CAHAYA 42

1.4K 93 16
                                    

Di belakang ada mahesa yang mendorong kursi roda yang di naiki oleh Elgar. Mama lisa menutup mulutnya dengan tangannya dan tangan satunya ia lepaskan dari genggaman malisa. Ia berlari dengan kencang sambil menetes kan air mata, ia berlutut di depan Elgar mengimbangi tubuh Putra nya yang berada di kursi roda, tangannya memegang pipi putranya dengan gemetar.

"Sayang, ini benar kamu? Elgar kamu sudah sadar?" tanya mama lisa masih belum percaya.

Elgar memegang tangan mamanya yang berada di pipinya dan menggenggam nya erat, ia menganggukkan kepalanya dan memeluk mamanya, hingga tangisan itu pecah. Citra juga ingin memeluk adik nya itu, namun arga menahannya karena tadi malam baru ia melahirkan ia belum bisa banyak bergerak, Elgar yang melihat itu langsung menyuruh mahesa untuk mendorong kursi roda menuju ke arah citra.

"CONGRATULATIONS" Ucap Elgar dengan senyuman indahnya, dan tanpa aba-aba citra langsung memeluknya dengan tangisan yang pecah memenuhi ruangan. Semua yang berada di ruangan itu menetes air mata, bahkan anggota fire eagle yang kejantanannya minta ampun sekarang mendadak menjadi kelinci.

"Lo tidur nya lama banget tau nggak? Lo nggak usah tidur lama-lama kek begitu, untung nggak gue sirem lo pakek bubur kacang ijo biar lo pada bangun." Citra berceloteh dengan air mata yang menderas, dia menatap Elgar dalam.

Mereka memeluk Elgar bergantian, membuat Elgar merasa lelah. Mahesa langsung menghadang yang lain agar tidak memeluk Elgar atau mengajaknya berbicara.

"Elgar masih butuh istirahat, dia pulang hanya ingin mengucapkan selamat dan sekaligus melihat keponakannya." jelas mahesa.

"Sekali lagi selamat ya, akhirnya cicak siluman manusia memiliki bayi." Ucap Elgar dan ingin sekali citra memarahinya karena terus-terrusan memanggilnya dengan sebutan cicak, tapi rasa marahnya menjadi rasa bahagia yang tiada duanya di saat melihat adik satu-satunya itu telah kembali ke sisi mereka.

"Sini dulu keponakan ku," Elgar meminta bayi yang sedang di gendong oleh citra, dengan cepat citra langsung memberikan nya kepada Elgar.

"Kamu cantik ya, bukan kek mama nya, bentar lagi kamu bakalan punya adik dan sekaligus teman bermain, jadi rumah grandma udah nggak sepi lagi." Elgar berbicara dengan bayinya citra yang membuat satu keluarga menangis haru, dan bayi itu juga sangat senang bahkan terus menunjukkan senyuman indahnya di kala berada di gendongan Elgar.

"Arghh nggak kuat manis banget ya Allah.'' Teriak Denis di kala melihat bayi yang berada di gendongan Elgar tersenyum.

"Malisa, kamu kenapa nggak bilang kalau Elgar sudah sadar?" Tanya mama lisa.

"Tadi malis pulang duluan sengaja bikin mama sama yang lain greget pas liat suprise nya." jawab malisa santai.

"Nama nya siapa kak ?" Tanya cahaya, yang berada di sebelah Elgar.

"Panggilan atau lengkap?"

"Lengkap aja,"

"Delicia kiyora abrasya, gimana bagus nggak, itu spilan nama dari grandma di Amerika," tanya citra.

"Cantik banget kak, jadi panggil nya delicia gitu?"

"Del, bayi yang cantik," panggil Elgar lalu mengecup pipi mungil bayi itu.

"Udah dulu sayang, kamu istirahat dulu di kamar ya, kami nggak mau kamu kecapen ditambah ke ramaian kek gini." Ucap mam lisa.

"Baik ma, udah dulu ya cantik, uncle mau istirahat dulu, nanti baru bisa gendong kamu lagi." Elgar memberikan delicia kembali kepada citra.

"Mahes antarkan Elgar ke dalam kamar, biarkan dia beristirahat." perintah mama lisa.

"Siap, laksanakan."

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang