Part 19

584 64 3
                                    







Happy Reading!!!







Sampainya Nata dan Sooyeon mereka langsung dibuat bingung saat anak-anak sedang berkumpul sambil membawa sebuah kertas.

"ada apa?" tanya Sooyeon bingung

Sooyoon langsung menghela nafasnya pelan

"Yoojung membawa kertas buat kita menulis surat wasiat, bahkan dia menyuruh kita untuk memotong kuku atau rambut kita dan dimasukkan kedalam plastik ini. Dia bilang itu dilakukan jika jasad kita tak dapat ditemukan besok saat operasi" jelas Sooyoon dengan raut wajah yang marah

Sooyeon yang mendengar itu langsung mengenggam tangan Nata takut, sedangkan Nata hanya menatap Yoojung dengan tatapan yang sulit diartikan

"bukan kah itu tandanya kita akan mati bukan? Aku sangat takut, aku ingin pulang saja" rengek Soonyi

"kau mengambilnya dari ruangan Chonho?" tanya Nata

Yoojung hanya menganggukan kepalanya

"kau tau?" tanya Joonhee

Nata pun menganggukan kepalanya sebagai jawabannya

"YAAA BAGAIMANA BISA? JIKA KAU TAU LEBIH DULU KENAPA KAU TAK MEMBERITAHUKAN KEPADA KAMI" amarah Hana pun meledak, dirinya berjalan kehadapan Nata dengan mata yang berkaca-kaca

"aish shibal, apa kau akan senang jika kami mati?" kesal Heerak setelah itu melemparkam kertas dan kantung plastik ke muka Nata

Soocheol, Chiyeol, dan juga Taeman yang tak terima melihat itupun hendak maju kearah Heerak, tapi hal itu terhenti karna Nata lebih dulu meninju wajah Heerak sehingga membuatnya jatuh tersungkur dengan darah yang mengalir disudut bibirnya. Semuanya pun terkejut melihat itu

"sudah puas?" tanya Nata datar

Heerak yang tidak terima langsung berdiri sambil menyeka darah disudut bibirnya kasar

"kau meninjuku?" kesal Heerak

"itu pantas untukmu, bukankah hal itu juga pantas untuk Hana? Dia juga menuduhku bukan? jadi kau mau ku tinju seperti Heerak?" tanya Nata dengan menatap tajam Hana yang saat ini berdiri kaku sambil menatap Nata takut

"kalian pikir aku tau jika surat wasiat itu ditujukan untuk kita? Apakah dikertas itu ada nama kalian?" ucap Nata

"yaa sudahlah, kita tak akan menulis surat ini, itu sudah tak masuk akal" ucap Wootaek mengalihkan situasi

Yoojung yang merasa bersalah pun langsung keluar sambil mengambil kertas yang jatuh, tapi sebelum keluar suara Sooyoon menginterupsinya.

"yaa banjang, apakah kau tak takut? Bagaimana bisa kau memberikan ini dengan kita begitu mudahnya" kesal Sooyoon

Karna tak kuat menahan airmatanya Yoojung langsung keluar dari tenda itu dengan terburu-buru

Nata melihat itu merasa iba dengan Yoojung

"apa kalian tak punya rasa simpati sedikit saja dengan Yoojung?" ucap Nata menatap tajam teman-temannya itu

"itu tanggung jawab dia, dia tamtama senior" ucap Heerak

"dia menanggung beban sangat banyak saat menjadi tamtama senior, kalian pikir mudah menyerahkan hal ini kepada kalian? dia juga takut, bahkan aku yakin ketakutannya lebih tinggi dibanding kalian, pikirkan jika kalian berada diposisinya, bagaimana rasanya menjadi pihak yang seolah olah dirinya adalah orang jahat yang tak punya hati, bagaimana rasanya tidak ada seseorang yang bersimpati kepada posisinya saat ini, dia pasti sangat tertekan dengan posisinya saat ini" ucap Nata panjang lebar

DUTY AFTER SCHOOL X OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang