yang awalnya baik-baik saja kini mulai tidak ramah pada Abu.

"Yaudah terserah, " Balas Abu acuh.

"Lo mikir gak hah, " Bangkit Even kesal.

"Gue ngasih tau kalo gue udah mutusin buat tinggal di sini, "

Even menatap Abu tidak percaya "Mamah apa yang berharga buat lo? " Tanya Even membuat Abu tidak habis pikir. Iya ia mengerti dia tidak pernah dapat kasih sayang nya. Hanya kebencian dan ego yang pria itu tunjukkan pada dirinya. Semalam di bicara tentang dua pilihan di sini atau ikut, entah apa yang pria itu pikirkan sampai bertanya seperti itu.

Pada akhir ia memilih untuk tetap disini.

Apa dia tidak sayang dan rindu pada Bunga?

Abu tidak menjawab dia malah pergi begitu saja tapi selang beberapa detik dia membuka kembali pintu kamar Even.

"Makan bareng kalo lo mau tau sesuatu dari gue, "

Even melirik nya ada sedikit rasa penasaran yang Abu ucapkan padanya, tapi dia tidak mau makan bareng dengan mereka apa lagi ada Bunga.

Dia sangat tidak tau jujur, dirinya rindu dengan seseorang Bunga yang dulu sempat merawatnya ia rindu pelukanya, senyumannya, tapi entah kenapa di saat ia bertemu rasa dengki, marah, kecewa, dan benci seketika datang tiba-tiba.

Setiap kali Bunga mendekatinya entah kenapa juga di dalam dirinya ada dorong untuk menghindar entah itu rasa benci yang pria itu pendam atau apa jadi bersikap seperti itu, padahal tangannya ini ingin sekali memeluknya.

Sepanjang waktu makan sampai selesai dipenuhi kecanggungan apa lagi Layla yang sekilas mendapatkan tatapan sinis dari Even.

Selesai makan orang tua Layla pamit untuk pulang. Layla yang mendapatkan kabar itu justru tidak mau ia ingin ikut.

"Abu jaga Layla ya, kalo dia nakal dan gak nurut kamu marahin aja soalnya Layla keras kepala,"beritahu Hani yang dapat anggukan dari Abu.

"Ih bunda, "

"Tenang Layla disini aman, "

"Yasudah Layla bunda......, "

"Tapi bun ayah masih sakit Layla...., "

"Ayah sama bunda, kamu sekarang punya tanggung jawab sendiri jadi jangan khawatir, "

Even yang masih disana hanya memutarkan bola matanya malas,  ia sebenarnya sedang menonton drama apa sih?

Jika dibandingkan dengan dirinya cewek itu kalah. Dasar manja.

"Cengeng, " Ucap Even pelan tapi Layla masih bisa mendengarnya.

Layla HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang