|| MULAI HIDUP BARU ||
Happy Reading.
.......
Haechan membakar semua yang berhubungan dengan keluarganya, apapun itu, bahkan barang pemberian Jeno, ia ingin memulai hidup baru tanpa adanya orang-orang tersebut di sisinya. Ia melihat langit malam yang dipenuhi bintang di rooftop gedung apartemen, ia menghembuskan nafas lega dan berjalan menuju pintu masuk gedung.
Di tangga ia mendapat pesan dari Jaemin bahwa Jaemin ke rumah Haechan dan ia tak bisa menemukan Haechan, Haechan lupa bahwa dia memiliki sahabat yang selalu mendengar keluh kesahnya, jadi ia mengirim lokasi terkini pada Jaemin agar pemuda yang lebih tua darinya itu datang menemui dirinya.
Waktu terus berlalu, Haechan telah membeli sebuah penanak nasi dari uang hari pertamanya, ia meminta gaji diawal pada Felix dan menceritakan kurangnya alat masak di apartemen, karena Felix tahu bagaimana kehidupan Haechan saat ini, lalu Felix memberikan gaji untuk Haechan 2 bulan di awal agar Haechan bisa membeli barang apapun untuk memenuhi peralatan di rumahnya.
Saat ini Jaemin sudah diam menatap tajam ke Haechan yang menunduk sembari memainkan boneka beruang kecil yang ia dapat dari Zhaoyi.
"Kau kapan pindah? kenapa tidak memberitahukan padaku sejak awal? bagaimana bisa? apa mereka sekarang sudah mulai sangat keterlaluan?" tanya Jaemin.
Haechan menggeleng dan berjalan mengambil kue yang ia bawa dari toko.
"Kau tak usah khawatir kak, aku baik-baik saja di sini, lagipula kan aku sudah mulai bekerja." Katanya meyakinkan Jaemin. Jaemin mendecih dan memberikan cubitan ringan di lengan Haechan.
"Apa kau sudah makan?" tanya Jaemin.
Haechan menggeleng, melihat respon Haechan Jaemin pun langsung mengeluarkan bekal dari tasnya, Haechan tersenyum dan memberikan suapan pertama pada Jaemin.
"Entah mengapa aku selalu ingin kau jadi kakakku, kakak kandung, bukan hanya sekedar senior yang dekat dengan ku, kau sudah sangat perhatian bahkan untuk hal kecil seperti ini." Kata Haechan.
Jaemin mengangguk paham dan tersenyum, ia memiliki sifat turunan ibunya yang baik dan lembut, Haechan sudah ia anggap adik, ia tahu semua tentang Haechan, bahkan Haechan sendiri yang menjadikannya tempat untuk berkeluh kesah, Haechan terlalu lemah untuk berdiri sendiri, walaupun ia yakin bisa untuk sendirian, tapi ia pasti butuh seseorang untuk sekedar mendengar ceritanya.
Haechan dan Jaemin memakan makanan mereka dan mulai bermain game online bersama di ponsel masing-masing. Namun bunyi bel menyita perhatian mereka, Haechan berjalan ke pintu dan mengintip sedikit pada lobang yang berada di pintu.
"Siapa ya?" tanya Haechan.
Pria itu hanya diam dan memasukan amplop coklat dari bawah pintu unit apartemen Haechan.
Haechan mengambil amplop tersebut dan membukanya di depan Jaemin, ia melihat sebuah hasil DNA dan surat tangan dari Johnny.
Ini hasil DNA mu, kau ingat rambut mu yang aku tarik saat itu? aku sengaja mengambilnya untuk mencari tahu apakah kau putraku atau tidak, dan kenyataannya adalah, kau putraku.
Pulanglah, ibumu dan aku membuat kesepakatan, dan kami butuh kau untuk menyetujuinya, jika kau masih ingat pulang maka pulanglah, untuk saat ini baik Jeno ataupun Tiffany aku larang untuk berinteraksi dengan mu karena keinginan Jeno sendiri.
Hanya aku yang bisa berbicara dengan mu seperti ini Haechan, jadi pulanglah agar kami bisa bicara dengan mu.
Haechan mendecih dan merobek suratnya, ia melihat dokumen tersebut dan benar jika di sana tertulis Haechan adalah anak biologis dari Johnny dan Tiffany.
YOU ARE READING
I GOT YOU BROTHER || HAECHAN JENO.
FanfictionGenre Angst. "Dengarkan aku Haechan! kau adikku dan akan selalu begitu." - Jeno. "Apa kakak lupa? yang selalu diberi kebahagiaan itu cuman kakak, bukan aku!" - Haechan. Dia bahkan lelah untuk hanya sekedar bertahan.