CAHAYA 39

1.1K 81 7
                                    


"Siapa orang itu? Kenapa dia mau mendonorkan darahnya tanpa mau di ketahui indetitas nya?" Tanya citra tidak yakin.

"Udah kak jangan berbicara seperti itu , dia pasti orang baik yang nantinya akan mendapatkan kebaikan dari orang lain dengan berlipat-lipat," Sahut yara.

Satu jam kemudian, ada seseorang datang yang ternyata pria dia memakai jaket hitam dan masker yang menutupi wajahnya dan kacamata hitam juga. Membuat mereka menatap nya dengan penuh harap.

"Kamu yang mau donorkan darahnya untuk Elgar anak saya?" Tanya mama lisa. Lelaki itu tersenyum simpul di balik maskernya dan membatin " Darah dagingku juga." Setelah itu dia langsung meninggalkan mereka semua, dan pergi menuju ke arah dokter yang menangani nya.

" Hei, saya belum selesai berbicara sama kamu." ujar mama lisa dengan perasaan aneh.

Mama lisa menghembuskan nafasnya panjang menatap aneh ke arah lelaki tersebut, namun dia langsung melirik ke arah cahaya.

" ma, siapapun dia yang penting dia ikhlas mendonorkan darah nya untuk kak Elgar." Kata cahaya.

" menurut gerak-gerik nya, citra nggak asing deh ma sama tuh bapak, rada-rada nya tu kek citra kenal," Ucap citra tiba-tiba.

" Kamu kenal sayang?" Tanya arga.

" Nggak tau juga, tapi kek nya nggak asing deh ma," Jawab nya.

" Dion, ya dion dia yang hubungi bapak-bapak itu,"

" Kenapa tan? Ada masalah?" Tanya dion.

" Nggak, kamu tau siapa bapak yang mau donorin darahnya buat Elgar?" Tanya mama lisa.

" Emang nya kenapa? Darah nya nggak cocok atau gimana?"

" Bukan itu, menurut filsafat nya citra, bapak itu kek nggak asing bagi dia."

" tadi udah aku bilang, bapak itu nggak mau nunjukin indetitas nya," Lanjut dion dan semuanya terdiam, karena tadi sudah diberitahukan kalau pendonor itu tidak mau mengungkapkan indetitas nya.

" ok semuanya, cahaya berhubung pendonor nya udah dapet, gue pamit pulang dulu ya mau ngabarin mama sama papa, takut mereka khawatir sama gue." Ujar yara.

" Iya yar. Kamu hati-hati ya, kak arfan antarkan yara pastikan dia selamat sampai rumah," pinta cahaya.

" iya caya cantik, lo tenang aja. Lo harus kuat, kak Elgar pasti sembuh kok." yara langsung pergi meninggalkan kawasan itu diikuti oleh arfan.

" Kalian kalau mau pulang duluan nggak papa, pulang aja kalian pasti capek banget kan?" Tanya cahaya.

" Nggak kita bakalan disini sampai lihat Elgar sebut nama kita lagi." Ujar Denis.

" Gue nggak bakalan pulang walau itu sebulan gue bakalan betah nungguin ketua gue," Ujar anggota C fire eagle.

Cahaya menganggukkan kepala nya dan mengalihkan pandangannya ke ruangan tersebut, " Ma bisa nggak aku lihat kak Elgar sebentar aja?"

" Bisa dari celah pintu itu, sayang. Tapi kamu jangan sedih lagi ya kalau udah lihatnya."  kata mama lisa.

Cahaya menganggukkan kepala nya dan melangkah mendekat ke pintu utama, dia melirik kedalam ada tubuh lemas tak berdaya yang sedang bertarung dengan nyawa, yang sedang berjuang untuk tetap hidup dengan bantuan alat-alat medis, hal itu membuat hati cahaya terasa perih dan teriris. Tanpa sadar buliran air matanya kembali menetes membasahi pipi, tangannya mengusap perutnya.

" Sayang, itu papa. Dia pasti akan baik-baik aja, kalian pasti akan bertemu nanti," Lirih cahaya getir.

                              ***

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang