CAHAYA 38

1.2K 95 9
                                    

"Nggak kak, mama lebih butuhin kakak ketimbang kami" Jelas cahaya.

"Iya kak cit, caya bisa kok sama gue di sini," Lanjut yara yang di yakinin oleh citra.

Citra meminta bantuan kepada polisi dan juga Denis bersama yara untuk menemani cahaya. Denis menganggukkan kepalanya, dia memastikan citra di antarkan oleh supir dan tidak menaiki kendaraan seorang diri. Setelah itu dia mendekati cahaya dan menepuk pundak nya pelan.

"Lo yang sabar, lo harus kuat, cobaan pasti akan segera berlalu. Yakinlah, Elgar pasti baik-baik aja , dia nggak akan mungkin ninggalin lo!" Ujar Denis dengan nada yang lembut. Dirinya tidak ikut turun ke jurang karena mendapat pesan untuk menjaga cahaya dan lainnya.

Mereka semua turun dengan bantuan orang yang lebih berpengalaman, satu persatu akhirnya telah mendarat ke bawah dengan selamat. Arga terus di pegangin oleh para petugas, arfan dan dion melihat mobil yang sudah terbakar yang tidak jauh dari mereka, keduanya saling menguatkan dan menatap.

"Lo yakin Elgar mati?" Tanya arfan.

Dion menggeleng kepalanya, "Kalau dia mati, gue ikut,"

"Jangan, gue aja lo masih punya keluarga lengkap!"

"Diem lo, ayo kita ikut cari Elgar. Gue berharap banyak kalau Elgar pasti akan selamat," Ujar dion, lelaki ini sudah mengubah nada bicara nya yang datar ke yang panjang lebar.

"Mobilnya terbakar hangus, suruh mereka menurunkan selang air kesini." perintah ketua tim mereka.

Tidak butuh waktu lama akhirnya mereka bisa memadamkan api yang berasal dari mobil tersebut, hingga terlihat mobil hitam kilat yang mula nya tampak mewah kini sudah seperti barang rongsokan yang tidak berarti.

Arfan dan dion langsung maju mencari ke dalam mobil, namun di tahan oleh para petugas dan meminta mereka untuk menunggu saja di tempat yang aman. Mobil berhasil di balikkan namun tidak ada siapapun di dalamnya.

"Apa jasadnya ikut terbakar hingga menjadi abu?" Tanya seorang lelaki paruh baya yaitu warga di sekitaran sana.

"Pak kalau bicara jangan sembarangan ya, nggak mungkin dong. Elgar pasti masih hidup, bisa saja dia terbang mendarat di tempat lain kan?" protes arfan.

"Jangan bercanda di suasana seperti ini," Ketus arga.

"Ya kan dia lompat dari dalam mobil pasti jatuhnya kayak terbang, emangnya gue salah bilang begitu? Udah deh awas lo semua. Gue mau cari Elgar di tempat lain, dia pasti masih hidup," Arfan berjalan menelusuri hutan. Begitupun dengan yang lainnya yang memencar berusaha mencari tubuh Elgar

                              ***

"Cahaya,... Cahaya," Teriak abu Ardi.

Cahaya menoleh dan kembali menangis histeris, lelaki itu memeluk putri nya dengan erat. Tangisan nya ikut pecah seraya mengetahui keadaan Elgar yang sangat mengenaskan. Ia berharap jika lelaki itu akan di temukan.

"Abu,, caya harus apa sekarang? Kenapa semua terjadi begitu cepat? Caya nggak mau kehilangan kak Elgar, abu." Tangisan wanita itu mampu membuat orang merasakan kesedihan yang mendalam.

"Elgar pasti selamat percaya sama Allah. Kamu tenang aja serahkan semuanya sama Allah, karena hanya dia lah yang tahu tentang kondisi hamba-hambanya." Abu Ardi membelai kepala putri nya yang ditutupi khimar dengan lembut untuk menenangkan anaknya itu.

Siang yang panas itu kini menjadi mendung, bahkan matahari menyembunyikan dirinya di balik awan besar berwarna kehitaman yang akan siap menumpahkan airnya membasahi tempat yang penuh dengan tangisan. Banyak polisi mengamankan jalanan agar tidak terjadi kemacetan.

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang