Alasan.

488 64 4
                                    

Happy Reading.

.....

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam. Akhirnya, Xiao Zhan bersama Yibo tiba di arena balapan liar di daerah distrik 12, Beijing.
Tempat ini adalah lokasi menyenangkan bagi Xiao Zhan. Ia juga sangat menyukai suasana yang sedang terjadi saat ini.

Ada banyak mobil yang sudah dimodif terparkir rapi memenuhi area jalanan. Bahkan orang-orang sengaja berdatangan ke lokasi ini, hanya untuk menyaksikan acara balapan mobil liar antar klub. Sehingga saat malam Jumat tiba, lokasi yang sekarang Xiao Zhan datangi adalah tempat favoritnya.

Namun, Yibo sangat tidak menyukai tempat ini. Jadi sedari mereka tiba di sini Yibo terus saja diam ketika Xiao Zhan begitu antusias mengajaknya untuk berkeliling lokasi mencari tempat yang pas untuk berdiri. “Wah, malam ini sepertinya akan sangat rame Yibo,” bisik Xiao Zhan saat melihat sisi kanannya di isi oleh klub yang sangat terkenal di lokasi itu.

Yibo tentu saja tidak peduli akan hal itu, namun Xiao Zhan terus saja mengoceh memperkenalkan semua klub yang datang ke arena ini kepada Yibo.

“Yibo klub itu sangat terkenal juga di sini,” ujar Xiao Zhan sekali lagi.

Yibo hanya menjawab dengan deheman.

“Wanita itu cantik, cuman galak,” ujar Xiao Zhan lagi, masih dalam posisi berjalan beriringan bersama  Yibo. Mereka masih mencari tempat untuk berdiri, sebelum acara di mulai.

Hah? Pikir Yibo.

Bahkan Yibo langsung menghentikan langkahnya saat mendengar perkataan Xiao Zhan tentang wanita. Soalnya jarang-jarang sahabatnya ini mau memuji seseorang. “Kau bilang apa?” tanya Yibo sambil menatap wajah Xiao Zhan yang terlihat fokus melihat kelompok di depannya.

“Dia cantik,” puji Xiao Zhan sembari menatap wajah wanita di depannya tanpa berkedip. Sehingga Yibo pun segera mengalihkan pandangannya untuk mencari keberadaan wanita yang sedang Xiao Zhan puji. Lalu, tak jauh dari tempat mereka berdiri Yibo pun melihat seorang wanita berambut pendek sedang sibuk mengecek kendaraannya. Sampai-sampai Yibo pun akhirnya berpikir kalau sahabatnya ini pasti menyukai wanita itu.

Tapi Xiao Zhan segera mematahkan pemikiran Yibo dengan perkataannya. “Aku akan menjadikan ia objek untuk lukisanku,” kata Xiao Zhan kepada Yibo sambil tersenyum.

Yibo memandang wanita itu cukup lama. Setelah itu ia kembali menatap sahabatnya dengan tatapan penasaran. “Apakah wanita itu alasan utama kau berkunjung ke arena balap ini, selama dua bulan terakhir?” tanya Yibo pada Xiao Zhan.

Xiao Zhan pun mengangguk menyetujui ucapan Yibo. Soalnya, selama beberapa bulan terakhir ini ia sudah berusaha membujuk wanita itu untuk mau menjadi objeknya. Tapi usahanya selalu di tolak mentah-mentah.

Jadi Xiao Zhan pun akhirnya menjadikan lokasi ini sebagai taman bermainnya. Hitung-hitung untuk mengisi kekosongannya, dan berusaha merayu wanita itu agar luluh untuk menjadi objeknya.

“Kenapa aku tidak tahu tentang hal ini?” tanya Yibo agak kesal kepada Xiao Zhan.

Xiao Zhan pun mengalihkan pandangannya memandang lelaki di sampingnya dengan tatapan marah. “Aku sudah pernah menceritakan hal ini saat kita bertiga berkumpul. Tapi saat itu responmu sangat cuek. Jadi aku hanya menceritakan tentang ini kepada Dilraba,” ujar Xiao Zhan sambil  berdiri di pinggir jalanan bersama Yibo di sisinya.

“Benarkah,” ujar Yibo sambil menatap Xiao Zhan. Lalu, kembali melihat ke arah wanita yang sedari tadi sahabatnya ceritakan itu dengan tatapan menyidik. “Kenapa kau bisa begitu tertarik menjadikan dia objek? Padahal Dilraba lebih indah dari wanita itu.” Yibo benar-benar penasaran akan hal ini, karena itu ia pun memutuskan untuk bertanya kepada sahabatnya.

“Aku hanya ingin. Kau tidak usah banyak bicara deh,” sahut Xiao Zhan jutek.

Wang Yibo langsung menghembuskan nafasnya lelah mendengar jawaban Xiao Zhan. “Baiklah. Seterah kau saja,” jawab Yibo sembari melihat pertandingan yang sudah mau di mulai, dan Xiao Zhan sekarang terlihat begitu bersemangat menyaksikan acara ini secara langsung.

Lelaki itu bahkan tidak menyadari kalau baju yang ia kenakan hanyalah kemeja berwarna putih tipis. Padahal saat ini cuaca sangat dingin, namun Xiao Zhan seolah tidak mempedulikannya. Sehingga Yibo pun segera melepaskan jasnya untuk diberikan kepada Xiao Zhan.

Xiao Zhan menerima jas pemberian Yibo sambil tersenyum mengucapkan terima kasih. Setelah itu, mereka berdua mulai fokus melihat lima mobil sudah mulai melaju menembus jalanan. Seperti biasa, Xiao Zhan akan berteriak mendukung pilihannya. Sedangkan Yibo hanya berdiri di belakang Xiao Zhan sambil melindungi lelaki itu dari kerumunan orang-orang di sekeliling mereka.

Si bodoh ini hanya peduli tentang balapannya. Apa dia tidak sadar ada banyak pasang mata yang menatapnya dengan tatapan hewan buas, batin Yibo sembari memeluk tubuh Xiao Zhan dari belakang.

Soalnya hanya dengan posisi ini Yibo bisa memastikan tidak akan ada seorang pun yang bisa menyentuh tubuh sahabatnya, Xiao Zhan.

TBC 🖤

Cerita ini sudah tersedia versi pdf, harga : 45 k

Informasi pemesanan :

0878-8527-7443 . K.akira
0812-8651-7240 . K.Zora
0878-4577-0830 . k.kurosanCL

Sacrifice of love  || Tamat Di PDF ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang