Terdengar suara yang saling bersahutan didalam kelas, mahasiswa/i terlihat saling mengeluarkan pendapatnya masing-masing mengenai pendapat siapa yang paling masuk akal, dalam presentasi dua mahasiswi yang tengah berdiri didepan.
Thea dan Salsa, mereka baru saja selesai dengab presentasinya dan membuka sesi QnA.
Sesekali mereka berdua juga memberikan jawaban yang paling logis agar bisa dimengerti oleh si penanya dan seluruh teman-teman nya.
Tanpa disadari, waktu telah berlalu begitu cepat. Para mahasiswa/i mulai meninggalkan kelas dan pergi untuk menikmati waktu istirahatnya. Thea dan Salsa juga segera bergegas menuju ke kantin.
Perjalanan mereka menuju ke kantin sedikit terhambat karena banyak mahasiswa/i yang tengah berkerumun didepan mading kampus.
"buset, rame amat ada apasi?" Salsa kebingungan dan sedikit berjinjit agar bisa melihat alasan kenapa mereka berkerumun disini, namun nihil. ia tidak bisa melihat apapun.
Thea yang melihatnya dengan cepat pergi mencari celah diantara kerumunan agar bisa melihat sesuatu yang tertempel pada dinding tersebut.
Setelah ia sampai didepan mading, ia melihat sebuah brosur yang bertuliskan semacam pengumuman untuk seminar pada esok hari. Thea segera pergi dari kerumunan dan memberitahu Salsa
"Besok ada seminar ternyata, jam 9 pagi"
Salsa yang mendengar hal itu langsung memutar matanya dan memasang wajah malas miliknya
"Mager banget gue The, yakinn suerr" ucapnya sambil membuat gestur peace.
"Biasanya ga sepagi ini deh, mungkin motivator nya orang penting. Udahlah ayo kantin, laper gue" celetuk Thea sambil menggeret baju Salsa.
.
Sesuai dengan ekspektasi keduanya, hari itu kantin benar benar ramai sekali. Tanpa menghiraukan keramain itu, mereka langsung ikut mengantri di stand bakso sambil sesekali bercanda.
Membutuhkan waktu yang lumayan untuk mengantri didepan stand bakso, sampai akhirnya mereka mendapatkan baksonya.
Kegiatan makan mereka sesekali di selingi oleh ucapan nyeleneh dari seorang Thea.
"Saalll, lo liat deh cowo gue. ganteng bangeettt gakuatt!!!!" ucap Thea sambil menyodorkan handphone yang memperlihatkan foto seorang karakter game.
Salsa sudah tidak tahu harus merespon dengan kata - kata atau ekspresi yang seperti apa? karena bukan sekali dua kali Thea memuji cowok fiksinya itu l
"The, dengerin gue. DIA NGGA NYATA!!!" ucap Salsa sambil menekan kata katanya di akhir.
Thea sama sekali bertindak seperti tidak mendengar ucapan Salsa dan melanjutkan memuji cowok fiksinya itu.
"Besok gue kalau punya pacar mau yang spek Leon S. Kennedy Sal!!! harusss haruuss"
Salsa terlihat sudah muak mendengar Thea bercerita tentang Leon Leon itu.
"THEA DENGERIN GUE, LEON ITU UMUR 27 DAN MUNGKIN SEKARANG UDAH 30AN, SEDANGKAN LOOO???!!!!"
Thea tertawa kecil mendengar suara frustasi Salsa. "Tapi om om lebih menggoda Sal, trust me deh"
Seperti sudah biasa mendengar rangkaian kalimat itu, ia langsung membalas perkataan Thea yang sedikit nyeleneh itu.
"Ya lo emang demen ama yang modelan begitu anjirr thee" Salsa memberi jeda sebentar sebelum melanjutkan perkataan berikutnya, "Udah ga heran gue, Daddy issuee daddy isuee. sehat sehat deh lu"
Thea terdiam dan tertawa cekikian, dan kembali memakan baksonya dengan tenang.
☆゚.🦢・。゚
Hari semakin sore, Thea berjalan santai menyusuri trotoar yang berada di kampusnya. Sesekali ia melihat sekeliling, sampai pada akhirnya ada sesuatu yang menarik perhatian milik gadis itu.
Salah satu gedung yang berada di tengah kampusnya terlihat begitu ramai, banyak orang yang berlalu lalang. Ia terdiam sejenak sambil melihat ada hal apa didalam sana dengan tatapan penasara. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk kembali berjalan menuju arah gerbang keluar.
Kali ini dia tidak membawa kendaraan pribadi, melainkan ia memilih untuk menaiki transportasi umum karena ingin menikmati waktu untuk dirinya sendiri.
Dress berwarna pink muda dipadukan dengan sepatu putih miliknya, membuat Thea menjadi terlihat lebih feminim. Kakinya menyusuri jalanan ke arah halte dengan langkah santai.
Sembari menunggu bus datang, Thea memasangkan headphone miliknya. Awan yang awalnya biru cerah, perlahan mulai berganti menjadi warna abu-abu yang artinya hujan akan segera datang.
Tak perlu menunggu terlalu lama, bus yang akan mengantarkan Thea menuju tempat tujuannya telah sampai. Ia duduk sambil memperhatikan pemandangan sekitar yang mulai diguyur oleh rintik hujan. Tidak deras namun mampu membuat jalanan menjadi basah.
.
Pantai, itu adalah tempat yang akan dituju Thea saat ini. Beruntungnya saat Thea telah sampai disana, hujan mulai mereda tetapi masih meninggalkan kesan yang sangat menenangkan hati. Angin sepoi-sepoi dan aroma tanah yang basah khas hujan pun masih sangat terasa.
Thea suka sekali pergi ke pantai untuk me time, deburan ombah dan angin dari laut membuatnya menjadi tenang. Ia pergi berjalan kearah salah satu kursi yang kosong disana.
Hanya ada beberapa orang ataupun pasangan disana. Ia mulai mengeluarkan buku Diary miliknya dan mulai menorehkan tinta di buku itu. Thea suka menulis dan menghias buku atau bisa disebut membuat scrapbook.
Ia menulis sambil menunggu matahari tenggelam. Tanpa disadari, salah seorang pria berjas rapi yang duduk tak jauh dari Thea tengah mengawasi dirinya yang tengah fokus menulis Diary. Tatapan dari pria itu pun sulit untuk ditebak.
Entah apa yang dipikirkan pria itu, hanya dia dan Tuhan yang tau
______________________________________
HAII HAIIIII....
lumayan lama yaa aku update nya hihihiw
maaf ya kalau sedikit tidak nyambung
I'll do my best
untuk kedepannya (> ਊ <)terimakasih sudah membacaaa

KAMU SEDANG MEMBACA
Desire and Fear
Fiksi RemajaNathea Ginela, gadis yang berkeinginan mempunyai keluarga kecil yang bahagia tetapi di sisi lain ia memiliki ketakutan untuk memulai suatu hubungan, akibat trauma yang ia dapat dari keadaan keluarganya sendiri. akan kah Nathea Ginela bisa mewujudkan...