Udah agak panjang kan? Hope you'll like it,hehe.
Yaudah deh gak mau banyak bacot.Males ngetik panjang juga sih,oiya cuma mau bilang.As always,jangan lupa vomment!
Happy reading!
R.A.L
»«»«»«»«»«»«»«»«»«»
Fio POV
"Haii keponakanku yang tampan,ada apa? Tumben sekali kau kemari"ucap uncle Ben sambil memelukku hangat,aku balas memeluknya.Dia adalah pamanku,keluargaku satu-satunya.
Sudahlah,aku tak mau membicarakan kecelakaan yang merenggut nyawa mereka.
"How're you uncle? Ah ya,sebenarnya aku kesini ingin meminta bantuan detektif kenalan uncle.."uncle Ben melepaskan pelukannya,lalu menatapku heran.
"I'm fine,siapa yang ingin kau selidiki?"aku menggeleng pelan,lalu tersenyum tipis.
"Ah tidak,hanya seseorang yang lumayan membuatku penasaran.."jawabku seadanya,uncle Ben tersenyum lebar.
"Ah.. Aku tahu,pasti seorang wanita kan? Baiklah aku akan membantumu,nanti akan kukabari Farel --detektif kenalan uncle Ben-- untuk menemuimu"ujarnya sambil menepuk bahuku pelan,
"Terima kasih,uncle.Kau memang paman yang paling bisa diandalkan"ucapku tulus,uncle Ben memelukku sekali lagi sebelum aku pulang.
Tanpa Fio sadari di bibir pamannya tersungging senyum licik,entah apa maksudnya.
Author POV
"Maafkan kami pak Abraham,tapi kami takkan lama.Kamis nanti,kami pasti sudah sampai di Jakarta"ucap Joe,ia dan Andro terpaksa pulang ke kampung halamannya saat baru sampai di Jakarta karena salah satu kerabatnya meninggal dunia.Kebetulan mereka berdua adalah saudara sepupu dan mau tak mau mereka harus pulang bersamaan untuk membantu proses pemakaman.Bia sudah menyampaikan belasungkawanya,begitupun dengan Fio.
"Baiklah,hati-hati disana.Jangan lama-lama"pesan Fio yang mengantar mereka berdua sampai bandara,sementara Bia membantu menurunkan koper mereka dari mobil dengan sigap.Andro menghampiri Bia yang sudah selesai dengan pekerjaannya mengangkuti koper,
"Kau sendiri tak apa kan,Bian?"
"Yah.. Semoga aku bisa mengawal pak Fio dengan baik"bisik Bia.
"Ya sudah,jaga kesehatanmu ya!"celetuk Joe yang tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Andro,ia mengacak rambut Bia gemas.Baginya,sosok Bia sudah seperti adik lelakinya sendiri.Bia sendiri pun tak keberatan dianggap begitu.
"Ugh.. Cepatlah kau pergi! Aku bisa menjaga diriku sekaligus pak Fio sendiri"cibir Bia mengerucutkan bibirnya,membuat Joe dan Andro tergelak sebelum akhirnya memasuki pesawat.
°°°
"Jadi,rencananya hari ini kita kemana pak?"tanya Bia pada Fio yang tengah sibuk mengutak-atik tab di tangannya.
"Mampir di apartemenku sebentar,kemudian langsung terbang ke Tokyo"ucap Fio enteng sambil tetap memainkan tabnya,sementara Bia mengerjap tak percaya.
"To.. Tokyo,Jepang pak?"tanya Bia memastikan.
"Iya lah,emang Tokyo mana lagi"jawab Fio gemas,kemudian mereka melanjutkan perjalanan menuju apartemen dengan suasana hening.Bia dan Fio sibuk dengan pikirannya sendiri-sendiri.
"Wow! jadi ini apartemennya" gumam Bia dalam hati menatap kagum apartemen mewah di kawasan Sudirman yang menjulang tinggi di hadapannya,baru kali ini dia mampir di apartemennya Fio.
"Sedang apa kau? Ayo cepat masuk!"tegur Fio yang sudah berada di pintu masuk apartement,Bia melanjutkan langkahnya sambil tersenyum kikuk.
Sesampainya di depan pintu apartemen..
"Kamu bukain pintunya,saya ribet nih bawa barang saya"ucap Fio,menunjuk pintu apartemennya.
"Tapi kan saya gak tau kodenya,pak?"ucap Bia polos,sambil menggaruk rambut palsunya yang bergaya spike alias naik semua karena diberi pomade.
"Tanggal lahir saya!"ucap Fio tegas,ia juga ingin tahu apakah Febrian tahu tanggal kelahirannya.Tak disangkanya Febrian menekan tanggal lahirnya dengan lancar,pintunya pun terbuka.
"Saya kira,kamu nggak tau"celetuk Fio masuk ke dalam apartemennya,meletakkan barangnya kemudian berdiri di depan jendela yang terbuka.
Apa sih yang saya nggak tahu dari bapak! rutuk Bia dalam hati sambil mengikuti langkah Fio,namun ia sedikit curiga melihat sekilas seperti siluet seseorang di dekat jendela.
"Pak Fio,awass!"
Seketika ada seorang pria berbaju hitam melompat masuk dari jendela,Bia memasang kuda-kuda setelah Fio berdiri di belakangnya.Orang itu bergerak melayangkan pukulan pada Bia,tapi berhasil dihindarinya,berkali-kali orang itu melancarkan serangan namun tetap saja meleset.Bia tersenyum sinis,dan Fio yang melihatnya tampak tercengang.
Benarkah itu Bia yang daritadi bersamanya? Bia yang kelihatan sangat polos itu?
"Now,my turn"
Bia menghampiri orang itu lalu menendang pangkal pahanya,membuat orang itu meringis sebentar kemudian pria itu melanjutkan serangannya lagi.Dengan gesit,Bia menghindari pukulan itu dan bergerak cepat untuk memelintir kedua tangan penjahat itu.Tak lupa ia menyikut lehernya dengan kencang,membuat orang itu tak sadarkan diri.
"Telepon polisi,pak Fio!"ucap Bia,Fio menekan tombol telepon rumahnya dengan cepat menghubungi polisi.Namun tiba-tiba orang itu sadar,ia langsung terjun dari jendela tanpa sempat dicegah oleh Bia.
"Biarkan saja dia,kau tak apa?"ucap Fio mendekati Bia,
"Harusnya kan saya yang nanya begitu sama bapak"
"Kan kamu yang barusan mukul penjahat,kamu-"
Bruugh!
Tiba tiba Bia limbung dan tak lama terjatuh,Fio menghampirinya.
"Hei! Kau kenapa??"Fio menepuk pelan pipi Bia,kemudian menyentuh keningnya.Ternyata dia hanya sedang demam,
"Ck.. Kau membuatku kaget saja,nona"Fio membawa Bia yang pingsan ke kamarnya sambil tersenyum samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BodyGuard In Love
RomansSeorang wanita bernama Fabia Prasetyo,adalah satu-satunya wanita yang bekerja sebagai bodyguard karena campur tangan ayahnya.Ia tak diterima bekerja di manapun,kecuali di agensi bodyguard ternama tempat bekerja ayahnya. Ia pun terpaksa menyamarkan n...