BAGIAN 35 Tak lagi terasa sama

20 5 0
                                    

Happy Reading

Satu bulan kemudian...

Sebulan sudah terlewati oleh Langit tanpa tahu akan kabar gadis yang hatinya ia patahkan di sebulan yang lalu. Sosok gadis yang cintanya terasa tulus untuknya namun harus rela Langit tikam dengan sembilu, hanya untuk membohongi perasaannya terhadap gadis itu.

Selama sebulan pula, Langit berusaha melupakan sosok itu dengan cara, tak pernah lagi berkunjung ke Café seperti waktu itu—ketika semesta masih berpihak padanya dan Sabit. Entah mengapa, hari ini—dihari genap sebulan ia berusaha menjauhi gadis itu, sekelebat ingatan tentang sosoknya menelusup masuk tanpa bisa Langit cegah. Secercah perasaan rindu terhadap gadis itu hinggap tanpa bisa Langit mencegahnya terlebih dahulu.

Dunianya dalam sebulan ini tak pernah lagi sama. Ia kira, seiring berjalannya waktu Langit akan mulai terbiasa tanpa kehadiran Sabit disisinya--seperti awal dimana mereka tidak pernah bertemu sebelumnya. Namun ternyata, perasaan menyesal malah semakin menggerogoti hatinya ketika kala itu, ia membiarkan punggung gadis itu pergi untuk menjauhinya.

Langit menghela napasnya. Ia tidak bisa fokus dengan pekerjaannya saat ini. Dan hal itu membuat Langit semakin kesal. Pria itu pun beranjak dari kursi kebanggaanya dan berjalan menuju jendela kaca transparan yang lumayan lebar di kantornya sehingga ia dapat melihat aktivitas kota Bali dari atas ruangannya.

Sebulan lalu, setelah keputusan antara dirinya dengan Sabit, Langit tak lagi benar-benar menjalani hidupnya dengan serius. Dia bisa saja terus tersenyum di hadapan Almyra, namun hatinya berteriak menolak itu semua. Langit kira ia masih memiliki secercah rasa kepada Almyra yang sudah 2 tahun menjalin hubungan dengannya. Namun ternyata dugaannya salah. Perasaannya terhadap Almyra sepenuhnya tergantikan oleh sosok yang baru ia temui dalam kurun waktu 5 bulan. Hebat sekali gadis itu. dapat merebut posisi yang Almyra saja harus berjuang lebih dari satu tahun untuk bisa menempati posisi itu.

Satu bulan terakhir, Pinka marah padanya karena bersikap begitu jahat dan egois terhadap dua gadis. Lebih tepatnya dia marah karena sang motivator dalam hidupnya harus tersakiti hatinya dan penyebabnya adalah sang Kakak yang sangat ia sayangi. Sebulan lalu juga Opa beberapa kali menepuk pundak Langit hanya untuk memastikan bahwa keputusan yang Langit ambil akan selalu Opa dukung.

Sejak hari dimana Sean memperingatkannya—Langit tak pernah lagi menghubungi pria itu. ia membiarkan pria itu mengurus Café miliknya tanpa pernah ingin Langit usik lagi. Ia sudah sepenuhnya menyerahkan segala hal yang ada di sana kepada pria itu. Dan dalam sebulan ini pula, Langit yang biasa ramah dan bertutur kata lembut berubah menjadi sosok yang begitu dingin. Langit tak pernah lagi menampilkan senyum ter-ramahnya kepada karyawan-karyawan yang ada di kantornya. Membuat semua karyawannya dapat merasakan dengan jelas perubahan itu.

"Meeting, Lang," Zain masuk dan langsung memberitahu Langit bahwa ada jadwal meeting yang harus ia hadiri hari ini.

Langit menolehkan wajahnya yang datar itu untuk menatap ke arah Zain. Sudah sebulan lamanya Zain hanya disuguhi tatapan tajam dan wajah yang datar dari Langit. Seolah Langit membuat batas kepada siapapun yang ingin berinteraksi kepadanya.

"Lima menit lagi gue turun," Itulah katanya dan berakhir kembali menatap padatnya jalanan kota Bali.

Di sebrang sana, di ujung daun pintu, Zain menghembuskan napasnya. Sudah sebulan dan Langit masih enggan bercerita tentang apa yang terjadi padanya. Zain sedikit kesal ketika ia mengetahui semuanya dari Sean ketimbang dari mulut Langit sendiri.

"Oke." sahut Zain yang kembali menutup pintu ruang kerja Langit. Tidak ingin mengganggu waktu sahabatnya itu.

Setelah merasa sudah lebih tenang. Langit berjalan meraih Jas hitam miliknya yang tergantung di sebuah Stand Hanger dan langsung memakainya. Setelah Langit merasa bahwa penampilannya sudah lebih rapih barulah ia beranjak dengan membawa Ipad miliknya yang di dalamnya merangkum semua materi meeting hari ini, besok dan seterusnya. 

LANGIT SABITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang