Friends With Benefits 5

2.9K 178 63
                                    

Jungkook menatap pintu apartemen Seokjin beberapa saat sebelum menarik napas dalam dalam dan menekan bell yang terletak di samping pintu, ia merasa takut Seokjin akan tambah marah padanya jika ia langsung masuk ke dalam seperti biasa tanpa permisi.

Jantungnya berdebar kencang, perutnya terasa melilit, ia belum pernah melihat Seokjin menatapnya seperti tadi, mata coklat almond yang biasanya selalu menatapnya dengan lembut dan penuh sayang itu menyiratkan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam, sebelum pintu lift menutup, membawa sosok laki laki itu menghilang dari pandangannya.

Ia menunggu beberapa saat sebelum menekan bell kembali, tapi tetap tidak ada tanda tanda dari pemilik apartemen tersebut untuk membuka pintu.

Ia mencoba menekannya beberapa kali lagi dan akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam, menekan password yang ia hapal di luar kepala.
Bagaimana ia tidak hapal? Password apartemen Seokjin adalah tanggal lahirnya.

Terdengar bunyi yang menandakan ia salah menekan password, dan ia mencobanya sekali lagi, kali ini dengan lebih perlahan, tapi pintu tersebut tetap tidak terbuka.
Salah password? Gumamnya pelan, perasaannya semakin tidak karuan.
Ia memasukkan tanggal lahirnya sekali lagi dengan hati hati, dan hampir menangis saat pintu di depannya masih tetap terkunci.
Jin hyung sengaja mengganti passwordnya?
Ia kini mencoba memasukkan tanggal lahir Seokjin tapi tetap tidak berhasil.

"Hyung.."
Panggilnya pelan dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.

"Hyung jangan marah padaku, aku minta maaf.."
Isaknya pelan.
Ia meraih ponselnya dari saku dan menekan nomor laki laki berbahu lebar tersebut, terdengar bunyi nada sambung beberapa saat tapi Seokjin tidak menjawabnya.

"Hyung please.."
Ia mencoba menghubunginya beberapa kali lagi tapi laki laki itu tetap tidak menjawab telponnya.

Jungkook meninggalkan apartemen Seokjin dengan langkah gontai, laki laki berbahu lebar itu tidak membaca pesan dan mengabaikan telponnya sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook meninggalkan apartemen Seokjin dengan langkah gontai, laki laki berbahu lebar itu tidak membaca pesan dan mengabaikan telponnya sama sekali.

Ponsel di sakunya tiba tiba bergetar dan berbunyi, ia mengambilnya dengan penuh harap, dadanya berdegup kencang saat melihat nama Seokjin tertera disana.

"Hyung?"

"Hei, mm, aku cuma mau bilang kalau aku ada di bandara sekarang. Aku ditugaskan ke Jepang mungkin untuk waktu lama, jadi.. aku rasa kita tidak akan bertemu cukup lama. Dan aku sepertinya tidak bisa keep in touch karena akan sangat sibuk.
Aku tadi ke tempatmu buat pamit, tapi yah, umm, setidaknya aku tahu kamu tidak akan kehilangan atau kesepian walaupun aku tidak ada di Seoul.
Sukses ujian skripsinya, aku harus boarding sekarang. Bye."

"Hyung?"
Panggil Jungkook tapi Seokjin telah menutup telponnya.

"Hyung! Hyung please.. aku mau ngomong.. Hyung salah paham.."
Ia mencoba menelpon kembali tapi ponsel laki laki itu sekarang tidak bisa dihubungi, sepertinya Seokjin telah mematikan ponselnya.

Jin-Kook Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang