KOD-8

749 82 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu oleh para rakyat immortal karena raja mereka akhirnya menikah setalah seratus tahun menunggu soulmate-nya.

Semua tamu tampak menikmati pesta yang sangat meriah berbeda dengan satu keluarga yang tampak bersedih karena mereka tak percaya semua akan berakhir seperti ini.

"Maafin papah sama mamah Thea" lirih sang mamah yang merasa gagal menjaga sang putri.

Sedangkan papah dari Thea hanya diam tak menunjukkan reaksi apapun tapi hatinya merasa campur aduk,marah,kecewa dan sedih bercampur jadi satu apalagi melihat sang putri berjalan di altar, ia memang menolak untuk mengantar sang putri ke altar karena ia tak sudi anaknya yang berharga harus menikah dengan monster seperti itu.

Thea menatap keluarganya tapi ia sudah tak bisa mundur lagi,ia sangat bersalah pada mereka karena tak bisa menjadi putri yang dapat dibanggakan lagi.Ia menarik napas panjang dan mulai mengucapkan janji pernikahan karena Nathan sudah lebih dulu mengucapakannya.

Lalu sang pendeta membawa cawan dan belati yang tampak tajam,"Silahkan campurkan darah kalian sebagai simbol kalian telah bersatu secara raga dan jiwa " ujar sang pendeta.

Lalu Nathan menyayat jarinya hingga darah berwarna hitam mengucur lalu giliran Thea,ia hanya menatap belati itu lalu ia menoleh ke keluarganya yang memalingkan wajahnya tak mau melihat ritual yang sedang ia jalani.

Dengan menahan air mata ia menyayat jarinya hingga darah segar mengucur dan bercampur dengan darah dari Nathan.

Nathan mendekat dan meraih tangan Thea lalu mengisap jarinya yang berdarah lalu ia lepaskan ketika dia rasa darahnya sudah berhenti.

"Aku mencintaimu Thea" bisik Nathan lalu mengecup bibir Thea lembut.

Tanpa terasa Thea meneteskan air matanya, Nathan mengucap air mata Thea dan tersenyum lembut.

"Jangan menangis aku sangat benci melihat air matamu sayang" ujar Nathan mengusap air mata Thea.

Nathan menggandeng tangan Thea,mereka berjalan ke tempat diaman keluarga Thea duduk untuk memberikan hormat.

Mamahnya dan Neneknya hanya bisa menangis saat Thea melakukan Cursty sedangkan sang ayah langsung memeluk Thea erat.

"Maafkan papah sayang,maaf" bisik sang papah penuh penyesalan.

"Aku akan bahagia papa jangan khawatir aku baik-baik saja asal kalian selamat" balas Thea yang sudah pecah tangisnya yang sedari tadi ia tahan.

Setelah itu Thea melepaskan pelukannya dan bergeser memberikan ruang untuk Nathan memberikan hormat.

Ayah Thea hanya diam namun tangannya terangkat menyentuh kepala Nathan membuat pria itu terkejut.

"Aku berikan restu tapi sekali saja kau buat dia terluka apalagi karena ulahmu maka kau tidak berhak melarang nya pergi" ucap ayah Thea dengan tegas.

Nathan mengangkat kepalanya dan tersenyum sangat tipis,"Saya tidak akan membiarkan Thea terluka seujung kuku pun " balas Nathan dengan penuh keyakinan.

"Saya pegang janjimu" balas ayah Thea.

Lalu pengantin baru itu berjalan keluar dari altar untuk menyambut tamu-tamu yang lain,Thea hanya bisa diam karena ia tak menyangka akan melihat banyak mahluk yang sebelumnya ia tahu hanya mitos saja.

Setelah itu mereka duduk disalah satu meja dengan kelurga dari Thea dan Nathan dan menyaksikan beberapa penyampaian dari beberapa mahluk imortal yang Thea pikir adalah pimpinan mereka.

"Apa mermaid bisa jalan?" bisik Thea pada Nathan saat melihat wanita yang sangat cantik luar biasa jalan keatas panggung.

"Tentu saja tapi mereka tidak sedramatis film yang dibuat oleh manusia,mungkin para peri lebih drama dibanding Mermaid" balas Nathan,Thea hanya mengangguk mengerti.

Nathan mengusap tangan Thea dengan ibu jarinya hingga membuat Thea menoleh,pria itu malah menyenderkan kepalanya ke pundaknya.

"Aku bosan,ayo kita pergi saja" ujar Nathan karena menurutnya berdiam dengan Thea di kamar lebih menyenangkan daripada mendengar ucapan dari mereka.

"Kau ini,sabar sebentar lagi tidak sopan rasanya meninggalkan pesta yang kau buat sendiri Nathan" balas Thea ia tak habis pikir memang ada iblis seperti Nathan yang manja dan sedikit absurd.

"Hmm"

......

Tak berselang lama akhirnya Nathan dan Thea diantar oleh kelurga mereka keluar karena mereka akan pergi berbulan madu dan tinggal beberapa tahun di sebuah negara kecil, Vatikan entahlah ia tak mengerti kenapa Nathan memilih negara itu.

"Aku percayakan urusan disini padamu segara hubungi aku jika pengacau itu datang lagi" ujar Nathan pada Ares.

Sedangkan Thea memeluk ayah dan ibunya dengan bergantian,ia mengusap air mata sang mamah.

"Thea akan selalu bahagia mah,jangan nangis lagi ya" ujar Thea mencoba menyakinkan sang mamah walaupun ia sendiri tidak yakin.

"Maafkan kake ya kamu malah terjebak dengan semua ini" ucap sang nenek saat mereka saling berpelukan.

"Kakek hanya kehilangan arah nek,dia memang salah tapi dia pantas dimaafkan karena dia seorang ayah yang hanya ingin anaknya selalu bahagia tanpa kekurangan apapun nek" balas Thea mengusap lembut punggung ringkih itu.

"Ayo" ajak Nathan membuat Thea melepaskan pelukannya ia tersenyum menatap keluarganya lalu meraih uluran tangan Nathan dan masuk kedalam mobil.

Semua orang melembai padanya,ia menoleh sekali lagi untuk melihat keluarga nya sebelum mengalihkan pandangannya ke depan,sudah saatnya ia berdamai dan menerima takdirnya sendiri.

Thea menoleh saat merasakan pelukan di pundaknya, "Aku mencintai mu" bisik Nathan membuat Thea tersenyum.

"Terimakasih akan kucoba mencintaimu juga" balas Thea membuat senyum Nathan mengembang.

~TBC~

Akhirnya bisa update juga ya yeorubun seneng banget aku..jangan bosen buat vote sama komen ya...luv luv

King of DraknestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang