I

30 8 2
                                    

Perpustakaan, suatu tempat dengan atmosfer yang membuat para introvert merasa nyaman dan tenang.

Seperti gadis berambut pendek yang tengah duduk didekat jendela perpustakaan itu. Ia terlihat sedang membaca buku sambil mendengarkan suatu musik melalui headphone miliknya.

Wajahnya terlihat sangat senang berada disini, ia terus membalik halaman buku yang tengah dibacanya.

Buku bergendre romantis itu berhasil membuat yang pembacanya tersenyum - senyum sendiri.

Saat tengah fokus dengan kegiatan miliknya, musik yang tadinya menyala menemaninya itu membaca buku tiba - tiba berhenti begitu saja, membuat sang gadis mengalihkan pandangannya kepada ponsel miliknya.

Ternyata ada sebuah pesan yang masuk, dengan segera sang gadis mulai membuka ponsel miliknya dan membalas pesan itu.

-----------------------------------------------------------
MESSAGE

salsaaw🧚

Theaaa
lu dimanaa?
gw udah di kampus

haa??
ko u gabilang kalau otw
wait, gue ke situ

kebiasaan banget
cepetan!!

-----------------------------------------------------------

Dengan segera, ia membereskan buku dan seluruh barang miliknya yang berada di meja itu.

Kali ini tidak ada jadwal di kampus, tetapi ia dan temannya akan mengerjakan tugas kelompok untuk di presentasikan pada hari esok.

.

Ia terlihat masuk ke dalam gedung parkir kampus miliknya, dan berjalan ke arah gadis berambut panjang yang menatap tajam ke arahnya.

"THEEAAAA!!!" teriak temannya itu sambil memasang muka seperti marah.

Gadis yang di panggil namanya itu hanya bisa diam dan tersenyum seperti tidak ada masalah apapun, atau mungkin bisa disebut. Senyum tidak berdosa.

"cakep lo begitu, selaluu anjir." temannya masih saja mengomel kepadanya. "sorry, nih udah minta maaf gue"

"yaelah Nathea Ginela, lu kek ga ikhlas banget sumpah. Liat noh muka lu astagaaa!!!" ucap temannya dengan nada frustasi

Nathea Ginela, nama gadis berambut pendek itu dan temannya yang bisa kita panggil Salsa. Mereka mulai berteman sejak Semester 1, pertemuan yang tidak sengaja dan sangat lucu.

"kan gue udah minta maaf sal, udah ayo." ajak Thea, sedangkan Salsa tetap berdiam diri disana.

"ayoo sal! kita ngerjain di gazebo deket taman aja"

Setelah bermenit - menit akhirnya Salsa setuju dan mulai berjalan di belakang Thea.

.

"lu bawa laptop kan?" tanya Salsa sambil mengeluarkan peralatan seperti buku dan kotak pensil yang akan digunakannya

"amaan, nih di tas" dengan segera Thea mengambil laptop yang berada di tas miliknya.

"Sal, siniin binder lo. gue mau lihat artikelnya apa aja."

Segera setelah Salsa memberikan bindernya kepada Thea, ia langsung membuka dan membaca dengan teliti.
Ia mencoba membagi pekerjaan agar tugas mereka lebih cepat selesai.

Keadaan disana bisa terbilang lumayan ramai, ternyata banyak juga mahasiswa lainnya yang suka mengerjakan tugas disini.

Taman di sekitar gazebo juga terlihat sangat rapi dan terawat, banyak macam bunga di sana. Terasa sangat menyejukkan mata, hati dan pikiran.

Thea dan Salsa mengerjakan tugas mulai dari jam 1 siang hingga 4 sore, waktu yang bisa terbilang lumayan panjang. Tetapi untung saja tugas mereka telah selesai dan tinggal menunggu waktu untuk presentasi di hari esok yang akan datang.

"lo mau ke café kan the?" Thea yang merasa ditanya segera melihat ke arah Salsa.

"iyaa udah lumayan telat ini" Salsa seperti berpikir sesuatu setelah mendengar jawaban yang Thea berikan.

"gue ikut deh, mau ngopi - ngopi hehe" seru Salsa, "boleh, penglaris hahaha udah ayo buruan."

Sebenarnya itu bukan café milik Thea, tetapi ia hanya sekedar bekerja paruh waktu disana agar bisa mendapatkan uang saku tambahan.

Ia tidak tinggal di kos ataupun menyewa suatu rumah, Ia tinggal bersama ayah kandung dan ibu sambungnya.

Ia hanya berpikir tidak ingin terlalu membebani kedua orangtuanya itu, karena mereka masih harus membiayai sekolah adik adiknya.

.

Sesampainya di café tempat Thea bekerja, Salsa segera menghampiri seseorang yang sudah stand by di depan bar café itu. Sementara Thea pergi menuju ruang khusus para karyawan.

Ia dengan cepat menganti baju untuk bekerja dan merapikan rambutnya dengan jepit bunga kecil yang berwarna - warni favoritnya.

Selesai mengganti baju, Ia bergegas pergi ke bar minuman café itu dan membuatkan pesanan para pelanggan, termasuk pesanan Salsa.

Keadaan café saat ini lumayan ramai, banyak muda mudi yang membawa pasangannya untuk sekedar membeli kopi ataupun cake di café tempat Ia bekerja.

Thea senang melihat mereka begitu di treat dengan baik oleh pasangannya masing - masing. Terkadang Ia juga berpikir, bagaimana rasanya dicintai dan disayangi oleh pasangannya di masa mendatang.

Tetapi, Thea bahkan belum pernah memulai hubungan apapun. Karena Ia begitu takut untuk memulai, tapi di sisi lain Thea sangat ingin mempunyai hubungan.

Salah satu cita - citanya adalah menjadi seorang ibu yang berhasil mendidik anaknya dengan benar, tapi Thea selalu berpikir. Beranikah dia?


________________(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)_______________

hiiii....
it's natt, Sorry if this story is a little cringy. just hope u guys enjoy aja siww. luv yaa

thankyou so much。⁠◕⁠‿⁠◕⁠。🦢

Desire and FearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang