KOD-7

825 93 1
                                    

Nathan menurunkan Thea ke tengah ranjang,ia mengambil obat yang sudah di sediakan oleh para pelayan,ia membersihkan darah di telapak kaki Thea kemudian ia memberikan penawar dari tanaman itu.

"Bisakah jangan pembangkang sekali saja?,kau ini kenapa keras kepala sekali" tanya Nathan menahan kesal

"Aku ingin pulang" balas Thea yang takut menatap mata Nathan yang intimidasi itu.

"Setelah pesta pernikahan kita setelah itu kita akan menemui nenek dan temenmu itu Thea bisakah kau bersabar sedikit" sarkas Nathan membuat Thea semakin takut dan merasa bersalah.

"Maaf tapi tadi siapa?" ujar Thea yang penasaran dengan sosok Win.

"Qwiner Leander,adikku dia di asingkan karena terlalu dekat dengan manusia dan melanggar perjanjian antara bangsaku dan manusia dan hampir saja terjadi perang besar" terang Nathan sembari membalut kaki Thea dengan perban lalu mengecupnya membuat gelenyar aneh mengalir di tubuh Thea.

"Lalu Rosseline, dia juga bilang aku Rosseline, siapa Rosseline?" Nathan hanya diam seolah acuh dengan pertanyaan dari Thea.

"Nathan" panggil Thea saat pria itu hanya diam.

"Seseorang yang cukup berharga dan di hormati oleh kaum kami" setelah mengatakan itu Nathan memilih berdiri dan berjalan keluar.

"Tidurlah Thea" lanjut Nathan sebelum benar-benar keluar dari kamar.

Thea menatap keseliling dan ia tak menemukan foto itu lagi,yang ia lihat hanya beberapa foto yang sepertinya diambil diam-diam oleh Nathan,aneh sekali hantu bisa punya kamera,pikirnya.

Ia turun dari ranjang dan berjalan dengan tertatih menuju lemari besar itu,ia mengambil gaun berwarna gading,lebih baik ia coba daripada ia hanya diam tak punya kegiatan.

Ia memakai gaun berwana gading itu lalu duduk di depan meja rias,ia melepaskan kepangan rambutnya dan ia sisir dengan rapi,lalu ia menarik kedua ujung rambutnya ke belakang dan menjepitnya dengan jepit kupu-kupu dengan warna gold itu.

Ia tak sadar ada Nathan yang memperhatikannya sambil tersenyum, ia berjalan mendekat dan memeluk bahu Thea hingga membuat sang empunya menoleh.

"Cantik sekali ratuku ini" puji Nathan lalu memberikan kecupan ringan di bibir manis Thea.

"Nathan maafkan aku ya,apa kau khawatir?"

"Tentu,ratuku tidak boleh terluka barang seujung kuku pun" jelas Nathan.

Thea berdiri dibantu Nathan yang menyangga tubuhnya untuk tetap tegang,ia mengalungkan lengannya di leher Nathan.

"Boleh ya aku menelepon Mikyla,aku ingin semua keluarga ku datang ke pernikahan kita" rayu Thea membuat Nathan tersenyum tipis.

Ia menyatukan dahinya dengan dahi Thea, "Boleh tapi hanya sebentar, kita akan menikah di gereja tentu saja kita akan mengundang mereka"

"Baiklah mana ponselmu?" tanya Thea melepaskan pelukannya.

Nathan tersenyum lalu mengecup kening Thea lama,"pakai telpon itu,kau bisa menggunakannya sepuasnya " tunjuk Nathan pada telepon rumah yang berada di samping tempat tidurnya.

"Tidak mau,aku mau video call" rengek Thea sembari menarik lengan baju Nathan membuat pria itu luluh seketika.

"Gemas sekali,cium aku baru kau boleh menggunakan ponsel" ujar Nathan.

Cup..

"Udah,mana ponselnya" kata Thea setelah mengecup pipi Nathan.

Bukannya memberikan ponselnya Nathan malah menyambar bibir Thea dan melumat-nya.

"Ehmmm...." desah Thea saat lidah Nathan menerobos dan bermain dengan lidahnya.

Setelah beberapa menit Nathan melepaskan ciumannya napas Thea terasa terengah-engah.

"Kau mau membunuhku ya!!" teriak Thea kesal.

Nathan terkekeh tangannya meraih wajah Thea,"kau sangat manis sayang,aku tidak bisa menahannya " bisik Nathan.

"Menyingkirlah,dasar cabul" maki Thea mendorong tubuh Nathan supaya menyingkir.

"Ini ponselnya" ujar Nathan menunjukkan ponselnya keluaran terbaru.

Thea tersenyum lalu mengambil ponsel dari tangan Nathan,ia menolehkan kepalanya saat ia hanya menemukan nomor telepon dirinya dan beberapa foto dirinya di galeri ponsel Nathan.

"Hanya ada nomorku?"

"Karena aku hanya butuh kau Thea,aku beli ponsel ini juga untuk menghubungi mu" tanya sadar Thea tersenyum mendengar penuturan manis dari Nathan.

Thea lalu memencet nomor telepon sang nenek dan beberapa saat kemudian wajah tua yang masih tampak ayu itu muncul di layar.

"Nenek" panggil Thea dengan lirih.

'Nak kamu dimana?,nenek bingung sama takut,maafin nenek ya gak bisa jaga kamu' ujar sang nenek yang mulai terisak.

"Nek,aku baik-baik aja,aku pasti pulang kok tapi nenek harus sabar ya jangan telpon mamih sama papih dulu" pesan Thea.

'Tapi Thea,gimana kalo mereka tanya nenek bingung,kamu disana gimana Thea'

"Nek tenang aja ya,udah nenek ikuti aja ya mungkin beberapa hari lagi aku pulang nek"

'Tapi ini udah sebulan Thea,orang tua kamu juga mau kesini besok' ujar sang nenek membuat Thea terkejut sebulan katanya tapi ia baru dua hari disini.

"Gak lama lagi kok nek,udah dulu ya nek nanti aku telpon lagi" balas Thea lalu memutuskan hubungannya.

Ia mengembalikan ponselnya pada Nathan,dan ia memilih berbaring menyamping memunggungi Nathan.

"Aku mau sendiri" ujar Nathan ia menarik napas panjang dan ikut berbaring di samping Thea dan memeluknya erat.

"Jangan nangis,kita akan segera menikah dan bisa bertemu dengan keluargamu" bisik Nathan pelan.

Mereka berdua hanya saling diam sibuk dengan pikiran masing-masing hingga Thea terlelap.

"Aku selalu mencintaimu baik dulu ataupun sekarang" bisik Nathan sebelum menyusul Thea memejamkan matanya.

~TBC~

H

aiii selamat weekend semuanya,kemana nih weekend kali ini...,kalo gak kemana juga gpp kok,tenag ada Nathan sama Thea yang nemenin hehe

Luvvv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


King of DraknestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang