Phuwin selalu suka kursi di dekat jendela. Menurutnya, awan-awan di langit biru ini begitu menenangkan jiwanya. Terkadang, seperti biasa, pertanyaan-pertanyaan ikut muncul disertai imajinasi yang menggambarkan kapas putih itu tak benar-benar abstrak. Melainkan membentuk sedikit demi sedikit wujud yang tercipta dari pikirannya semata.
Tapi tak mengapa, saking tenangnya melihat keluar jendela, momen ini biasanya digunakan untuk melamun dan berpikir. Atau terkadang, kalau sudah terbuai dengan pemandangan indah itu, ia akan menyenderkan kepala pada dinding hingga tertidur pulas dan terbangun karena pesawat akan segera mendarat.
Ketika tadi Phuwin mengecek boarding pass-nya, lalu tahu dirinya akan duduk di kursi paling ujung, lelaki itu senangnya bukan main. Setidaknya memburamkan sedikit perasaan kesal diburu-burui oleh Tu di awal keberangkatannya menuju bandara.
Sebab selain alasan sebelumnya yang sudah dijelaskan, Phuwin canggung kalau duduk di tengah atau di pinggir lorong pesawat. Orang-orang masih bisa melihat dirinya melakukan apapun, sedangkan di sudut jendela ini, lelaki itu merasa aman. Tak takut untuk berbuat yang menurutnya di luar nalar, meskipun kursi di sebelahnya juga terisi penumpang lain.
Bicara soal penumpang, pesawat yang ditumpangi Phuwin kali ini penuh seluruhnya. Tak ada tersisa satu kursi kosong pun. Padahal lelaki itu sempat mengira, ketika beberapa hari yang lalu membeli tiket online dan melihat masih banyak yang belum terisi, akan setidaknya sedikit senggang dan tak begitu ramai. Tapi ternyata, begitu Phuwin hendak masuk melewati gate, matanya membulat total. Sebab antrean yang dilihatnya saat itu tergolong panjang sekali.
Sedikit berasumsi kalau mungkin orang-orang itu tergolong pembeli tiket last minute, jadi tak heran kalau tiba-tiba saja sekarang Phuwin berada di antara lautan manusia yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing di dalam pesawat menuju Pulau Dewata.
Satu hal lain yang disukai Phuwin ketika di pesawat ialah, kalau menemui teman seperjalanan yang menyenangkan. Tapi di dalam kamus lelaki itu, menyenangkan bukan berarti sering mengajak bicara ataupun melontarkan candaan supaya tak begitu canggung di antara keduanya. Melainkan justru orang-orang yang diam, tenang, tak banyak tingkah, dan seakan sibuk dengan dunianya sendiri.
Bolehlah, jika sesekali mengajak ngobrol, seperti basa-basi asal dari mana atau pergi ke tujuan dalam rangka apa, dan sebagainya. Tapi perlu diingat, hanya sesekali saja. Jika berkali-kali atau bahkan sampai sepanjang waktu hingga pesawat sampai di tujuan, Phuwin akan merasa terganggu dan biasanya sengaja pura-pura tidur agar terhindar dari percakapan yang terkesan buang-buang tenaga.
Kedua contoh penumpang itu ada di sebelah kirinya. Orang pertama yang duduk di kursi dekat lorong merupakan contoh penumpang tipe kedua. Dugaan Phuwin, pria tinggi besar itu merupakan warga asli Australia, terdengar dari aksen bahasa Inggrisnya yang mirip campuran british accent maupun american accent.
Phuwin berasumsi, kalau pria itu seharusnya duduk bersebelahan dengan perempuan di kursi seberang. Kemungkinan besar mereka termasuk pembeli tiket last minute yang alhasil sudah tak bisa lagi mengajukan request untuk kursi yang akan diduduki. Jadilah, keduanya sering kali mengobrol sampai-sampai Phuwin harus menghadap keluar jendela demi mencari ketenangan jiwa.
Phuwin agak kasian dengan penumpang di sebelahnya persis, duduk di tengah-tengah dan di sebelah kanan pria asing itu. Ia bisa merasakan, lelaki muda itu juga sama tak nyamannya. Mungkin saja ingin menegur pula, tapi sungkan karena toh sebenarnya, nada bicara pria itu tak begitu keras jika dibandingkan dengan speaker pengumuman dalam pesawat.
Akhirnya, penumpang di sebelah Phuwin itu hanya bisa menutup kedua gendang telinga dengan earphone lalu meraih majalah yang disediakan maskapai di depan kursinya. Entah benar-benar ingin membaca, atau hanya mengalihkan perhatian sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXPECT THE UNEXPECTED • pondphuwin ft. dewtu ✔
FanfictionPhuwin gerah mendapati pertanyaan "kapan nikah?" yang tak berkesudahan. Tak disangka pertanyaan itu akan berhenti karena menghadiri pernikahan sahabatnya, dan pertemuan dengan seorang penumpang di pesawat bernama Nara. [COMPLETED] SOCIAL MEDIA & NAR...