I

88 13 3
                                    

Happy reading~
.
.
.

Seorang remaja berusia 15 tahun bernama Choi Jongho, bergegas beranjak dari kasurnya. Lalu, pergi ke kamar mandi.

"Sial! Aku bangun kesiangan!" Decaknya sembari berjalan menuju kamar mandi.

Di dapur seorang remaja dua tahun lebih tua dari Jongho, menghela nafas melihat meja makan masih kosong, tidak ada makanan yang tersaji disana, bahkan sepotong roti pun tidak ada.

"Aish! Sudah jam segini, kenapa dia belum bangun" Ketusnya sambil melihat jam tangannya.

Suara langkah kaki menuruni tangga terdengar, remaja yang lebih tua menoleh ke arah suara tersebut. Jongho berlari kecil ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuknya dan untuk kakaknya, Choi San.

Choi San dan Choi Jongho, keduanya adalah saudara kandung dengan perbedaan usia dua tahun. Kedua orangtuanya berpisah, sekarang mereka hanya tinggal berdua dirumah. Kedua orangtua kandungnya sudah tidak pernah datang lagi untuk menemui mereka, sang ayah hanya membiayai mereka tanpa pernah datang kerumah.

"Hyung, maaf. Aku bangun kesiangan" Kata Jongho dengan nada penuh penyesalan.

"Lupakan saja. Aku mau sarapan di sekolah saja. Aku pergi duluan". Kata San, lalu pergi.

☘️☘️☘️

Pria jangkung menghampiri San yang sedang duduk di kantin sambil menyantap roti dan sebotol susu.

"Tumben, sarapan di sekolah" Kata pria jangkung itu.

"Ssttt! Diem! Jangan ganggu!" Decak San.

"Wajahmu jelek kalo lagi badmood-" Kata pria jangkung bernama Jung Yunho itu "---Ada apa? Pagi-pagi udah badmood" Sambungnya.

"Si bocah lemah itu terlambat bikin sarapan" Kata San, lalu meminum susunya sampai habis.

Yunho menghela nafas mendengar jawaban San. Hanya karena itu dia sampai marah, padahal San seharusnya bisa bikin sarapan sendiri, tanpa harus nunggu adiknya bikin sarapan.

Yunho menepuk-nepuk punggung San "Udah udah, jangan ngambek lagi" Kata Yunho.

Hari ini Jongho datang terlambat karena dia bikin dulu bekal buat San, dia khawatir sama San karena belum sarapan tadi. Akhirnya Jongho dihukum sama Baek Saem, disuruh lari keliling lapangan sampai jam istirahat. Mau ga mau Jongho harus terima konsekuensinya, mana hari ini panas banget lagi.

Wooyoung yang baru aja balik lagi toilet, ga sengaja liat Jongho yang lagi lari keliling lapangan. Wooyoung mengernyitkan alisnya heran, ga biasanya Jongho datang telat sampai dihukum.

KRING! KRING!

Waktunya jam istirahat, Wooyoung langsung menghampiri Jongho, lalu menyodorkan botol minum "Nih, minum dulu. Pasti kau lelah". Kata Wooyoung. Jongho tersenyum, lalu segera meminumnya "Makasih Hyung". Kata Jongho.

Wooyoung mengangguk, lalu mengusak kepala Jongho gemas.

Wooyoung itu kakak kelasnya Jongho, dia sekelas sama San sama Yunho juga. Kenapa Wooyoung sama Jongho bisa deket? Karena waktu itu Jongho pernah nolongin Wooyoung ngerjain soal matematika. Asal kalian tahu, walaupun Jongho beda satu tingkat dari Wooyoung, tapi IQ Jongho itu diatas rata-rata, dia pinter banget, dia juara 1 terus dikelasnya. Tapi, dia ga pernah kasih tau kakaknya.

"Tadi sarapan dulu ga?". Tanya Wooyoung.

"Udah kok, Hyung". Jawab Jongho. Bohong, Jongho ga sempet sarapan tadi, karena sibuk masak buat San.

"Kau bawa bekal?" Tanya Wooyoung sambil menunjuk tote bag disamping tas Jongho.

"Itu buat San Hyung. Dia tadi ga sempet sarapan, jadi aku bawain bekal buat dia" Jawab Jongho sembari menunjukkan gummy smilenya.

Jongho segera ngambil tasnya "Hyung, aku duluan ya. Mau ngasihin bekal buat San Hyung" Kata Jongho, lalu pergi dengan berlari kecil.

"Dasar tukang bohong" Gumam Wooyoung.

Jongho celingak celinguk dari jendela depan kelasnya San, dia nyari San tapi ternyata San ga ada di kelas. Dia liat Yunho yang keluar kelas "Yunho Hyung!" Sang empu langsung menoleh.

"Eh, Jongho. Ada apa?" Tanya Yunho. Dia menatap Jongho dari atas sampai bawah, Jongho berantakan banget. Baju seragamnya basah, almamaternya ga di pake, terus di dahinya penuh sama keringat. Yunho jadi mikir, apa jangan-jangan Jongho dihukum karena terlambat?.

"Hyung, liat San Hyung?" Tanya Jongho.

"Dia pergi ke kantin kayaknya". Jawab Yunho.

"Boleh minta tolong? Tolong kasihin ini ke San Hyung" Kata Jongho sambil menyodorkan tote bag.

"Bekal buat San?-" Tanya Yunho, dijawab dengan anggukan Jongho.

"---Nanti aku kasihin ke dia, makasih ya" Sambungnya sambil mengusak kepala Jongho gemas.

Yunho pergi ke kantin  menyari San, siapa tahu bocah itu beneran pergi ke kantin. Bener aja, San lagi duduk di pojokan.

"Jongho tadi nyariin ke kelas, tapi kau malah ada disini. Dia nitipin bekal tadi" Kata Yunho.

"Makan aja, udah kenyang" Tolak San.

"Dia sengaja masak bekal untukmu, San. Makan cepetan, kasian Jongho" Kata Yunho.

"Bodo amat" Acuh San.

Akhirnya San membawa bekal yang Jongho masak buat dia ke tempat sampah, lalu dibuang. Yunho membulatkan matanya tak percaya. Tanpa San sadari, dari kejauhan Jongho liat San yang sedang membuang makanan yang ia masak ke tempat sampah.

☘️☘️☘️

Malam harinya, San lapar tapi tidak ada makanan. Akhirnya ia pergi ke kamar Jongho.

CEKLEK!

"Beliin cemilan. Stok cemilan udah habis" Titah San.

"Bentar, Hyung. Dikit lagi beres" Kata Jongho yang lagi sibuk ngerjain tugas.

"Cepetan!" Jongho buru-buru beresin tugasnya, lalu membereskan alat tulisnya.

Saking buru-burunya, Jongho sampai lupa pakai hoodienya. Cuaca di luar dingin banget, dia langsung pergi ke minimarket yang jaraknya lumayan agak jauh dari rumah.

Jongho langsung ambil cemilan kesukaan San, abis itu dia bawa ke kasir buat bayar. Jongho gesekin kedua telapak tangannya, dia baru sadar kalo dia ke minimarket cuman pake kaos hitam sama celana pendek pula.

Setelah semua barang di scan, Jongho langsung menyodorkan kartu. Setelah selesai bayar, Jongho buru-buru lari pulang ke rumah.

Setelah sampe rumah, bukannya bilang makasih. San malah langsung nyerobot ngambil keresek isi cemilan, terus dia bawa ke kamarnya. Jongho mengerjap matanya kaget, setelah itu Jongho kembali ke kamarnya.

Saat masuk kamar Jongho langsung naik ke kasur, lalu ia segera menarik selimut ke badannya, badan Jongho menggigil hebat. Sebenarnya ia udah kedinginan sekali, cuman ia tahan. Dia tidak mau di pandang lemah oleh kakaknya.

Di kamar sebelah, San lagi anteng nonton drama sambil makan cemilan. Dia bahkan ga tahu kalo Jongho demam, gara-gara buru-buru disuruh beli cemilan sama dia tadi.

"Yahh...udahan. Penasaran banget sama next episode-" Gumam San.

"---Banyak banget ini anak beli makanannya. Tapi, baguslah" Sambungnya.

Didalam kamar Jongho menggigil hebat, Jongho tidak kuat terhadap udara dingin atau bisa dibilang ia mengidap hipotermia.

"Aku harus kuat, ga boleh lemah" Gumamnya.










Halo~~~
Welcome to new book! Heheee
Mohon maaf banyak typo bertebaran😭
Semoga suka yaaa😁


Thanks for reading~
See in next chapter~
Bye bye~

Grown UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang