"WINTAAA!! BANGUNNN WINTAA." Yang dibangunkan tak kunjung bangun meskipun yang membangunkannya gempa pun mungkin Winta tak akan bangun kecuali dia kalo sedang kebelet kencing. "Aku panggilin Ibu Dharty ya ... biar dia yang bangunin kamu." Atau juga kepala yayasan panti-nya yang bisa membangunkannya.
"NGGAK!!" Ketika ia dia mendengar nama kepala yayasan panti-nya seketika matanya mulai segar.
"Makanya kamu bangun, mandi sekarang cepetan ..." Sepertinya kesabaran Kalyna sebentar lagi akan meluap.
"Ayo berdiri, Ibu Fitri juga udah selesai masak dan makanannya udah ada di meja, cepetan mandi nanti makanannya habis keburu dimakan anak-anak." Kalyna masih tetap menarik tangan Winta yang tak kunjung bangun meskipun matanya sudah terbuka.
"Iya, iya ..." Dengan berat hati Winta berdiri keluar dari kasurnya.
"Aku tunggu di meja makan. Sekalian rapihin kasurnya, nanti ada pengecekan sama Ibu Dharty." Ucap Kalyna yang hampir keluar dari kamar mereka.
"Ngapain sih pake diperiksa segala. Nggak bakal ngapa-ngapain gue." gerutu Winta.
Kalyna yang mendengar ocehan Winta hanya terkekeh dan lanjut keluar dari kamarnya.
•••••
Di meja makan masih banyak anak-anak yang sedang makan meskipun Winta mandinya sudah ia habiskan selama 20 menit, cukup lama.Winta bergegas mengambil piring dan sendok, lalu ia mengantri untuk mengambil makanan, ketika dia sudah mendekati makanan yang sudah dihidangkan, Winta lalu mengambil centong sop itu dan menaruhnya ke piringnya. Pada saat ia menaruh isi centong ke dalam piringnya, tangannya disenggol oleh seseorang yang menyebabkan isinya jatuh berserakan, Winta mengambil lagi isi sop itu, tapi lagi-lagi tangannya disenggol seseorang.
"Ups, maaf." ledek seseorang dengan sengaja.
"Lo sengaja ya?" Tanya Winta yang masih menahan amarahnya.
"Lo nggak denger ya ... kalo gue udah bilang maaf berarti gue nggak sengaja."
"Jangan banyak alasan, mending lo jujur daripada gue jambak rambut lo." Teriak Winta yang mulai menarik perhatian.
"Apasih lo! Nggak bisa apa nggak usah pake kekerasan, cewek freak."
"Okay, lo yang mulai dulu yaa ..." dengan cepat Winta menarik rambut orang yang ada di depannya ini.
"AGHHKK!! SAKIT GOBLOK!"
"LO BILANG APA HAH?" Winta terus menarik rambut anak itu. Lawannya pun tak tinggal diam juga ikut menjambak rambut Winta.
"GOBLOK! Cewek freak! cewek kasar!"
"Lo nggak sadar apa hah, lo juga kasar karena lo juga ikut narik kasar rambut gue!"
"KAN LO YANG MULAI DULUAN ANJING!" Lawannya tak terima dengan tuduhan itu.
"NGACA ANJING, LO YANG NYENGGOL GUE DULUAN SAMPE GUE BUANG-BUANG MAKANAN, MENDING LO PUNGUT MAKANAN GUE YANG JATOH TARUH DI MULUT LO KARENA GUE GAK SUKA MAKANAN DIBUANG-BUANG DAN ITU JATAH LO!" Winta terus menarik rambut lawannya.
Keadaan ruangan tersebut yang harusnya di peraturan tertulis “Harus Tertib, Hening, dan tidak menyebabkan kegaduhan!” malah sekarang menjadi berantakan semuanya akibat dua orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTED
Fanfiction"If you enter this school, you must obey all the rules that have been agreed upon. Obey these rules or your life will be at stake!" -CONNECTED. Masa-masa SMA adalah masa yang paling diinginkan oleh setiap remaja. Cinta, Kebebasan, Kasih sayang kelu...