Angin berhembus kencang menerpa rambut hitamnya. Tanaman di sekelilingnya ikut bergoyang karena hembusan angin
Matanya terus menatap pemandangan di hadapannya
'Pasti ada cara lain untuk menghindar' Batinnya lirih
'Tapi bagaimana?'
Tatapannya terlihat serius, wajahnya berekspresi datar. Tangannya meraih bunga dihadapannya dan mencabutnya
Tiba-tiba ada suara langkah terdengar dari belakangnya. Segera ia merubah ekspresinya
"THORN!"
Thorn menoleh, terlihat seorang laki - laki yang mempunyai rupa yang mirip dengan nya
"Kak Gempa!" Sahut Thorn dengan riang
"Kamu lagi apa?" Tanya Gempa yang ikut berjongkok di samping Thorn
"Liatin tanaman besar ini, katanya kemarin dia hampir layu" Ucap Thorn dengan nada sendu
Bohong. Tanamannya tak pernah ada yang layu. Rusak pun karena kakak-kakaknya yang tak sengaja menginjaknya
'Layu darimana coba?' Batin Thorn yang ingin tertawa karena ucapannya sendiri
"Karena Blaze?"
Thorn menggeleng
"Bukan, itu karena aku kurang merawatnya" Ucap Thorn
Gempa menghela nafas lega. Dia pikir adiknya menjahili Thorn, ternyata tidak
"Ayo makan dulu. Ada ayam kecap kesukaan Thorn" Ucap Gempa, membuat Thorn menatapnya berbinar - binar
"Ayok!"
Thorn menarik Gempa saking semangatnya. Ia berlari masuk ke rumah
Ia melihat meja persegi panjang dengan 7 kursi yang kini sudah di duduki 5 orang. Mereka tengah makan sambil berbincang-bincang walau di matanya seperti sedang bertengkar
Thorn langsung duduk di kursi yang kosong, tepatnya di sebelah kakak nya yang memakai jaket biru langit, Taufan
"Thorn, abis ngurus tanaman itu lagi?" Tanya kakaknya itu
"Iya, aku kurang merawatnya jadi ada yang layu" Jawab Thorn
"Tapi berhasil kan?"
Sekarang bertanya bukan kakaknya yang bernama Taufan tadi. Tapi kakak nya yang memakai jaket merah seperti api, Blaze
"Berhasil!" Ujarnya. Ia terlihat girang dengan wajah yang seperti anak-anak
"Kalau gitu habisin makanannya" Ucap Kakak sulungnya, Halilintar
"Baik lili-chan" Ucap Thorn membuat semua orang di sana terkejut
"Dapat sebutan itu darimana?" Tanya Halilintar. Bisa dilihat matanya menyala dengan sorot tajam, pertanda ia marah
"Kak Blaze" Tunjuk Thorn ke kakaknya santai
"Eh? E-enggak kok! Itu sebutan dari Taufan!" Ucap Blaze yang mengoper ke Taufan
"Apaan! Orang Blaze yang bilang duluan!" Bantah Taufan yang tak mau di salahkan
Jadi mereka saling nuduh satu sama lain membuat Hali semakin geram dan menjewer keduanya
"Aaaaaa!! Sakit kak!" Teriak mereka
'Berisik banget! Udah kayak pake toa' batin Thorn menatap mereka polos
"Kalian gak pengen bilang maaf? Atau mau di kasih hukuman?" Ucap Hali dengan dingin
"Udahlah kak, kasian mereka" Ucap si bungsu. Ia satu-satunya yang memakai kaca mata, Solar
KAMU SEDANG MEMBACA
Thorn, I just know || Thorn
Ficção AdolescenteThorn adalah anak ke 6 dari 7 bersaudara. Ia dikenal dengan kepolosannya yang seperti anak kecil dan penyayang tanaman. Namun ada sesuatu yang di sembunyikan Thorn dan jika mereka tau pun mereka takkan ingat. Warning!!! Karakter bukan milik saya! C...