23. Love, Baguette, in Paris

7 1 0
                                    

Claire Voyance orang asli Otheon yang dimutasi ke Jepang karena konflik internal daerah sana yang menghapus keberadaan pahlawan. Dikatakan kepolisian dan badan militer sana cukup mumpuni hanya untuk menjaga perdamaian, meski begitu, tetap menerima bantuan jika dalam keadaan darurat.

Otheon berada di daerah Eropa, berdekatan dengan UK, Hiberic Penisula dan Irreland. Negara bersahaja berbatasan dengan kerajaan Klayd, punya menara kembar khas sebagai simbol wisata meski jarang orang tau. Kalau kau tanya Claire Voyance dimana letak kampung halamannya di peta, dia pasti bingung.

Karena..

"Claire-sensei, tiga hari liburku boleh kalau aku pergi beli roti keluar?"

"Kalau cuma beli roti kenapa harus bilang padaku, memang kau mau kemana?"

"Toko pastry Dupain Cheng.."

"Ya, pergilah."

Rambut pirang Claire yang keemasan tidak di cat, dalam artian beliau asli ras nordik dengan mata abu-abu cerah serta kulit putih kemerahan.

Seperti sudah rahasia umum kalau bule tidak suka mengingat tempat. Mereka tau Tokyo dan Jepang tapi tidak tau Bali di negara mana, lupakan kota lain di Prancis, mereka hanya tau Paris. Hawks pernah cerita aib Claire yang kaget begitu tau gunung Fujiyama tidak terletak di tengah pulau utama daerah Kyoto ketika pertama sampai di Jepang..

Dalam artian, Claire Voyance buta map parah meski dengan quirk miliknya itu.

.. dia tidak curiga sama sekali padaku dan hanya menstampel surat izin untuk dua orang, plus Bakugo.

Sukses besar!

Divisi lain mengurus surat perizinan keluar negeri bagi pahlawan termasuk kartu pass, visa, dan lainnya.. karena kubilang hanya tiga hari, dengan adanya perbedaan zona waktu dunia, kita bisa bersantai selama empat hari disana. Masih akan kembali dihitung tiga hari di Jepang.

Gabungan quirk milikku dan Katsuki Bakugo satu-satunya yang bisa melintasi dua-tiga benua dalam hitungan menit. Orangnya sendiri pernah bilang padaku di kehidupan sebelumnya kalau combo kami memungkinkan sekali keliling dunia dalam hitungan jam, aku sangat penasaran.

"Bagguette.. choccholatte foundeau, croissant.."

"Uhokk.."

Dan ternyata benar.

Jet lag pertama Katsuki, terkapar di tanah lapangan WHA cabang Prancis, beberapa puluh menit setelah menginjak tanah Jepang dan meledak.. lalu tiba di benua Eropa. Kurang dari 1 jam.

Divisi disini mengkonfirmasi segala formalitas kunjungan dengan label 'ujicoba quirk' di passport. Dua puluh lima menit dari Tokyo ke Paris memang tidak masuk akal sekalipun dunia sudah berevolusi. Pesawat tempur asosiasi saja hanya dua kali kecepatan pesawat terbang sipil.

"Bakugo-kun?"

"Aku tidak kenal kau sialan, bilang sesuatu, harusnya aku sudah curiga sejak kau mencari passport dan visa di lemariku. Kau bilang cuma beli roti." Katsuki muntah lagi.

Dia masih mengira tujuanku sejauh Osaka meski kubawa ke kantor WHA di Tokyo, pagi di hari Jum'at. Kami seperti pergi menjelajah ke masa lalu karena Paris masih hari Kamis dan malam. Meski langit terlihat siang, musim dingin tidak terlalu berbeda, setidaknya kostum pahlawan musim dingin ini punya isolator panas yang bagus.

"Uravity, aku tidak keberatan kau mengenalkanku pada teman UA mu saat aku kembali ke Jepang nanti."

Ryuuko berkacak pinggang, meski begitu dia tetap mengenalkan kami pada Ladybug dan Chat Noir yang ikut bertugas membantu pendaratan dengan selamat. Dua orang itu sangat antusias dengan teman baru dan menjanjikan mengajak berkeliling Paris.

Not Cinderella But Oh, Anyway..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang