10. Her Old Memory

21 3 0
                                    

Seingatku, aku sedang membantu beberapa pahlawan pro khusus dari World Heroes Associations menangani seorang bocah yang dilaporkan keluarganya karena mutasi quirk tidak terkendali. Salah satu lecutan quirk itu mengenai lenganku dan..

Entahlah.

Tiba-tiba saja aku berada di ruang lab ekonomi UA, bersama Katsuki Bakugo yang sedang mengocok telur dengan bernafsu.

"Dieeeeeee.."

Aku terkekeh melihatnya, entah mengapa, perasaanku seperti berada diantara awan. Lembut, hangat, nyaman. Dan dia terlihat bersenang-senang dibalik wajah lumayan yang diusahakan terlihat jelek. Telur kocok dalam mangkuk tupperware itu berbuih indah.

"Oi Tembam, masukkan tiga sendok minyak ke wajan dan nyalakan kompornya."

"Baik chef, hihihi.."

Bakugo terlihat keren menggoreng telur kocok itu, terutama saat dia membuatnya lonjong. Aroma wangi telur dan daun bawang tercium dan dia memindahkannya ke atas sepiring nasi goreng yang sudah dibentuk.

Senyum penuh kepuasan yang bukan seringai terkembang di wajah si pirang bermata ruby, "yosh, katakan apa yang mau kau tulis diatas omurice spesial Katsuki-sama ini!!"

"Hm.. apa ya? Oh!"

Mengatupkan kedua tanganku, seolah ide paling brillian muncul, "bagaimana dengan 'Ochako tercinta' dengan hiasan love-love."

Dia mendelik kearahku sambil bilang, "seperti tidak ada yang lebih buruk dari itu," tapi dia mulai menulis dengan saus tomat.

No.1 Roundness.

"Hahaha.. bulat sempurna!"

"Hey, jahat."

Aku mencubit sikut Bakugo pelan dan dia bertingkah seolah kesakitan. Kami bersenang-senang tanpa tau apa yang akan terjadi setelah ini. Katsuki menyuruhku menghabiskan omurice itu setelah panggilan dari Kirishima di ponselnya, melempar apron sembarang, lari keluar dengan wajah marah.

Ini seperti mimpi dan kenyataan tercampur dalam kisah panjang dan acak.

Kami menumbuk mochi di tahun baru. Katsuki meledakkan lesung saat kedua tangannya menyatu untuk membalik adonan panas, setelah bertukar posisi denganku yang membuat adonan mochi setengah jadi melayang. Midoriya, Todoroki, Jiro dan Yaoyorozu kabur di waktu yang tepat.

Ketika Todoroki Shoto berulang tahun di pertengahan antara akhir musim dingin dan awal musim semi, Katsuki Bakugo dan Sato Rikudo berlomba tentang siapa yang bisa memasak pie terbaik. Keduanya memiliki ciri khas dan kelezatan masing-masing. Renyah gurih tidak terlalu manis dengan rasa segar lawan terlampau manis dan lembut meleleh dalam mulut.

"Aku tidak tau rasa pie yang sesungguhnya tapi aku lebih suka buatan Bakugo-kun!!" Lalu mereka semua mengeluarkanku dari juri penilai.

Kami berdebat banyak hal, berkopetensi dengan sesuatu yang spele, sparring di ruang laundri asrama demi merebutkan mesin terakhir yang tersisa atau tiang jemuran, memasak bersama, berbelanja, atau sesi belajar bersama 10 teratas mengajari 10 terbawah.

"Sudah kujelaskan berapa kali, Round Face, kenapa kau tidak paham juga ish. Kita tidak pulang sebelum kau kerjakan soal mudah ini dengan benar!!"

Dia melanggar aturan 'jarak aman' dan dengan sengaja mengganggu kosentrasiku dari belakang. Dengan jarak ini, aroma musk parfum mirip air terjun pegunungan dan kenangan senja tercampur gula karamel hangat. Benar-benar membuang fokus milikku keluar jendela.

Katsuki mengabaikan teman kami yang saling berbisik.

Untuk kemajuan evolusi quirk One for All Midoriya, orang-orang yang membantu adalah Sero, Tsuyu, aku dan Bakugo. Deku-kun menamai ini latihan menangkap Kacchan dan kami semua di grill sampai kribo. Dibelakang mereka semua, hari itu dia memberitahuku nama pahlawannya.

Not Cinderella But Oh, Anyway..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang