[ empat ]

768 79 3
                                    

"Thorn!"

Segera Ia membuka matanya lebar-lebar.

'Dimana lagi ini?' batin Thorn

Matanya melihat sekitar. Ada Halilintar, Gempa, Ayahnya, dan Solar

"Thorn, apa benar yang dikatakan Solar?" Tanya Ayahnya

"Apa—"

"Dia bilang kalau yang buat dokumen kertas ayah hancur itu Thorn. Itu benar?" Tanya Halilintar menatapnya lamat-lamat

Thorn menatap bingung kakaknya. Apa yang dimaksudnya? Padahal ia baru saja bangun dan sudah dituduh yang enggak-enggak

"Lalu kau juga mencuri dokumen Tapops" lanjut Halilintar

Sungguh dalam hatinya ia tak yakin adiknya yang lucu ini melakukan pencurian dokumen. Apalagi yang membuat dokumen kertas Ayahnya basah dan hancur

"Tidak, aku tak tau apa—"

"Tapi aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri" potong Solar meyakinkan kakak sulungnya

'Apa yang dilakukan Thorn disini sebenarnya?'

"Apa kau yakin itu Thorn?" Tanya Gempa yang sangat ragu dengan pernyataan Solar

"Iya kak Gem. Aku yakin itu dia. Bahkan postur tubuhnya aku sangat mengenalinya!" Ucap Solar

'Baru datang udah kena masalah, memang nasib sial' batin Thorn yang kesal

"Thorn. Ayah akan bertanya sekali lagi. Apa kau yang melakukannya?" Tanya sang Ayah

Seluruh mata pun tertuju padanya, menunggu jawaban yang keluar dari mulutnya

"Bukan aku, Ayah" jawab Thorn

"Lantas mengapa kau keluar dari ruangan Ayah saat pukul 13.10?" Ucap Solar

Ruangan Ayah itu adalah tempat terlarang yang tak sembarangan orang masuk. Karena itu Thorn yang keluar dari ruangan Ayah patut di salahkan

Gempa menatap Solar lamat-lamat

"Apa kau ada bukti, Sol?"

Solar mengangguk. Lalu ia mengeluarkan laptopnya dan memperlihatkan cctv rumah kemarin

Kamera menampilkan lorong sepi yang berada di lantai 2 rumah mereka. Tak lama, keluar Thorn dari ruangan sang Ayah dengan membawa sesuatu di tangannya

Rekaman cctv pun dimatikan oleh Solar

"Thorn, apa kamu perlu alasan untuk mengelak lagi?" Ucap sang Ayah yang menatapnya tajam

Sedangkan Halilintar seperti menatap  ragu rekaman tadi dan Gempa yang menatap dengan terkejut

Thorn menatap laptop Solar dengan pandangan tak percaya

'Apa Thorn di dunia ini agak jahat?'

"Thorn! Jawab pertanyaan Ayah!" Ucap sang Ayah yang mulai meninggikan suaranya

Gempa menatap khawatir Thorn yang dibentak. Adiknya itu sangat di sayang oleh almarhum ibunya dan Ayahnya tapi akhir-akhir ini ia sering terkena masalah

Seluruh tubuhnya bergetar karena ketakutan oleh Ayahnya. Ini adalah refleks dari tubuh Thorn dunia ini, bukan jiwa Thorn yang menetap tiba-tiba tadi

"Tapi itu bukan—"

"Mengaku saja Kak. Aku tau, kau bahkan bersengkokol dengan—"

"Sudah! Kalau memang Thorn yang melakukannya, harusnya sejak tadi dia menangis dan meminta maaf ke Ayah" Ucapan Gempa mampu membuat mereka yang berada di sana terdiam

Thorn, I just know || Thorn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang