S2 Sigma Tone

5K 491 56
                                    

Setelah Jeno mengantarkan kembali Haechan ke kamarnya, Haechan tidak tertidur. Haechan berpikir lebih dari satu jam lamanya. Jemarinya masih memegang dada yang terasa berisik seakan ingin memberitahukan sesuatu.

"Aku yakin aku mengenalnya..."

Haechan dengan segera berpura-pura memejamkan matanya saat mendengar langkah kaki mendekat dan suara pintu kamarnya yang dibuka. Tetua Jisoo masuk, berjalan mendekati ranjang Haechan menuju nakas di sampingnya. Tetua Jisoo meletakkan segelas susu panas di nakas. Ia biasa melakukannya setiap hari, setengah jam sebelum fajar sehingga saat fajar tiba, susunya sudah berubah menjadi hangat dan siap diminum oleh Haechan.

Tetua Jisoo berjalan keluar dari kamar Haechan, saat pintu tertutup netra Haechan terbuka. Melihat segelas susu dengan kepulan hawa panas diatasnya. Menandakan betapa panas susu itu. Samar-samar Haechan mendengar suara di depan kamarnya. Dengan sangat hati-hati Haechan mencoba mendekati pintu dan menempelkan telinganya di daun pintu.

Mencoba menguping.

"Sudah kau tambahkan dosisnya, tetua?"

"Ya Jeno, sekarang jelaskan padaku. Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Haechan.. dia.. tadi ada di kamar Mark...apa kau lupa mengunci pintunya tetua?"

"Maaf, ... ya mungkin aku lupa."

Aku terlalu fokus memikirkan Mark of Cain sehingga melupakan mengunci ruangan Mark.

Sejak Haechan sudah mengalami efek dari ramuan tetua Jisoo yakni amnesia singkat dan sering kehilangan kesadaran yang membuat Haechan linglung, Jaehyun meminta tetua Jisoo untuk selalu mengunci kamar Mark.

"Tadi aku terbangun dan saat aku keluar dari kamarku, aku melihat pintu ruangan Mark terbuka. Aku masuk untuk memeriksa dan aku mencium aroma yang sangat kuat. Aku tahu lebih dari yakin bahwa itu aroma Haechan. Menguar kuat sekali di kamar Mark bahkan seperti mencekikku! Aku melihat Haechan hampir saja mencium Mark.. ini benar-benar gila. Aku bahkan tidak bisa berlama-lama di ruangan itu karena aromanya sumpah sangat membuatku kewalahan."

Jeno mengusak wajah dan rambutnya kasar,

"Itu terasa berbeda, dari aroma Haechan yang biasanya... Aku akan memberitahu Jaehyun Hyung."

-

Mark? Namanya Mark? Kenapa Jeno Hyung tidak ingin aku bertemu Mark?

Siapa Mark?

Haechan memejamkan matanya saat berhasil mencuri dengar perbincangan Jeno dan tetua Jisoo, mencoba mengingat apa yang terlupakan.

I love you, indeed my fullsun..

my fullsun...

Ngiinggggg

Haechan merasa kepalanya berputar, adegan dua orang yang saling berpelukan dan berciuman dalam sebuah gondola berlatar langit senja melintas begitu saja. Tidak jelas namun Haechan tahu itu dirinya bersama pria yang disebut Jeno, Mark.

Haechan menatap nanar segelas susu di samping ranjangnya, mengambilnya kemudian membawanya ke kamar mandi. Haechan membuangnya ke kloset. Menyiramnya dan meletakkan gelasnya kembali di nakas. Haechan merebahkan kembali tubuhnya di ranjang. Haechan tiba-tiba merasa mual saat mengingat selama ini ia meminum susu yang mungkin sudah dicampur apapun itu oleh tetua Jisoo.

---

Jaehyun mengangguk-angguk kecil saat mendengar ucapan Jeno tentang kejadian yang terjadi dini hari tadi. Jaehyun ternyata tampak gusar walau hanya sedikit.

"Tenang saja Hyung, tetua Jisoo sudah menaikan dosis ramuannya di susu Haechan. Setidaknya aman untuk saat ini."

"Kurasa kita harus benar-benar menjaga Haechan untuk tidak bertemu Mark. Ikatan mate mereka begitu kuat, jika sekali bertemu saja sudah seperti ini.."

SIGMA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang