Hari berikutnya Aleo dan Elio berusaha untuk membuat tembok penghalang untuk hubungannya. Kebiasaan Aleo yang suka masuk tanpa izin ke kamar milik Elio ia hentikan. Elio yang dulu akan menunggu Aleo untuk pergi dan pulang sekolah, sekarang memilih untuk berangkat dengan Alen.
Di sekolah, mereka sangat jarang bertegur sapa. Mereka akan berkomunikasi jika itu penting. Orang yang melihatnya malah bingung. Kata mereka, dari pada 'saudara ketemu gede' mereka lebih terlihat seperti mantan yang saling menghindar.
***
Sejak mereka putus, Elio sering melihat Aleo pergi ke kantin bersama Shaka. Ternyata tebakan teman-temannya benar. Shaka dekat lagi dengan Aleo. Dan perasaan panas apa ini? Sudah pasti cemburu.
Jika Aleo masih menjadi pacarnya, mungkin saat ini Elio yang ada di posisi Shaka.
"Iya, kan? Apa kata gue, Shaka pasti deketin Aleo lagi," bisik Jiran memulai rumpian siang ini.
"Iya anjir, Shaka si ansos ternyata berani deket lagi sama Aleo," timpal Alen yang diam-diam memperhatikan Aleo dan Shaka yang duduk tidak jauh dari mereka.
"Emang kenapa sih, hak mereka juga deket atau nggak." Elio berusaha terlihat biasa saja.
"Iya juga sih. Gue masih kebawa suasana el, rasanya aleo masih pacar lo," ucap Jiran.
Alen mengangguk menyetujui.
Sama. Elio juga rasanya masih belum rela melihat Aleo bersama Shaka.
***
Istirahat kedua Elio memilih pergi ke perpustakaan untuk menenangkan diri. Rasanya belum terbiasa jika di sekolah ia tidak bersama dengan Aleo. Mencari kesibukan adalah solusi terbaik melupakan masalah.
Saat sedang membaca lembar demi lembar buku dihadapannya, Elio merasakan ada yang duduk di depannya. Maka Elio mengangkat kepalanya untuk melihat siapa dia.
"Revan?"
Dan senyum hangat yang Revan berikan.
"Baca buku apa?" tanya Revan.
Elio menunjukan sampul buku berwana putih itu kepada Revan.
"Novel, ya? Emang suka baca novel kamu?"
"Lumayan, baca buku pelajaran sering bikin ngantuk. Jadi sekarang aku baca buku novel ini."
Revan mengangguk mengerti dengan senyum yang sedari tadi tidak ia turunkan.
"Kamu sendiri? Baca buku apa?" tanya balik Elio.
"Nggak. Tadi selesai kelas, bu evi suruh aku nyimpen buku ini ke perpustakaan. Terus liat kamu, jadi sekalian nyapa aja."
Revan berdiri dan berlalu menuju Pak Juan—penjaga perpustakaan sekolah—untuk mengembalikan bukunya. Setelah selesai, ia duduk kembali dengan Elio.
"Nggak laper? Kantin ayo!" ajak Revan.
Elio menggeleng, "Lagi males ke kantin, nih."
"Ke taman? Kamu duluan ke taman, nanti aku nyusul bawain makanan, gimana?" Revan menawarkan.
"Boleh deh."
***
Kini keduanya sudah berada di taman sekolah dengan buku dan makanan ringan di tengah kursi mereka. Elio tetap membaca bukunya, kali ini dengan suara yang bisa didengar Revan. Mereka tertawa ketika mendapati adegan lucu, lalu membicarakan karakter dari buku itu, dan ikut kesal ketika si pemeran antagonis muncul. Terkadang Revan hanya memperhatikan wajah Elio dan mengabaikan ceritanya.
"Minum dulu nih, gak cape baca buku terus, hm?"
Elio menerima minuman botol yang sudah Revan buka untuknya.
"Makasih ..."
Revan tersenyum dan mengangguk.
"El, ada ulet kecil di rambut kamu."
Elio bertanya dimana dengan panik, karena ia paling tidak suka dengan ulat. Revan menenangkan Elio dengan memegang bahunya.
"Diem dulu, aku ambil ya."
Revan mengambil ulat itu dengan daun, takutnya ulat itu membuatnya gatal. Karena sebenarnya mereka duduk memang di bawah pohon, jadi wajar jika ada ulat kecil yang tidak sengaja jatuh di kepala Elio.
Elio menunduk sambil memegang tangan kiri Revan karena panik. Sementara Revan mendekatkan dirinya untuk melihat lebih jelas ulat itu. Setelah berhasil mengambil ulatnya, Revan segera membuangnya. Belum Revan berbicara, tonjokan dari seseorang menghantam pipinya.
Elio terkejut ketika mendapati Aleo yang memandang Revan penuh emosi.
"Leo!" teriak Elio berusaha melerai.
"Lo ngapain sama Elio hah?!" teriak Aleo.
"Apa anjing?! Gua gak ngapa-ngapain!" balas Revan dengan sama emosinya.
Aleo kembali menonjok pipi Revan.
"Leo—"
"Hei!" teriak Pak Indra yang tiba melerai mereka.
Pak Indra meminta Revan dan Aleo ke ruangannya. Tadi Alen yang melihat pertengkaran mereka dan mengadu pada Pak Indra.
"Lo nggak apa-apa, kan?" tanya Alen.
Elio menggeleng pelan.
***
Hai guys maaf banget baru sempet update sekarang:)
Marahin aja aku karena jarang up😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost [incest!]
FanfictionKalo udah terlanjur cinta, ya terobos aja. Incest! Jangan mampir apa" kalo semisal gak suka sama genrenya!!! Kalo mau kritik sama saran boleh ya sayang-sayangku ❤️