Winta dan Kalyna memasuki area sekolah barunya itu. Banyak orang yang menatapnya. Lalu mereka pergi menuju ke ruang kepala sekolahnya.
Ketika mereka hendak masuk tiba-tiba ada tangan yang memegangi pundak Winta. Winta pun terkesiap, "Eh, sorry, sorry. Gue ngagetin lo ya?" Anak itu segera meminta maaf karena telah mengagetkan Winta.
"Oh, nggak apa-apa."
"Umm ..., lo semua murid baru kan yang dapet beasiswa?" Ucap anak itu sambil menunjuk mereka berdua bergantian.
"Iya, kok kamu tau?" Tanya Kalyna heran.
"Kenalin gue, Salsabilla Renjani. Panggil gue Renjani aja." Anak yang bernama Renjani itu langsung bersalaman kepada mereka berdua dengan muka masih terheran-heran.
"Oh iya gue lupa. Gue juga anak beasiswa, jadi gue kira-kira aja kalo yang mau masuk ini anak baru beasiswa juga. Jadi, ayo masuk bareng." Ucap Renjani sambil mendorong mereka masuk ke ruangan kepala sekolah.
Sampai di hadapan Pak Kepala Sekolah. Mereka memperkenalkan diri mereka masing-masing.
"Jadi ... Kalian yang dapat beasiswa dari kami?" Mereka menganggukkan kepala mereka dengan cepat.
"Selamat ya ..." Ucap Kepala Sekolah itu sambil menjabat tangan ke mereka semua.
"Umm, Pak. Lalu, kita harus belajar dimana? Nggak mungkin kan kita belajar disini? AWH!" Ucap Winta yang langsung dapat sikutan dari Kalyna.
"Oh. Haha. Oh ya nggak dong. Emangnya dapet apa kalian kalo belajar disini. Ya kalo mau disini juga tidak apa-apa." Tawar dari Kepala Sekolah tersebut.
"Nggak deh pak, makasih." Renjani mengucapkannya dengan roll eyes seakan muak dengan kepala sekolah itu, ia mengucapkannya dengan pelan yang hanya dapat didengar oleh mereka bertiga saja. Winta yang mendengar hal itu tertawa kecil.
"Ada yang lucu?" Kepala Sekolah itu sadar jika ia tengah ditertawakan.
"Oh, nggak pak. Saya tadi bersin. Kayaknya disini banyak debu deh, pak. Hatsyi-" Winta dengan cepat beralasan agar ia tidak terkena hukuman di hari pertama ia masuk di sekolah barunya.
"Jadi pak, kita masuk di kelas mana?" Tanya Kalyna yang sudah jengah berhadapan dengan Kepala Sekolah barunya.
"Oh, ini. Ini map kalian, disana ada identitas kalian dan untuk mengumpulkan dokumen kalian yang penting jadi jangan sampai hilang." Kepala Sekolah itu memberikan tiga map kepada mereka, yang berisi identitas masing-masing dari mereka.
"Baik pak, terima kasih. Kami ijin keluar." Kalyna ijin dengan sopan.
Tok, Tok, Tok. "Masuk."
Ketika mereka hendak keluar dari ruangan tersebut. Tiba-tiba ada seseorang yang masuk.
Winta menatap orang itu. Orang itu juga menatap Winta dengan memberikan senyuman kecil kepada Winta.
"Ohh ... Jemima. Come here ..." Teriakan Kepala Sekolah itu sampai terdengar keluar padahal mereka sudah keluar cukup jauh.
"Apaan sih Kepala Sekolah tuh? Genit banget, udah jelek, gendut." Ucap Renjani kesal.
Kalyna cuma menahan senyumannya mendengar gerutuan dari Renjani.
"Eh kalo boleh tau kalian kelas berapa? Mungkin nih kalo kita sekelas, kita ke kelas bareng." Renjani tidak bisa menghilangkan ke-kepo-annya.
"Bentar, gue kelas 1-2." Ucap Winta yang sambil melihat-lihat isi map-nya.
"Aku juga kelas 1-2." Jawab Kalyna juga sambil memberikan tos ke Winta.
"Kalo lo?" Tanya Winta ke Renjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTED
Fanfiction"If you enter this school, you must obey all the rules that have been agreed upon. Obey these rules or your life will be at stake!" -CONNECTED. Masa-masa SMA adalah masa yang paling diinginkan oleh setiap remaja. Cinta, Kebebasan, Kasih sayang kelu...