Débutante?

107 2 0
                                    

Setelah Winta memaafkan kesalahan Ginela, ada satu hal yang membuat mereka berempat penasaran. Para siswa mulai berkumpul di depan mading sekolah mereka. Biasanya jika mereka berkumpul di depan mading berarti ada pengumuman baru di mading itu. Akhirnya, mereka berempat mendekati ke gerombolan itu dan mendesak maju untuk melihat mading sekolah.

"Emang ada apa?" tanya Renjani penasaran ketika mereka masih di belakang para siswa yang sedang bergerombol.

Winta yang mendesak maju terlebih dahulu diikuti ketiga temannya.

Ketika mereka bisa melihat seluruh mading, ada satu poster yang menarik atensi mereka.

Ketika mereka bisa melihat seluruh mading, ada satu poster yang menarik atensi mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"De-bu-tan—te?" ucap Winta satu persatu suku kata tersebut dengan ragu.

"Bukan De-bu-tan-te tapi de-byu-tong." ucap Ginela membenarkan.

"Iya maksud gue itu debyutong or whatever it is. What is that?" tanya Winta penasaran.

"Débutante itu semacam kelas sosial yang sering dilakuin orang-orang bangsawan." Winta mengerut tak paham.

"Débutante itu acara untuk anak-anak bangsawan yang siap menikah, semacam promosi untuk anak mereka dan lanjut ke kehidupan berkeluarga." ucap Ginela tetap menjelaskan.

"Tunggu—berarti kita disuruh nikah dong?" ucap Renjani yang tiba-tiba diberi pukulan oleh Winta di lengannya.

"JANGAN NGAWUR!" kata Winta kesal. "Terus untuk apa sekolah menambah pelajaran untuk siswa kelas satu seperti kita? Padahal itu acara promosi." ucap Winta bertanya.

"Sebenarnya anak bangsawan sebelum melakukan débutante, mereka mempelajari tata krama yang dilakukan mereka sebelum melakukan débutante mereka. Sayangnya, yang bisa melakukan débutante hanya orang-orang kelas atas, middle class sama lower class nggak akan melakukannya karena biayanya sangat mahal."

"Terus tujuannya sekolah tambah pelajaran ini untuk apa?" tanya Winta lagi.

"Sepertinya sekolah nggak mau bedain antara anak orang kaya dan orang bawah. Semua dapat pelajaran yang sama." Winta mengangguk mengerti.

"I'm sorry for you guys!" seru Ginela memasang muka tidak enaknya.

"For what?" tanya Renjani bingung.

"Ini pasti menyinggung kalian." ucap Ginela merasa tak enak.

"It's okay. Kamu nggak usah merasa bersalah, kita ambil baiknya aja." kata Kalyna menenangkan.

"Gue nggak tersinggung sih ... yang jadi masalah gue itu, KENAPA HARUS WEEKEND PELAJARANNYA?!! MALEM LAGI, GUE NGGAK BISA REBAHAN DI RUMAH!" ucap Renjani teriak dan menampilkan wajah sedihnya itu sambil menunjuk poster di mading sekolahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CONNECTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang