XVIII

83 11 0
                                    

Happy reading~
.
.
.

Kini Jongho kembali tinggal bersama San, saat ini dirumah San sangat ramai karena ada Wooyoung dan Yunho. Wooyoung sama sekali tidak ingin jauh-jauh dari Jongho,  seperti halnya sekarang. Ia tengah memeluk tangan Jongho yang duduk disampingnya, sedangkan si pemilik tangan sedang sibuk bermain game dengan Yunho. Sesekali Wooyoung memainkan pipi Jongho untuk mengganggunya, namun untungnya Jongho kuat iman.

San baru saja kembali kerumah, ia mampir dulu ke minimarket untuk membeli makanan dan minuman. Ia berjalan menuju ruang tengah sembari menenteng kresek hitam berisi makanan dan minuman di kedua tangannya. Melihat San datang, Wooyoung segera bangkit dari duduknya dan menghampiri San. Ia mengintip penasaran, apa barang yang dibawa oleh San.

"Ini cemilan untuk kita" Ungkap San.

Wooyoung kembali ke sofa dan memeluk tangan Jongho setelah tahu barang yang dibawa oleh San. San menggelengkan kepalanya saat melihat Wooyoung memeluk tangan Jongho, terlihat Wooyoung seperti seorang adik yang clingy dengan kakaknya. San mengeluarkan makanan dan minuman yang ia bawa satu persatu ke atas meja. Wooyoung diam-diam mencari cemilan yang ia cari, setelah menemukannya ia segera mengambilnya dan membuka bungkus cemilan tersebut.

Ia segera memakannya, lalu ia menoleh ke arah Jongho yang sangat fokus bermain game. Akhirnya Wooyoung mengambil cemilan itu, lalu mengarahkannya pada mulut Jongho. Yang lebih muda memasukkan cemilan itu ke mulutnya tanpa menoleh.  Wooyoung terkekeh, kemudian mencium pipi Jongho. San melohok melihat Wooyoung mencium pipi adiknya, beraninya dia mendahului kakak kandungnya.

"Jangan cium-cium" Ketus San.

"Bodo amat, wlee!" Ejek Wooyoung.

"Kau kalah cepat, San-a" Timpal Yunho yang sibuk bermain game.

San mencoba menarik Wooyoung agar menjauh dari Jongho, namun Wooyoung memeluk tangan Jongho dengan erat. Yang lebih muda hanya pasrah, tangannya kini jadi sasaran pelukan Wooyoung. San semakin gencar menarik Wooyoung, sedangkan Wooyoung teriak tidak terima dengan perlakuan San. Wooyoung segera mengigit tangan San, sang empu meringis sembari berusaha menjauhkan tangannya, namun tidak semudah itu Wooyoung melepaskan gigitannya.

"Tinggal duduk di sebelah kiriku, ribet amat" Sindir Jongho pada San.

Wooyoung melepaskan gigitannya sembari terkekeh, San menatap Wooyoung penuh dendam, lalu duduk di samping kiri Jongho sembari mengelus tangannya. San menyandarkan kepalanya ke bahu Jongho, membuat yang lebih muda membeku terkejut. Menyadari San menyandarkan kepalanya ke bahu Jongho, Wooyoung segera memukul tengkuk San. Dan terjadilah perang dingin antara San dan Wooyoung, Jongho yang berada ditengah-tengah diantara mereka hanya bisa menghela nafas.

Yunho tak kuat menahan tawa melihat perang dingin antara dua sahabatnya itu, tawa lolos dari mulutnya saat melihat wajah pasrah Jongho. Ingin rasanya Jongho memukul Yunho, bukannya melerai San dan Wooyoung, dia malah tertawa. Perang dingin semakin sengit, Jongho memejamkan matanya kemudian menarik nafas "BERHENTI!" Teriak Jongho. Sontak San dan Wooyoung langsung terdiam terkejut, begitu pula dengan Yunho. Jongho segera mengambil dua buah cemilan, lalu memasukkannya kedalam mulut San dan Wooyoung. 

Saat Jongho hendak beranjak dari duduknya, San dan Wooyoung segera menahan Jongho. Lagi-lagi, helaan nafas keluar dari mulut Jongho. Sebenarnya ada apa dengan San dan Wooyoung yang tiba-tiba super clingy padanya. Keduanya memegang erat tangan Jongho, mencegah yang lebih muda pergi.

"Hyung! Kalian kenapa sih?!" Ucapnya kesal.

Keduanya hanya terdiam sembari saling memberikan tatapan penuh dendam, Yunho menggaruk kepalanya tidak habis pikir dengan mereka. Namun, disisi lain Yunho senang karena kini San mulai peduli dan sayang dengan Jongho. Jadi, sekarang ia tidak perlu terlalu khawatir dengan Jongho, karena sekarang San akan merawatnya dengan baik dirumah. Yunho beranjak dari duduknya "Awas! Awas!" Kata Yunho sembari melepaskan tangan mereka dari Jongho. Yunho meminta Jongho untuk berdiri, dengan cepat yang lebih muda segera beranjak dari duduknya. Yunho memeluk tangan Jongho "Dia milikku sekarang" Ujarnya. Jongho menatap Yunho tak percaya "JUNG YUNHO!" Teriak San dan Wooyoung.

Keduanya segera menyerbu Yunho, Jongho menghela nafas sembari menggelengkan kepalanya. Ia jadi bingung, sebenarnya yang lebih tua itu siapa disini? Perang dingin bersambung di part 2, ketiganya saling cubit dan saling jambak. Karena semakin seru, Jongho memilih untuk duduk dan memakan cemilan sembari melihat drama action yang tengah berlangsung di hadapannya. Ditengah-tengah semakin serunya huru-haram, tiba-tiba ponsel Jongho bergetar. Ada nomor tidak dikenal menghubungi Jongho, ia setengah hati untuk menjawab telepon itu, takutnya ada orang yang hanya iseng.

Akhirnya Jongho mengabaikannya, namun tak lama ponselnya kembali bergetar. Dan nomor itu kembali meneleponnya, Jongho menghela nafas lalu menjawab ponselnya "Halo? Dengan siapa?" Ujarnya sembari beranjak dari duduknya hendak pergi ke tempat yang hening.

"Jongho-ya, ini eomma

Jongho membeku dan tak sadar ia menjatuhkan ponselnya, mendengar suara benda jatuh mereka bertiga segera menoleh ke arah Jongho yang tengah berdiri mematung. San menyadari pasti ada sesuatu yang tidak beres dan itu bersangkutan dengan keluarga, ia segera menghampiri Jongho. Ia mengambil ponsel Jongho yang tergeletak di lantai dan melihat layar ponsel adiknya, Jongho mendapat telepon dari nomor tidak dikenal, hal itu membuat San menjadi waspada. Ia takut kalau nomor ini adalah nomor ayah mereka.

Wooyoung dan Yunho sudah pulang, sebenarnya tadi sempat ada drama yang terjadi. Wooyoung tidak ingin pulang, karena melihat situasinya sedang tidak baik. Yunho mau tidak mau memaksa Wooyoung untuk pulang, ia tidak peduli jika Wooyoung akan marah padanya nanti.

☘️☘️☘️

Malam harinya, San tengah menyiapkan makan malam. Melihat Jongho yang terus melamun sejak tadi, membuat San khawatir. San memilih untuk duduk disamping Jongho dan meraih punggung adiknya "Ada apa? Apakah ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya San. Jongho menggeleng pelan sembari tersenyum ke arah San, yang lebih muda berusaha menutupinya dari San.

San menghela nafas "Siapa orang yang meneleponmu tadi?" Tanya San to the point.

Jongho terdiam beberapa saat "Eomma" San membelalakan matanya saat mendengar jawaban Jongho.















Ga kerasa Idul Fitri udah lewat☹️
Mohon maaf lahir dan batin buat semuanya🙏😊
Semoga kita bisa ketemu lagi di Bulan Ramadhan tahun depan dengan keaadaan sehat walafiat serta dengan keluarga yang lengkap, tanpa ada yang berkurang😊🙏

Selamat berlibur ke kampung halaman dan berkumpul dengan keluarga🙏😊💕









Thanks for reading~
See you in next chapter~
Bye bye~

Grown UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang