The Beginning of Darkness

99 3 0
                                    

Hari kedua mereka di sekolah barunya tengah mereka jalani. Mereka bertiga berada di koridor sekolah menuju loker mereka.

Ketika Kalyna membuka lokernya, Kalyna menjerit sampai memenuhi seluruh Koridor itu.

"Ada apa?" Winta terkejut ketika mendengar suara jeritan Kalyna. Winta lalu melihat isi lokernya.

Dipenuhi warna merah, entah itu Darah, Saus Tomat, atau hanya pewarna, yang pasti baunya sangat busuk. Loker Kalyna terlihat jauh mengenaskan sekarang dibanding loker Renjani dan Winta.

"Gila." Seru Renjani ikut kaget ketika melihat loker Kalyna. Lucunya banyak orang menertawakan nasib Kalyna seakan Kalyna sebagai hiburan bagi mereka.

"Ayo cepet dibersihin. Keburu masuk." Winta langsung membantu loker Kalyna, ia sedang menahan emosinya karena ia masih menjadi murid baru, tak ingin membuat keributan di hari-hari awal ia masuk sekolah.

Setelah membersihkan lokernya. Mereka menuju ke kelas. Nasib Kalyna nggak selesai disitu saja.

Ketika ia menuju mejanya, terlihat mejanya sudah dipenuhi coretan seperti Pengadu, Anak Panti, Shameless, Cari muka, dan kata-kata kotor lainnya. Kalyna terlihat diam tak berkutik. Winta melihat itu juga.

"Sinting." Winta tak bisa menahan emosinya lagi, ia menuju kursi Hannah dan menarik Hannah dengan kasar.

"LO GILA. LO KAN YANG NGELAKUIN INI SEMUA?"

"Lepasin!" Hannah berusaha melepaskan dari cengkeraman Winta.

"Jawab gue!"

Hannah hanya tertawa kecil, lalu membisikkan kalimat yang membuat Winta diam seketika. "Ini akibatnya kalo mau main-main sama gue, peraturan harus dipatuhi, kan? Dia nggak patuh sama peraturannya, jadi dia harus membayar dendanya. Atau kalo lo mau temen lo nggak merasakan kayak gini lagi, lo harus gantiin posisi temen lo itu." Setelah mengucapkannya Hannah kembali duduk ke mejanya.

Winta keluar kelas tanpa sepatah katapun. Ia pergi entah kemana, intinya ia ingin mendinginkan pikirannya sampai ia menemukan sebuah pintu yang terhubung langsung ke arah atap. Ia langsung naik ke atap, ketika sudah sampai ia langsung berteriak, "BAJINGAN!! SEKOLAH SAMPAH!!"

"LO YANG SOK BERKUASA MENDING LO ILANG AJA DEH DI MUKA BUMI INI! BENALU BANGET!" Winta tetap berteriak di atas atap itu seakan mengatakannya kepada seluruh dunia kalo dia sedang kesal.

"HIDUP LO TUH UDAH ENAK, PUNYA HARTA BANYAK! TIDUR AMAN! MAKAN SELALU KENYANG! NGGAK USAH GANGGU HIDUP KAMI JUGA SEAKAN LO JADI PUSAT DUNIA."

"Berisik!" Winta kaget dengan adanya suara sampai muncul lah orang tersebut.

"Kalo ngomong bisa pelan dikit nggak?" Ternyata Jenaro yang sedang mengganggu kekesalan Winta.

"Lo? Lo kok disini?" Tanya Winta keheranan.

"Emang gue nggak boleh disini?" Ucap Jenaro pergi meninggalkan Winta tanpa menatap lawan bicaranya, ketika ia sudah mendekati pintu, ia berhenti sejenak. "Gue cuma mau bilang hidup jadi orang kaya emang enak dilihat tapi nggak seenak yang lo bayangin!" Dan Jenaro pergi meninggalkan Winta.

"Sombong banget! nyenyenye, gue nggak percaya! Hidup kalian tetap enak mau gimanapun itu!" Winta tetap kesal tak mengubah apapun itu.

Winta melihat jam tangannya, ia bergegas turun karena sudah waktunya jam pertama akan dimulai.

Ketika ia masuk kelas, "Kamu kemana aja?" Tanya Kalyna khawatir.

"Nyegerin kepala." Dia menjawabnya dengan singkat, "Kita tukeran tempat aja. Lo duduk di tempat gue mulai sekarang." Winta menyuruh Kalyna untuk mundur ke belakang dan membiarkan ia yang maju menempati tempat duduknya.

CONNECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang