Haii aku up lagi nih, jangan lupa sebelum membaca vote dan follow terlebih dahulu serta komen di setiap paragraf nya!
•HAPPY READING•
•••
Pagi ini Aurora terlambat datang kesekolah alhasil ia di hukum hormat bendera. Matahari pun semakin naik dan terik, keringat mulai menetes dari dahi Aurora sambil sesekali ia menyeka keringat nya.
"Anjj, panas banget aslii" gerutu nya.
Aurora mengecek jam tangan yang melingkar di tangannya. Ternyata baru jam delapan, yang artinya masih ada sejam lagi ia menyelesaikan hukumannya.
Dari atas rooftop ternyata ada Erlangga dan teman teman nya yang sedari tadi memperhatikan Aurora yang sedang melaksanakan hukumannya itu. Erlangga dan yang lain memang sedang membolos, dan tanpa di sengaja mereka melihat Aurora yang sedang di jemur di tengah tengah lapangan.
"Buset neng Aurora ngapa dah bisa telat? Kagak biasa nya," celetuk Rafka yang ikut memperhatikan Aurora.
"Hooh bener" sahut Galaksi.
"Tapi kalau di liat liat di makin cantik euyy kalo keringetan gitu" ucap Rafka tanpa sadar.
Erlangga yang sedari tadi terus memperhatikan Aurora seketika menoleh saat mendengar ucapan Rafka dan menatap tajam Rafka.
Rafka yang tersadar lantas langsung menyengir. "Hehe damai boss," ucap Rafka seraya tangannya berbentuk V.
Erlangga yang melihat itu lantas menatap datar Rafka dan langsung mengalihkan pandangan nya ke Aurora lagi. Ia menatap dalam Aurora.
"Yaelah boss di liatin doang, di samperin mah kaga," ujar Rafka.
Erlangga yang mendengar itu lantas berdecak. "Bacot." ucap nya dengan sarkas.
"Iya nih gimana si, si boss. "sahut Galaksi ikut ikutan.
"Biasa gengsi diaa," ucap Damar seraya melirik Erlangga dari ujung matanya.
"Ck, diem lo semua." ucap Erlangga dingin.
Mereka semua langsung kicep seraya menutup mulutnya. Abi yang sedari tadi menyimak lantas menggeleng kan kepala nya malas.
Kembali lagi dengan Aurora kini dia melihat lagi jam tangannya, sudah pukul delapan kurang lima menit, yang artinya sebentar lagi hukumannya akan berakhir.
Aurora kini menghela nafas nya dengan lega, hukumannya sudah selesai. Dan sekarang ia berjalan menuju ke kantin, ia haus dan juga pagi tadi tak sempat sarapan.
•••
Saat sudah sampai di kantin ia langsung memesan minuman nya, seraya menunggu pesanan nya sampai ia mengeluarkan ponselnya dan memainkannya.
"Permisi, ini neng pesanan nya" ujar si ibu kantin seraya membawa pesanan Aurora.
Aurora mendongak. "Oh iya bu terima kasih" ucap Aurora.
Kini Aurora menyantap makanan nya dengan tenang sambil sesekali memainkan ponselnya. Tak berapa lama bell istirahat berbunyi, kini kantin yang tadinya sepi menjadi ramai dan berisik.
Dari arah depan kantin terdengar suara teriakkan seorang gadis yang begitu nyaring.
"AURORAAA" teriak gadis itu tak tahu malu.
Teman teman gadis itu yang mendengar teriakan itu lantas menutup sebagian wajahnya merasa malu karena temannya teriak tak tahu malu padahal kantin sedang ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURORA & ERLANGGA (HIATUS)
Fiksi Remaja[New version] Suara deras nya air hujan membasahi kota Jakarta di malam hari ini. Hawa dingin menyelimuti seluruh tubuh seorang gadis yang sekarang sedang berdiam diri di balkon kamar nya sambil mengamati deras nya air hujan yang turun. Wangi hujan...