Happy Reading 🖤
......Sesampainya di rumah Yibo segera menyuruh Xiao Zhan membersihkan diri. Sedangkan ia mulai sibuk mengecek isi kulkas untuk membuatkan makan malam. Seperti yang sudah Yibo katakan sebelum memutuskan untuk menikahi Xiao Zhan, ia akan menjaga dan merawat lelaki itu layaknya, istrinya.
Jadi Yibo harus mampu mewujudkan kata-katanya dari hari ini. Sebenarnya karena mereka sudah lama bersahabat Yibo sudah terbiasa merawat Xiao Zhan di sisinya. Sehingga sekarang ia jadi mudah mewujudkan keinginannya.
Sembari menunggu Xiao Zhan selesai mandi Yibo pun memutuskan membuat susu hangat dan sandwich kesukaan Xiao Zhan. Setelah selesai Yibo menyusun semuanya di meja makan, lalu ia mulai berjalan ke arah kamar tamu untuk mandi.
Xiao Zhan itu kalau sudah masuk kamar mandi, ia akan lama keluar. Jadi Yibo pun lebih memilih mandi di kamar tamu.
Tak perlu waktu lama Yibo sudah menyelesaikan acara mandinya. Cuma Xiao Zhan masih belum juga kelihatan batang hidungnya. “Xiao Zhan!!! Cepat!” seru Yibo dari meja makan.
Lalu beberapa menit kemudian Xiao Zhan pun akhirnya keluar dari kamar dengan menggunakan celana pendek, dan kaus abu-abu berukuran besar. Wajah lelaki itu terlihat kusut saat mengambil tempat duduk di depan Yibo.
“Kenapa?” tanya Yibo sambil meletakkan roti ke piring Xiao Zhan.
Xiao Zhan tidak menjawab pertanyaan Yibo. Ia lebih memilih diam sambil menyantap makanannya, dan fokus pada hal itu.
Yibo pun tidak lagi bertanya kepada Xiao Zhan. Ia yakin kalau lelaki di depannya pasti sangat kelelahan karena itu moodnya langsung berubah menjadi buruk.
Tetapi saat mereka sudah menyelesaikan acara makan malamnya. Xiao Zhan mulai merengek meminta Yibo untuk menemaninya tidur. Yibo pun langsung menyetujui keinginan Xiao Zhan. Cuman sebelum ia pergi ke kamar, Yibo harus mengambil laptopnya terlebih dahulu.
Ada banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan hari ini. Jadi Yibo pun memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda di ranjang empuknya.
“Aku kehilangan objek untuk Project seniku. Ini sangat menyebalkan!” Setelah mereka berdua berbaring di ranjang. Xiao Zhan mulai menyampaikan kekesalannya kepada Yibo.
“Kau bisa menjadikan aku objek, Xiao Zhan.” Dirlaba langsung memberikan saran. Soalnya ketika mereka telah menemukan posisi nyaman di ranjang. Yibo segera menghubungi kekasihnya untuk bergabung bersama mereka.
Xiao Zhan langsung membaringkan tubuhnya ketika mendengar celotehan Dilraba. “Aku tidak mau!”
“Kenapa?”
“Hanya! Tidak mau. Sudah kau pergi tidur sana. Aku juga mau istirahat,” kata Xiao Zhan sambil memeluk guling dan memejamkan matanya. Sedangkan Yibo masih harus menyelesaikan pekerjaannya.
Jadi ia pun memutuskan untuk mengakhiri panggilan video di ponselnya.
“Matikan lampunya,” pinta Xiao Zhan dengan mata tertutup. Yibo lagi-lagi menuruti keinginan Xiao Zhan. Ia mematikan lampu kamarnya, dan kembali melanjutkan pekerjaannya dengan laptop.
Saat semuanya beres Yibo langsung beristirahat. Hari ini sangat melelahkan untuk semua orang. Sehingga tak perlu waktu lama Yibo sudah terlelap bersama Xiao Zhan di sisinya.
>>>>>>>
Keesokan harinya, kedua orang tua mereka datang berkunjung ke kediamannya untuk memberikan hadiah pernikahan. Sangat konyol memang. Tetapi inilah yang sedang terjadi kepada Yibo dan Xiao Zhan. Mereka berdua di kasih kunci hotel di salah satu tempat termewah di negara ini.
Sehingga siang ini Yibo dan Xiao Zhan memutuskan untuk menjemput Dilraba. Mereka akan menikmati waktu kebersamaan ini bersama-sama. Tentu saja semuanya berjalan tanpa sepengetahuan keluarga mereka.
“Mampir ke supermarket dulu ya, bo. Aku mau membeli banyak makanan ringan.” Di sela perjalanan mereka menuju ke rumah Dirlaba, Xiao Zhan meminta suaminya untuk membeli beberapa bahan cemilan untuknya di supermarket.
Yibo menoleh menatap Xiao Zhan untuk protes, namun ia mengurungkan niatnya ketika melihat tatapan memohon yang sedang Xiao Zhan arahkan kepadanya. Sungguh.
Yibo akan selalu gagal menolak keinginan Xiao Zhan, jika lelaki itu sudah memasang mata memohonnya dengan bibir manyun, dan tangan memohon.
“Baiklah,” jawab Yibo sembari menghela nafasnya. Lalu ia kembali fokus ke depannya, sedangkan Xiao Zhan terlihat sibuk bermain bersama iPad mininya.
Butuh waktu sekitar setengah jam untuk mereka tiba di salah satu store terbesar di daerah ini. Sesampainya di sana Xiao Zhan langsung menyimpan iPad nya di tas. Lalu ia menunggu Yibo keluar dari mobil membuka pintu mobil untuknya.
Setelah Yibo datang membukakan pintu mobil, Xiao Zhan langsung berjalan keluar bersama tas hitam Hermes miliknya. “Ambil keranjangnya,” pinta Xiao Zhan sembari mengikuti langkah Yibo, tepat di belakangnya.
Yibo bergerak menuruti perintah istrinya, ia mengambil keranjang belanja berwarna biru yang tersusun rapi di pintu masuk supermarket. Sesudah itu Yibo menoleh ke belakang meminta Xiao Zhan untuk berjalan di sampingnya.
Xiao Zhan pun sedikit berlari untuk berdiri di sisi Yibo, setelah itu mereka berdua berjalan bergandengan tangan memasuki supermarket bersama-sama.
“Area bir dulu, bo,” bisik Xiao Zhan sambil mengajak suaminya untuk mencari stand yang di isi oleh berbagai macam bir.
Yibo tentu saja terus menuruti keinginan istrinya, karena sudah menjadi kebiasaan untuk mereka berdua melakukan hal ini. Soalnya selama masa persahabatan mereka bertiga, Yibo dan Xiao Zhan terlalu sering berjalan bersama-sama. Jadi saat mereka telah menikah semuanya masih saja terasa sama.
“Ini, lalu ... ini.” Xiao Zhan mengambil bir kesukaannya. Sedangkan Yibo hanya tersenyum melihat sikap Xiao Zhan yang selalu terlihat bersemangat kalau belanja.
“Ah, Dilraba juga suka ini. Lalu Yibo ini.” Xiao Zhan terus mengambil satu demi satu bir di depannya, dan memasukkannya ke keranjang belanja di tangan kiri Yibo.
Setelah selesai ia kembali menggandeng tangan kanan suaminya, dan mengajaknya untuk membeli banyak makanan di supermarket ini. “Apa kita perlu daging?” tanya Xiao Zhan ketika melewati stand berisi berbagai macam daging segar.
“Tidak,” sahut Yibo masih setia mengikuti Xiao Zhan.
“Mie bagaimana?” Xiao Zhan kembali bertanya sambil menatap Yibo.
“Kita bisa makan di restoran. Jadi jangan mempersulit dirimu,” jawab Yibo sembari memandang lembut mata Xiao Zhan yang terarah kepadanya.
Xiao Zhan tersenyum lalu mengangguk. Yibo benar, mereka bertiga bisa makan di restoran hotel nanti. Sehingga ia pun memutuskan untuk menyudahi acara belanjanya karena keranjangnya sudah penuh, dan Yibo juga kelihatan keberangkatan saat membawanya berkeliling.
Sesudah selesai membayar semua biayanya, Yibo membawa semua tas berisi makanan Xiao Zhan ke mobil seorang diri. Sedangkan Xiao Zhan hanya perlu berlari tanpa beban ke dalam mobil. Sesudah itu mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan untuk menjemput Dirlaba di rumahnya.
TBC 🖤
Note, cerita ini akan tamat di versi pdf dan hanya akan ada sebagian cerita yang di update di WP. 😸
Buat yang mau versi pdf-nya bisa langsung hubungi nomor admin di bawah ini.
0878-8527-7443 . K.akira
0812-8651-7240 . K.Zora
0878-4577-0830 . k.kurosanCL
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice of love || Tamat Di PDF ✅
Fiksi PenggemarWang Yibo dijodohkan dengan Xiao Zhan di saat ia sudah memiliki kekasih yang begitu dicintainya bernama Dirlaba. Bagaimana hubungan mereka akan berakhir, cuzz langsung baca aja.✨✨