Satu bulan berlalu semenjak pertemuan pertama mereka. Gandis serta Yondra semakin akrab dan menjalani hari mereka selayaknya pasangan pada umumnya. Mereka berdua sama-sama berusaha mengenal satu sama lain, saling mengerti, dan berusaha menjadi pasangan yang baik.
Bahkan sekarang teman-teman mereka percaya bahwa Gandis dan Yondra benar bisa dikatakan pasangan. Mereka keliatan harmonis, positif, dan tentunya romantis. Sering kali Yondra menghadiahi Gandis macam-macam, yang selalu berujung kena omelan cewek itu. Pun Gandis juga melakukan hal yang sama dalam bentuk yang lebih sederhana.
Sabtu malam Yondra mengajak Gandis untuk keluar. Malam minggu mereka untuk yang kesekian kalinya. Gandis sedang bersiap di rumahnya ketika tiba-tiba suara guntur menggelegar di luar. Gandis mengintip lewat jendela, malam ini langit terlihat jauh lebih gelap tanpa ada bintang yang menjadi penerang.
Gandis melirik ke arah ponselnya ketika satu notifikasi masuk, Yondra telah sampai di depan. Segera Gandis keluar menemui Yondra, kaca mobil cowok itu terbuka, memberikan senyuman ketika Gandis keluar dari rumahnya.
"Hai!" sapa Yondra ketika Gandis masuk di kursi penumpang di sebelahnya.
"Hai! Gimana tadi kerjanya?" tanya Gandis.
"Nothing special. How's your day by the way?" Yondra tanya balik, menyalakan mesin mobil.
"Baik,"
Baru Yondra menginjak pedal gas, tiba-tiba mesin mobil mati. Yondra mengerut bingung, mencoba kembali menyalakan mesin tapi nihil karena gak kunjung menyala.
"Kenapa?" heran Gandis, baru pertama kali begini.
"Ah Jibran sialan!" tiba-tiba Yondra menyumpah serapahi temannya. Gandis mengerjapkan mata kaget.
"Maaf.." kata Yondra karena gak sadar meninggikan suaranya ketika bersama Gandis.
"Sha, maafin aku ya"
"Kenapa?" Gandis masih bingung.
"Kamu tau, ini bukan mobil yang biasanya aku pake. Mobil yang itu dipinjem Jibran, biasanya dia pake yang ini. Aku gak tau kalo belum dibawa ke bengkel gini," oceh Yondra merasa bersalah.
Gandis mengelus lengan Yondra mencoba meredakan emosi cowok itu. Gimana pun Gandis paham pasti Yondra kecewa dengan dirinya sendiri. Gandis tau Yondra merasa gak enak padanya, jadi Gandis juga gak mau menuntut apa-apa atas kejadian ini.
"Yaudah gapapa,"
"Gapapa gimana? Masa mau dibatalin? Kan minggu ini terakhir kata kamu,"
Gandis memerikan senyum. "Bulan depan biasanya ada lagi kok tiap di minggu terakhir,"
Yondra menunduk. Malam minggu kali ini adalah pilihan Gandis, dimana mereka akan ke pasar malam untuk menaiki berbagai permainan di sana. Kata Gandis, pasar malam itu adalah yang terakhir di minggu ini jadi Yondra gak mau melewatkannya.
"Sha, maafin aku" lagi-lagi Yondra minta maaf. Menarik pelan tangan Gandis untuk dielus sambil menundukan kepalanya.
Gandis tertawa kecil. Dia baru sadar Yondra bisa semenggemaskan ini. Tangan Gandis yang satunya diangkat untuk mengelus kepala Yondra.
"Makan yuk di rumahku," ajak Gandis. Yondra mendongak kaget, walau sering menjemput Gandis namun Yondra belum pernah benar-benar masuk ke dalam rumah pacarnya ini.
"Gak ada apa-apa sih, ada mie instan mungkin? Aku laper," kata Gandis.
"Aku pesenin makan aja ya," Yondra mengeluarkan ponselnya namun ditahan oleh Gandis.
"Gerah, keluar dulu yuk," ajaknya. Mereka keluar dari mobil dan Gandis langsung menyuruh Yondra untuk menelepon derek mobil untuk segera dibawa ke bengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT BRIDE | Yoshi, Gaeul
FanficPeople said Gandis and Yondra are definition of perfect couple. But people don't know what actually happened.