Hawks membimbing anak 1A belajar di ruang rekreasi.
Bakugo membawaku menyelinap ke ruang laundry. Begitu mataku melirik bulu burung merah nyempil-nyempil di pintu, aku langsung sadar kenapa Hawks datang dan bersosialisasi disini selama mungkin..
Duar.. dardadadadar...
Ssshheeeesssssssshh..
.. suruhan Leader untuk memastikan aku tidak macam-macam dengan Katsuki Bakugo selama Vallentine.
"Cih, Ayam Kfc senpai overprotectifmu itu.."
Katsuki membuat bulu-bulu Hawks di pintu hangus sekali cabut dan remas. Ada dua helai di hoodie yang kupakai dan aku tidak akan sadar. Menepuk debu dari telapak itu lalu meniupnya santai, sebelum tangan kanan itu terulur ke depan hidungku.
".. trick or treat?"
"Berhenti membuatku kesal sialan, kau kasih si keriting hijau idiot Nerd sialan itu coklat bahkan si Pendek Mesum, kubunuh kau jika melewatkan jatahku.."
Omelan protes Katsuki yang selalu berevolusi menjadi semacam gerutuan bercampur variasi bahasa kutukan berhasil terhenti dengan amplop pink super imut yang kuletakkan tepat di kedua tangannya. Dia benar-benar termenung sejenak memproses apapun benda yang bukan coklat itu, entah marah, kecewa atau apapun ekspresi Bakugo yang jelas aku tidak membayangkan wajah kaget seolah villain berniat menculiknya di kamp musim panas.. ya, seperti itu.
".. apa ini?"
"Love letter."
Woah, pipinya memerah..
.. tapi langsung berubah bengis dalam sepuluh detik.
"Kau mau menjahiliku ya?"
"Sekarang aku menyesal menyiapkan benda itu semalaman kemarin, kembalikan!"
"Cih, ogah! Ini milikku sekarang."
Mumpung sudah disini, sekalian aku menggarap cucian tiga hari. Sejak Ashido melelehkan pakaianku, nyaris semua yang kupunya, lemari Bakugo di asrama ini adalah milikku (atau jemurannya).. sampai pria itu mengisi lemariku dengan berbagai macam jenis baju perempuan (sangat perempuan sampai aku merinding) selera dia. Terhitung keranjang ini yang terakhir.
Swhogoshhh.. wuing.. wuing..
".. tara..rararata.."
Busa sabun cuci serta detergen dalam satu kapsul yang biasa dipakai Bakugo berbuih cantik serta beraroma khas. Aku tidak tau kenapa ada laki-laki yang kritis soal detail tapi kutemukan apa yang kubutuhkan di tempat biasa, sama seperti di kehidupanku sebelumnya saat orang itu memenangkan taruhan denganku dan memaksaku menjadi pesuruh selama seminggu, sampai aku masih hafal kebiasaannya menyimpan barang.
Mesin berhenti untuk membuang air sabun dan mengisi air baru untuk membuang residu, sebelum proses pengeringan dilakukan.
"Oi, pakai mode halus. Keringkan selama lima belas menit dan selalu setrika kaos dengan mode terbalik!"
"Aku tau."
Kulirik ke belakang sebentar, Katsuki Bakugo baru kembali lagi kemari setelah mendapat dua bungkus coklat. Aku tau itu karena dia pegang tiga buah kartu dan aku sendiri yang menyebar coklat ke seluruh penjuru asrama serta menulis teka-teki di setiap kartu enam warna. Tahun ini aku mendapat lebihan kartu selain remah coklat sisa.
Pria itu muncul untuk coklat yang kuletakkan di sudut dalam keranjang bajunya di ruang ganti pria, tapi memilih berhenti untuk mengomel seperti ibu mertua. "Lagipula ini bukan hari paskah, sialan, kenapa kau menyimpan coklat vallentine seperti menyembunyikan telur hias?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Cinderella But Oh, Anyway..
FanfictionSebuah kesalah pahaman antara keluarga Bakugo dan putra tunggal mereka, Katsuki. Segelas air es dan amplop isi sejuta yen dilempar Mitsuki pada Ochako dihadapan semua orang. "Pergi dari kehidupan putraku, seseorang sepertimu hanya akan memanfaatkan...