part 7

2.9K 9 0
                                    

BTM PART 7



POV RIYAN ARYADI


Sesuai janji Indah dan Bu Anita, akhir pekan kami sekeluarga diajak berlibur keSebuah wilayah tempat Perkebunan teh diWilayah Bandung selatan. Semua ditujukan untuk menghibur hati adik ku Raihan tentunya. Meskipun akses jalan menuju kesana cukup Macet dikarnakan jalan cukup sempit, tapi semua terObati setelah kami tiba di area Villa sederhana yang Asri dan Sejuk disana.

"Dede..... Raihan...... Jangan jauh jauh nak mainnya....!!! " Mamah ku Vina meminta kepada adik ku namun tak Raihan Gubris, sambil memegangi Ponselnya seperti menanti kabar dari seseorang.

"Tante Vina tenang aja, ada Bu Sekar dan Pak Parmin nemenin Raihan main dan jalan jalan keKebun teh." Kata Indah kepada ibu ku Vina, kedua Pasangan Paruh baya itu adalah penjaga Rumah Bu Anita yang Asri dekat Perkebunan Teh yang sejuk ini.

"Tp gpp Viin....? Maaf, Raihan merepotkan." Tanya Mamah kepada Indah terlihat khawatir tp sambil menggenggam Ponselnya. Entah khawatir adik ku atau pesan yang akan masuk selanjutnya ya... Hehehehe.....

"Gpp kq tante...... Ga jauh dari sini ada Permukiman warga Cucu Pak Parmin a beda jauh kq sama Raihan, diatas juga ada Tempat wisata Pemandian Kolam Air panas dan Villa keluarga. " Kata Indah menjaskan lebih jauh.

Indah bercerita cukup banyak tentang keluarganya, aku dan mamah pun mendengarkan dengan baik. Walaupun mamah tetap terlihat Gusar, karna sesekali melihat ponselnya. Aku tau kali ini aku benar benar cukup keterlaluan, tp itu ku rasa cukup sepadan dengan pengkhianatan mamah selama ini kepada aku dan Raihan.

"Susah Sinyal ya tante Vina, dari tadi liat ponsel terus??? " Tanya Indah, Putri Bu Anita kepada Mamah ku yang terlihat gusar.

"Aaah ia nih, maklum tante ada beberapa persandingan yang belum terkirim keRekan yang kerja di lapangan. " Kata mamah, sambil meletakkan Ponselnya di meja kali ini.

"Indah, ajak dong Riyan jalan jalan.... Massa mau duduk diam disitu aja..... " Kata Bu Anita sambil membawa Beberapa jenis Unggas dan bahan makanan sepertinya akan Beliau masak untuk hidangan makan siang nanti.

"Oo ia kak, mau jalan jalan ke sekitar perkebunan?? Siapa tau kak Riyan suka beberapa Spot foto disini." Kata Indah mengajak ku, sambil beranjak dari tempat duduknya lalu menghirup udara pagi disana.

"Boleh ndah.... Yuk jalan jalan..., ma..... Jalan dulu ya sama Indah." Kata ku berpamitan, sejak beberapa hari yang lalu baru kali ini aku bicara padanya.

"Iya sayaang, jangan terlalu lama ya..... Mamah bantu Bu Anita masak buat makan siang nanti." Kata mamah, expresi wajahnya merona merah bahagia karna akhirnya aku kembali bicara padanya.

"Bu Anita saya jalan jalan dulu sama Indah..... " Kata ku berpamitan kepada Bu Anita.

****


Kehangatan keluarga ku bersama Bu Anita dan Putrinya indah semakin mencair, sepanjang aku berjalan jalan dengan Indah tadi warga yang tergur sapa kepada aku dan Indah mengira aku adalah Kakak atau Family dari Indah. Indah pun bercerita banyak tentang kesepian dan kesedihan sepeninggal Ayahnya. Lalu segera ku hibur dengan mengambil beberapa Foto Shoot menggunakan kamera, hmm...... Ketimbang jadiin pacar aku rasa lebih baik Indah cocok menjadi Adik ku, dari sikap dan bahasa tubuhnya kurasa kan nyaman bersamanya sebagai kakak.

Hingga saat jam makan siang, kami berLima semakin seperti keluarga. Mamah dan Bu Anita terasa Kompak seperti mengakurkan aku dan Raihan agar bertegur sapa dengan Mamah ku Vina. Kekompakan Bu Anita dan Indah berhasil, sampai akhirnya setelah jam Makan siang aku tertidur santai setelah bersenda gurau dan bercengkrama bersama mereka di akhir pekan. Terlebih lagi, Pak Parmin dan Bu Sekar sering bercanda dan melemparkan lelucon lucu kepada kami Saat itu.

benci untuk mencinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang