|| BAYI KECIL ||
happy reading.
Haechan kembali ke kamar Jeno dan melihat sang ayah sibuk memasukkan barang ke dalam kardus, ia juga melihat Jeno sudah tidak lagi di infus.
"Kau sudah bisa pulang?" tanya Haechan. Jeno mengangguk dan meminta Haechan untuk membantunya berjalan ke kamar mandi. Haechan lalu dengan sigap mengambil pinggang kakaknya dan mengajarinya berjalan, Jeno tertawa melihat adiknya yang sangat ia sayangi itu.
"Tunggu di luar, jangan masuk! malu." Kata Jeno yang membuat Haechan terkekeh geli, ia langsung menutup pintu toilet dan berjalan ke arah ayahnya untuk bertanya apakah ada yang bisa ia bantu, tapi sang ayah bilang kalau Haechan fokus saja pada Jeno. Haechan mengelus punggung ayahnya dan berkata pasti ayahnya lelah karena diumur sekarang ayahnya harus banyak istirahat biarkan ia saja yang bekerja, tapi Johnny menolak ia mengatakan pada Haechan bahwa ia baik-baik saja.
Haechan lalu mendengar pintu toilet di buka, ia berlari ke arah kakaknya dan membantu sang kakak untuk duduk kembali ke ranjang.
Tiba-tiba ponsel Haechan berdering, ia merogoh sakunya dan melihat siapa yang menelfon, ia lalu mengangkat telfon tersebut dan berbicara agak jauh dari keluarganya.
"Halo dokter, ada apa?" tanya Haechan.
"Kau sedang sibuk?" tanya orang di seberang sana.
"Tidak, ada apa kau menelfon?"
"Ada laporan soal penemuan bayi di sungai utama kota, kau bisa ikut autopsi?"
"Kapan? kakakku akan pulang rawat inap sekarang, jadi." Dia berhenti sebentar dan melihat kakaknya.
"Tak apa, pergi saja jika sangat penting!" bisiknya pada Haechan, Haechan langsung tersenyum dan mengatakan bahwa dia bisa ikut autopsi kapanpun itu.
Ia langsung pergi dan memberikan pelukan pada ibunya, saat ia akan keluar dari rumah sakit ia melihat Zhaoyi duduk sendirian sembari menangis menatap jas rumah sakit yang selalu ia gunakan, Haechan berjalan ke arah adiknya dan memeluk Zhaoyi pelan.
"Saat aku lanjut kuliah forensik, aku juga merasakan bagaimana beratnya berpisah dengan rumah sakit ini, tapi percayalah jika mereka sudah mempercayai mu, mereka akan menerima mu lagi di sini." Ia lalu mengelus punggung Zhaoyi dan saat adiknya merasa tenang ia barulah pergi, Zhaoyi menatap punggung Haechan dan tersenyum, ia tahu bagaimanapun juga sang kakak pasti sangat menyayangi dirinya.
Sepanjang jalan Haechan terus menggigit tengah telunjuknya, kasus kali ini melibatkan bayi, entah bagaimana nanti Haechan akan menahan emosinya, ia sangat rapuh dan tak berdaya ketika melihat anak kecil kemarin, lalu sekarang seorang bayi, Haechan berharap bayi itu balita atau bahkan berusia 5 tahun, ia tak bisa bayangkan kalau yang meninggal adalah bayi kecil yang manis.
Namun.
Deg.
Haechan terdiam saat melihat kantong jenazah berukuran kecil itu dibuka.
"Kecil sekali." Celetuk teman satu angkatannya.
"Wajahnya bahkan masih terlihat jelas, namun sudah membiru karena lama di air." Kata dokter forensik yang ikut bersama ibu dokter ahli forensik dengan nametag Diana.
YOU ARE READING
I GOT YOU BROTHER || HAECHAN JENO.
FanfictionGenre Angst. "Dengarkan aku Haechan! kau adikku dan akan selalu begitu." - Jeno. "Apa kakak lupa? yang selalu diberi kebahagiaan itu cuman kakak, bukan aku!" - Haechan. Dia bahkan lelah untuk hanya sekedar bertahan.